Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokaatuh
hizbiyah itu fanatik golongan. untuk penjelasan yang lengkap anta bisa baca  2 
artikel di bawah.



HIZBIYYAH BUKAN HIZBULLAH

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=81&bagian=0

DEFINISI HIZBIYYAH
Al-Hizbu secara bahasa adalah kelompok atau kumpulan manusia. (Al-Qomus 
Al-Muhith, Fairuz Abadi hal. 94). Dia berkata dalam Bashoir Dzawi Tamyiz 2/457: 
“Bashirotun fi Hizbi adalah kumpulan yang di dalamnya ada permusuhanâ€.Dan 
dikatakan bahwa Al-Hizbu adalah kelompok-kelompok yang berkumpul untuk 
memerangi para Nabi. 

Dan firman Allah Ta’ala:

"Artinya : Maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang". 
[Al-Maidah:56]

Sedangkan firman Allah Ta’ala:

"Artinya : Dan orang-orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, 
sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa 
kehancuran golongan yang bersekutu"[Al-Mukmin :30]

Al-Ahzab disini adalah kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang yang dihancurkan 
Allah setelah mereka [1]. Berkata Syaikh Ustadz Shofiyur Rohman Mubarokfuri : 
“Al-Hizbu secara bahasa adalah sekelompok manusia yang berkumpul karena 
kesamaan sifat, keuntungan atauikatan keyakinan dan iman. Karena kukufuran, 
kefasikan dan kemaksiatan. Terikatoleh daerah, tanah air, suku bangsa, bahasa, 
nasab, profesi atau perkara-perkara yang semisalnya, yang biasanya menyebabkan 
manusia berkumpul atau berkelompokâ€.[2]

Sedangkan dalam Al-Qur’an, lafadz hizbi mengandung beberapa makna:

[1]. Bermakna kumpulan orang yang masing-masing berbeda mahzab, ajaran dan 
alirannya.

"Artinya : Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan 
mereka". [Ar-Ruum : 32]

[2]. Bermakna laskar syaitan:

"Artinya : Mereka itulah adalah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa 
sesungguhnya golongansyaitan itulah golongan yang merugi" [Al-Mujadilah : 19]

[3]. Bermakna tentara Ar-Rohman:

"Artinya : Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya 
hizbullah itu adalah golongan yang beruntung" [Al-Mujadilah : 22]

Tidak samar lagi bagi siapapun yang memiliki pengetahuan bahwa masing-masing 
hizbi memiliki dasar-dasar dan pemikiran atau aturan-aturan yang menjadi 
undang-undang bagi hizbi tersebut, sekalipun mereka tidak menamainya demikian.

Dan undang-undang ini sama dengan azas yang menjadi sumber bagi aturan-aturan 
hizbi (kelompok) tersebut, dan dibangun diatasnya. Maka siapa saja yang mau 
mengakuinya dan menjadikannya sebagai dasar dalam beraktivitas, tergabunglah 
dia di dalam hizbi tersebut. Dia menjadi salah satu dari 
anggota-anggotanya,bahkan menjadi tokoh dari sekian tokoh-tokohnya. Sedang 
siapa saja yang tidak setuju, berarti bukan kelompok mereka. Jadi, 
undang-undang inilah yang menjadi dasar dalam wala’ (kasih sayang), 
bara’(membenci/bermusuhan), dalam bersatu dan berpecah, memuji dan 
menghina…[3]

Dari sini kita pahami bahwa di dunia ini hanya ada dua hizbi (kelompok) :
Hizbullah dan Hizbu Syaithan ; orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang 
merugi ; Muslimin dan Kafirin,….Maka barangsiapa yang memasukkan 
kelompok-kelompok yang bermacam-macam di dalam Hizbullah ini, berarti dia telah 
berandil besar dalam memecah belah Hizbullah ini, memecah kalimat mereka yang 
satu.

