Hang  Tuah Berusia 200 Tahun  Berperang dengan Portugis dan Menang?
Displaying all 4 posts.
        * Irawan  Tokoh Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah diceritakan sangat 
luar 
biasa.  Ia mampu membuat malu Patih Gajah Mada selaku Patih Utama Majapahit.  
Padahal Majapahit pada saat itu diceritakan, mampu menghimpun Nusantara  dalam 
satu tongkat komando. Namun mungkinkah keluarbiasaan itu juga  terjadi 
diusianya 
yang hampir 200 tahun, dengan melawan Portugis dan  menang?

Sulastin Sutrisno (Hikayat Hang Tuah Analisa Struktur dan  Fungsi. Yogyakarta: 
Gadjah Mada University Press, 1983) dalam  pembahasannya menyejajarkan 
informasi 
Hikayat Hang Tuah dengan informasi  Nāgarakŗtāgama dan Pararaton atau Hang Tuah 
sejajar dengan tokoh Gajah  Mada masa pemerintahan Raja Tribhuwana Tunggadewi 
hingga Raja  Rājasanagara (1328 – 1389). 


Penyejajaran ini dilakukan pula oleh  Slametmulyana dan para sejarawan lain. 
Penyejajaran ini menyebabkan  semua informasi mengenai Hikayat Hang Tuah 
ditarik 
ke masa Raja  Rājasanagara. Ini dapat dimengerti karena Hikayat Hang Tuah 
ataupun  Sejarah Melayu tidak mencantumkan angka tahun seperti penulisan 
sejarah  
di Jawa.

Satu-satunya data yang menghubungkan Hang Tuah dengan  Majapahit adalah tokoh 
Gajah Mada. Sebagaimana di Hikayat Hang Tuah,  pada masa lalu orang Jawa yang 
tidak dekat dengan keraton juga biasa  melukiskan kejadian peristiwa sejarah 
dengan kejadian-kejadian alam atau  obyek-obyek terkenal. Misalnya tahun 
kelahiran putranya bertepatan  dengan gunung api meletus dsb. Pencatatan itu 
biasa dilakukan bagi  mereka yang tidak mengenal angka tahun. 


Kiranya penulisan  Hikayat Hang Tuah terjadi sepeti itu. Hikayat Hang Tuah 
menyandarkan  semua peristiwa dengan Gajah Mada Patih Majapahit yang paling 
terkenal  di Nūşântara saat itu. Namun ini tidak berarti cerita Hikayat Hang 
Tuah  salah. 


Gajah Mada wafat sesuai pemberitaan Nagarakrtagama tahun  1364 M. Dengan 
demikian kisah Hang Tuah ke Majapahit tentu lebih awal  dari itu, karena ia 
turut merajakan Raja Majapahit yang baru. Bila  misalnya maksud yang dirajakan 
itu adalah Hayam Wuruk tahun 1350, maka  tahun kelahiran Hang Tuah itu minimal 
1304. Kedatangannya pada masa Raja  Tribhuwana Tunggadewi.

Asumsi ini didasarkan pada Hang Tuah  melihat bayinya Raja Majapahit Baru 
sesuai 
cerita Hikayat Hang Tuah. Dan  pada saat ia melihat Raja Majapahit masih bayi 
itu, ia telah bergelar  Laksamana. Bila usia Hayam Wuruk menjadi raja adalah 16 
tahun di tahun  1350, maka 1350-16= 1334. Pada tahun 1334, Hang Tuah telah 
menjadi  Laksamana. Usia Laksamana paling muda diasumsikan berusia 30 tahun.  
Dengan begitu tahun kelahiran Hang Tuah adalah 1334-30 = 1304. 


Menjadi  sebuah keanehan kemudian. Hang Tuah di usia senjanya dapat mengusir  
Portugis sekalipun keris pusakanya kemudian hilang. Portugis menaklukkan  
Malaka 
tahun 1511. Dengan demikian saat Hang Tuah mengalahkan Portugis  tentu pada 
tahun yang lebih awal yaitu kurang lebih tahun 1500.  Pertanyaan: Apakah 
mungkin 
Hang Tuah dengan usia kurang lebih 200 tahun  mampu mengalahkan Portugis. Tahun 
1500-1304 = 196 tahun? 


Sebenarnya  bila informasi Hikayat Hang Tuah lebih dicermati sekali lagi, ada  
beberapa data yang sangat penting dipertimbangkan lagi. 


