Upacara Tabuik Simbol rasa duka, Padang Pariaman.Photo & Text by Barry
Kusuma
untuk melihat foto dan video Tabuik, silahkan klik link
ini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041
<http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041>
Peristiwa pembantaian Hussain, cucu Nabi Muhammad di Padang Karbala,
oleh pasukan Yazid bin Muawiyah dari dinasti Ummayah, menorehkan guratan
sejarah yang mendalam bagi umat muslim di dunia. Di Pariaman, Sumatera
Barat, peristiwa ini diperingati dengan melaksanakan sebuah upacara,
Tabuik.
Berasal dari kata `tabut', dari bahasa Arab yang berarti
mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai
barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun.
Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram,
dalam kalender Islam.
Simbol Rasa Duka
Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman,
sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan
bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di
Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan
keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian
memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar
setiap tahun.
Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah
sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan,
kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan
ritual khusus, yakni puasa.
Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda
yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua
buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang
berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umat
Islam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di
punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik
kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak
nantinya.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00, keramaian sudah
terasa di seantero Kota Pariaman. Seluruh peserta dan kelengkapan
upacara bersiap di alun-alun kota. Para warga lainnya berkerumun di tepi
jalan untuk menyaksikan jalannya kirab Tabuik. Tak hanya warga biasa,
para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara
paling kolosal di Sumatera Barat ini.
Tepat pada waktunya, Tabuik mulai diangkat dan karnaval pun dimulai.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang.
Di belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa
alat mu
sik perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan. Selama
arak-arakan berlangsung, seluruh peserta karnaval meneriakkan,
"Hayya HussainÂ… Hayya Hussain!!!" sebagai ungkapan hormat
kepada cucu Nabi Muhammad SAW tersebut. Sesekali, arak-arakan berhenti
dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil
diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke
pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada
kepercayaan bahwa dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di
samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang ke
langit, dengan membawa segala jenis arakannya.
Bila dibandingkan dengan upacara Tabuik yang digelar sepuluh tahun lalu,
upacara Tabuik yang ada sekarang memang berbeda. Kala itu, Tabuik dibuat
oleh dua kelompok warga dari kubu yang berbeda dan kemudian diadu satu
sama lain. Dalam prosesnya, tak jarang diikuti pula dengan baku hantam
para warga dari kedua kubu tersebut.
Atraksi Budaya Unik
Kini, unsur kekerasan yang tadinya terdapat pada Tabuik itu telah
dihilangkan. Upacara ini lebih diarahkan kepada sebuah atraksi budaya
yang menarik dan dapat dikonsumsi oleh para wisatawan. Selain
menyaksikan prosesi upacara Tabuik, para wisatawan dapat berkeliling di
pasar tradisional dan bazaar yang digelar seiring dengan perayaan ini.
Nikmati juga salaluk dan rakik maco, makanan khas Pariaman yang banyak
dijajakan di pinggir pantai. Sayangnya, sampai kini, pelaksanaan upacara
Tabuik belum digarap secara maksimal. Masih ada sejumlah kendala yang
muncul dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal pendanaan.
Perayaan Tabuik tahun ini yang jatuh pada bulan Februari lalu misalnya.
Acara ini nyaris gagal dilaksanakan. Pemda setempat bahkan sempat
mengumumkan lewat media massa rencana pembatalan tersebut. Namun, berkat
kesungguhan warga Pariaman untuk menggelar acara ini, Tabuik pun
akhirnya dapat digelar dan dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung.
untuk melihat foto dan video Tabuik, silahkan klik link
ini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041
<http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041>

Kirim email ke