FENOMENA HIZBIYYAH
Merupakan kewajiban setiap muslim untuk mencabut system hizbiyyah yang sempit 
dan dibenci, yang melemahkan Hizbullah. Dan tidak perlu memberikan secuil cinta 
pun terhadapnya, agar agama ini seluruhnya hanya untuk Allah.
Adapun sekedar lari dari lafadz hizbi kepada nama-nama lain yang dirasa pantas 
dan lebih enak didengar adalah menjerumuskan diri ke dalam kebodohan. Sebab 
lafadz hizbi pada hakekatnya –baik secara bahasa ataupun secara syar’i- 
tidaklah tercela. Namun pada prakteknya, di balik lafadz ini hanyalah 
perselisihan, ikatan-ikatan yang tidak jelas, perpecahan dan sebagainya. Oleh 
karena itu merubah nama dengan hakekat yang semacam itu adalah perbuatan yang 
tidak pantas serta menipu orang lain dan diri sendiri. Karena nama tidak dapat 
merubah hakekat. 

Seseorang yang berwajah buruk tidak bisa menjadi bagus dan tampan hanya dengan 
kita beri nama Jamil, Hasan, atau Mas Bagus. Ini suatu misal. Demikian juga 
hizbiyyah (kelompok-kelompok) yang penuh dengan penyimpangan dari jalan agama 
yang lurus ini, baik dalam masalah i’tiqod, manhaj, mu’amalah dan 
lain-lain. Atau mengkonsumsi hasil pikiran sesat dari orang-orang yang kurang 
puas terhadap Sunnah Rosul dan manhaj salafi, menjadikan adat-istiadat –yang 
jelas-jelas mengotori agama ini- sebagai dasar gerakannya, juga tidak memiliki 
nyali untuk ingkarul mungkar karena takut miskin dan celaan manusia, menjadikan 
kebodohan dan prasangka sebagai dalil dalam dakwah dan sejenisnya, sekalipun 
diberi label atau nama : “Jama’atul Musliminâ€, “JamaahTablighâ€, 
“Islam Jamaahâ€, “Darul Hadistâ€, “Ikhwanul Musliminâ€, “Darul Islamâ€, 
“Harokah Sunniyahâ€, “Salamullah†atau nama-nama antik dan
 indah lainnya, tidak akan secuilpun merubah hakekat sebenarnya. 
PerhatikanHadistberikut:

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata : Kami berperang bersama Nabi dan 
sekelompok kaum Muhajirin berkumpul bersama beliau. Di antara kaum Muhajirin 
ada seorang yang suka bercanda sehingga memukul pantat orang Anshor. Maka 
sangat marahlah sahabat Anshor tersebut. Sehingga masing-masing kubu saling 
berseru. Orang Anshor tersebut berkata: “Wahai orang-orang 
Anshor,….â€.Orang Muhajirin berkata: “Wahai orang-orang 
Muhajirin,…â€.Mendengar hal tersebut Nabi keluar seraya berkata: “Ada apa 
dengan seruan Jahiliyyah itu?†Kemudian bertanya: “Apa yang terjadi kepada 
mereka?†Kemudian beliau dikabarkan bahwasannya ada seorang Muhajirin memukul 
pantat seorang Anshor. Selanjutnya Nabi bersabda ; “Tinggalkanlah, karena itu 
sangat burukâ€.[HR. Bukhori : 3518, 4905, 4907].

Dua nama “Muhajirin†dan “Anshor†merupakan dua nama syar’i yang 
disebut dalam Al-Qur’an dan Sunnah, bernasab dengan keduanya adalah baik, 
bukan sekedar nisbah seperti bernasab kepada suku dan daerah asal. Dan juga 
bukan suatu yang makruh atau bahkan harom seperti bernasab kepada hal-hal yang 
mengarah kepada bid’ah dan maksiat. Tapi nama syar’i yang baik ini tidak 
bisa membuat hakekat-hakekat yang buruk (hizbiyyah) menjadi baik. Bahkan karena 
hakekat ini Rasul mengingkarinya dengan menyatakan sebagai panggilan 
Jahiliyyah. Karena sekedar mendakwahkan nasab atau menyatakan adanya hubungan 
dengan sesuatu, semisal manhaj, atau nama-nama baik yang syar’i tidaklah 
cukup, bahkan bisa jadi bertepuk sebelah tangan jika hakekatnya tidak seperti 
namanya.