1.      Di  dalam Sejarah Melayu, Betara Majapahit dicatat mempunyai 2 orang 
patih  
yang memiliki kedudukan setara, yaitu patih Gajah Mada dan Patih Aria  Dikara. 
Pada Nāgarakŗtāgama, patih Majapahit hanya satu yang memiliki  kekuasaan 
pemerintahan besar. 
        * 
2.      Pada Hikayat Hang Tuah, Patih Gajah  Mada diceritakan masih hidup dan 
tetap 
menjabat Patih Majapahit selepas  Batara Majapahit. Sepeninggal Batara 
Majapahit, Patih Gajah Mada  meminta putra perkawinan Sang Maniaka dengan Radin 
Emas Ayu yaitu Radin  Bahar (cucu Betara Majapahit) menjadi Mahārāja Majapahit. 
Hal ini karena  Betara Majapahit disebut tidak memiliki putra pengganti. 
Informasi ini  tentu sangat bertentangan dengan Nāgarakŗtāgama. Menurut 
Nāgarakŗtāgama,  Patih Gajah Mada lah yang terlebih dahulu meninggal mendahului 
Mahārāja  Majapahit Rājasanagara dan Ibu Mahārāja Majapahit Tribhuwana Tungga  
Dewi. Kedua raja itu bergabung dalam sidang Pahem Nadendra kemudian  membahas 
tentang pengganti Patih Gajah Mada, Nag. 71.2-3. 
        * 
3.      Di  dalam Hikayat Hang Tuah, Hang Tuah disebut pernah berperang dengan  
armada Portugis dan menang. Armada Portugis dalam catatan sejarah belum  ada 
pada masa awal Majapahit. Ia baru muncul pada Majapahit Akhir. 


Data-data  tersebut menepis anggapan para ahli sejarah dan sastra Melayu yang  
menyebut Hikayat Hang Tuah mengacu kepada jaman Raja Tribhuwana  Tunggadewi 
hingga Raja Rājasanagara selama ini. Informasi ini lebih  menunjukkan ada Gajah 
Mada lain selain Gajah Mada patih Tribhuwana dan  Rajasanagara. Sekalipun 
mereka 
sama-sama merupakan Patih Majapahit namun  mereka hidup dalam kurun masa yang 
berbeda. Pada Babad Demak (Durma  XXXIX 1-3) Raja Brawijaya V disebut memiliki 
2 
orang patih . Patih  pertama Gajah Mada dan Patih kedua Dipati Wahan. Kiranya 
Patih  tersebutlah yang dimaksud oleh pengarang Hikayat Hang Tuah. Dan Raja  
Melayu yang dirajakan Hang Tuah adalah Raden Patah atau Radin Bahar  (Versi 
Hikayat Hang Tuah).

Gajah Mada versi Nāgarakŗtāgama dengan  Gajah Mada versi teks-teks Melayu juga 
berbeda. Gajah Mada versi  Nāgarakŗtāgama adalah Gajah Mada penakluk Sadeng dan 
Bali. Gajah Mada  versi teks-teks Melayu terutama Hikayat Raja-Raja Pasai 
adalah 
Gajah  Mada penakluk Nūşântara. Hal ini karena pada masa Gajah Mada era Raja  
Bera Wijaya V berlangsung penaklukkan ulang yang dilakukan Jawa atas  
Nūşântara. 
Penaklukkan Nūşântara pada masa Gajah Mada era Raja Brawijaya  V itu didukung 
pula oleh data Babad Jaka Tingkir Babad Pajang.

Kesimpulan:
1.      Ada Patih Majapahit bernama Gajah Mada sebagai Patih Tribhuwana dan  
Rajasanagara.
2.      Ada Patih Majapahit bernama Gajah Mada sebagai Patih  Brawijaya dan 
Ranawijaya (Raden Patah/Raden Bahar).
about  4 months ago
        * Rudy  Atau apakah mungkin si pengarang Hikayat Hang Tuah menganggap 
kedua  
Patih Gajah Mada, baik yang era Tribhuana maupun yang era Brawijaya V  
sekaligus 
sebagai Hang Tuah ?about 4 months ago
        * Irawan  Tidak. Seluruh data yang berhubungan dengan Gajah Mada di 
Hikayat 
Hang  Tuah hanya mengacu pada satu tokoh yaitu Gajah Mada era Brawijaya V  
(Sebutan untuk Raja Majapahit dalam Babad Tanah Jawi), Betara Majapahit  
(Sebutan untuk Raja Majapahit dalam Hikayat Hang Tuah) dan Kerthabumi  (Sebutan 
Raja Majapahit dalam Pararaton). 


Para sejarawan dalam  menganalisa Majapahit hanya menggunakan data karya sastra 
Jawa Kuno dan  Pertengahan dan Babad Tanah Jawi beserta turunannya tanpa 
analisa 
lagi. about  4 months ago
        * Satria  teruskanlah menulis mas irawan ... saya mengikuti ...about 3  
months 
ago

Kirim email ke