Penyair arab berkata:
"Setiap Orang mengaku punya hubungan dengan Laila, padahal Laila tidak 
mengakuinya".

Kalau demikian, perbedaan keyakinan atau perkara-perkara pokok yang lain tidak 
bisa dijadikan dalil untuk bolehnya berkelompok-kelompok sesuai dengan 
keyakinanmasing-masing.

HIZBIYYAH PEMECAH BELAH UMAT
Kita bisa saksikan masih banyak orang-orang yang kurang berfungsi atau memang 
sudah tidak berfungsi mata, telinga dan hatinya. Sehingga berceloteh dengan 
menyebarkan hadits yang tidak ada asalnya untuk melegitimasi keinginannya. 
Perselisihan umatku merupakan rahmat. Mereka buta, tuli serta tidak bisa 
memahami nash-nash yang shohih dan gamblang seperti firman Allah Ta’ala:

"Artinya : Dan perpeganglah kamu semuanya kepada tali (Agama) Allah dan 
janganlah kamu bercerai berai" [Ali-Imron : 103]

Dan firman Allah Ta’ala:

"Artinya : Dan Janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan 
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah 
orang-orang yang mendapat siksa yang berat" [Ali-Imron :105]

Dan firmanNya:

"Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, 
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa 
golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan 
mereka" [Ar-Rum : 31-32]

Dan firmanNya:

"Artinya : Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah 
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kam wahyukan kepadamu dan apa 
yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu : Tegakkanlah 
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya" [As-Syuro : 13]

Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Karena orang yang hidup di antara kalian sesudahku nanti, dia akan 
menyaksikan perselisihan yang sangat banyak sekali. Maka wajib bagi kalian 
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rosyidin setelahku. 
Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]

Sabdanya pula:

"Artinya : Sesungguhnya agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga 
golongan. Tujuh puluh dua di neraka, dan satu di surga. Dialah Al-Jama’ah" 
[Lihatlah Shohihul Jami’ : 638]

Dan hadist-hadist lain yang semisal.

Demikianlah…..hizbiyyah menjadi sangat identik dengan perpecahan. Ibarat dua 
sahabat karib yang memiliki hubungan yang kokoh. Dimana ada hizbiyyah, disitu 
pula terletak perpecahan. Di mana terjadi perpecahan, di sana pula ditegakkan 
prinsip-prinsip hizbiyyah. Hal ini tidak samar lagi bagi ahli ilmu dan tholabul 
ilmi. Perhatikan kembali hadist diatas (tentang Muhajirin dan Anshor). Disitu 
Rasulullah telah memerangi benih-benih perpecahan dan hizbiyyah ketika beliau 
melihat gelagat akan tumbuhnya sifat-sifat hizbiyyah yang sangat erat dengan 
perpecahan. Padahal seruan yang mereka nasabkan adalah seruan yang terpuji lagi 
baik, yaitu seruan yang bernasab kepada Muhajirin dan Anshor. Bukankah Allah 
telah memuji mereka, Muhajirin dan Anshor? 

Perhatikan firman Allah berikut:

"Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari 
golongan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan 
baik" [At-Taubah : 100]

Ketika nama-nama yang mulia ini dijadikan seruan-seruan untuk menganggap
dirinya lebih baik dari yang lain atau memenangkan/menolong seseorang karena 
dia termasuk kelompoknya, Rasulullah mengingkarinya dan 

menyebutnya sebagai seruan jahiliyyah. Dan semakna pula dengan seruan 
jahiliyyah ini adalah seruan atau bernasab kepada suatu qabilah, ta’asub 
(fanatik) kepada seseorang, kepada suatu mahzab atau kelompok, kepada syaikh, 
‘alim dan ulama’, mengunggulkan sebagian atas sebagian yang lain sekedar 
berdasarkan hawa nafsu dan fanatik buta. Lalu membangun wala’ (cinta) dan 
permusuhan di atas sifat dan sikap yang semacam itu tadi dan mengukur manusia 
ini di atas neraca tersebut, maka semua ini adalah seruan dan sitem jahiliyyah.

Kesimpulannya bahwa perpecahan dan perselisihan serta bentuk hizbiyyah, apapun 
jenis dan dasarnya, tidaklah selaras dengan tabiat Islam sama sekali. Dan 
bentuk hizbiyyah ini pasti hanya mendatangkan mudhorot dan kejelakan yang 
jauhlebih banyak dan berbahaya daripada manfaat dan kebaikannya kalaulah ada 
manfaat dan kebaikannya bagi kaum Muslimin. Dan agama kita pun telah melarang 
perpecahan dan perselisihan ini secara mutlak dan menjadikannya sebagai sebab 
kelemahan dan kehinaan kaummuslimin.

"Artinya : Janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi 
gentar dan hilang kekuatanmu" [Al-Anfal : 46]

Allah tidak membatasi larangan perselisihan ini, bahkan memutlakkannya agar 
mencakup segala macamnya. Bahkan Allah tidak hanya sekedar melarang saja, tapi 
Allah mewajibkan kaum muslimin untuk bersungguh-sungguh dalam meraih kebenaran 
ketika terjadi perselisihan. 

Firman-Nya:

"Artinya : Hai orang-orang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah 
Rasul(Nya), dan Ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat 
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul 
(Sunnah)". [An-Nisa’ : 59]

Jadi perpecahan dan hizbiyyah ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. 
Kita harus benar-benar memahami dan mengambil sikap yang benar. Sekalipun hal 
ini dianggap kecil dan remeh oleh semantara orang yang memandang. [4]

Mudah-mudahan Allah mengokohkan langkah dan hati di atas jalan sunnah.

[Sumber : Buletin Al-Furqon Edisi 10 Tahun 1]
_________
Foote Note
[1]. Lihat Lisanul ‘Arob:I/308-309. 
[2]. Al-Ahzab As-Siyasiyyah fil Islam,hal.7.
[3]. Lihat Al-Ahzab As-Siyasiyyah fil Islam, hal.13 
[4]. Lihat kitab Ad-Da’wah ila Allah, Syaikh Ali Hasan, hal. 53-74



BAHAYA HIZBIYAH

Oleh
Muhammad Al-Abadah
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=836&bagian=0



Tidak ada satupun yang lebih berbahaya bagi da'wah Islamiyah dewasa ini 
ketimbang Fanatisme Hizbiyah (Fanatik Golongan). Ia merupakan penyakit 
berbahaya yang bakal mencerai beraikan ukhuwah Islamiyah. Ia pasti akan 
memutuskan ikatan-ikatan kuat tali ukhuwah, dan akhirnya akan mengotori 
kesuciannya.

Adakah dibenarkan seorang muslim menunjukan wajah ceria, senyum lebar dan salam 
hangatnya hanya kepada orang satu kelompok atau satu jama'ah saja ..? Sementara 
kepada orang dari kelompok lain ia bermuka masam, bersikap dingin dan hambar 
..? Adakah dibenarkan seorang muslim mengabaikan kesalahan-kesalahan yang 
dilakukan shahabat kelompoknya, sementara apabila orang lain melakukan 
kesalahan yang sama, ia rajin menggunjingkan dan menyebarluaskannya..?

Apabila seorang di antara anggota kelompok (hizbiyah) ini anda beri peringatan 
karena fikrah atau tashawwur (orientasi berfikir)nya menyimpang (munharif), 
maka ia akan segera memberikan pembelaan-pembelaan dengan dalih : "Ini hanyalah 
kekeliruan, tetapi tidak merusak prinsip".

Disebabkan fanatisme hizbiyah inilah maka anda lihat, seseorang tidak akan mau 
melakukan tela'ah, belajar atau menimba ilmu, melainkan hanya dari satu arah 
saja, yaitu hanya dari buku-buku, tulisan orang sekelompoknya dan dari 
orang-orang tertentu yang telah diwasiatkan tidak boleh belajar melainkan hanya 
kepada mereka.

Dari situlah lahir cakrawala berpikir sempit, dan manusia-manusia yang 
berkepribadian keji. Ia tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut 
pandang,dan tidak tahu menahu (persoalan) melainkan hanya pemikiran itu 
satu-satunya.

Namun, mengapa hizbiyah semacam ini bisa menyusup ke dalam shaf (barisan) 
da'wah ..? Siapakah pula pendukungnya sehingga ia tetap berlangsung..?

Sesungguhnya telah jelas bahwa hizbiyah adalah suatu pola dari sebuah tarbiyah 
buruk yang dilakukan guna menangani penggarapan diri seorang manusia, kemudian 
dikatakannyalah padanya (bahwa) :"Kamilah kelompok paling afdhal, sedangkan 
selain kami, masing-masing mempunyai kekurangan itu ....". Semua itu karena 
setiap kelompok hizbiyah ingin menghimpun dan memperbanyak jumlah anggota.

Sebagai konsekwensinya, maka mereka harus menjatuhkan nama kelompok lain supaya 
orang jangan sampai masuk menjadi kelompok lain tersebut. Seakan-akan kita ini 
menjadi kelompok-kelompok kontetstan dari beberapa partai yang bersaing guna 
merebut kemenangan dalam suatu pemilihan umum. Sampai-sampai terkadang perlu 
membeli suara massa dengan klaim-klaim memikat dan dengan harta benda.

Dari tarbiyah seperti inilah, akhirnya seseorang harus sudah terpisah dari 
majlis-majlis para ulama atau orang-orang berilmu semenjak pertama ia menerjuni 
dunia da'wah atau ketika untuk pertama kalinya ia ingin mencari ilmu, sehingga 
ia tidak bisa mengenyam tarbiyah para ulama yang mentarbiyah dengan adab, 
akhlaq dan pengalaman mereka.

Kalau demikian keadaannya, maka niscaya dia bakal menyerap (ilmu) dari 
orang-orang yang aktif menjalankan amaliyah tarbiyah. Jika kebetulan orang itu 
memiliki ilmu dan tidak mempunyai ambisi kepemimpinan, bisa jadi tarbiyahnya 
mendekati benar. Tetapi seandainya orang-orang itu (ternyata) menyukai 
kedudukan atau dalam dirinya terdapat unsur penipuan ilmu, maka tentu, dari 
tarbiyah ini akan terlahir pemuda-pemuda buruk yang fanatik terhadap kelompok.

Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari penyakit ini, kecuali orang yang 
selalu mengambil perhatian sejak awal, dan mengerti bahwa ada beberapa bentuk 
tarbiyah yang secara pasti akan menunjukkan hizbiyah. Untuk itu dia akan merasa 
takut dan berusaha membentengi diri. Dia akan selalu mawas diri, selalu melihat 
ke belakang, selalu memperbaharui langkah-langkahnya dan selalu melakukan 
pembaharuan setiap saat, sehingga dirinya tidak terjatuh ke dalam cengkeraman 
penyakit berbahaya yang keburukan serta malapetakanya merajalela ini.


[Diterjemahkan secara bebas dari majalah Al-Bayan, No. 59 Rajab 1413H, Januari 
1993M. hal. 46-47 , Dimuat di Majalah As-sunnah tanpa edisi, hal 43 dan 48, 
penerjemah Team Redaksi Majalah Assunnah]




----- Original Message ----
From: nugi2007 <[EMAIL PROTECTED]>
To: assunnah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, January 9, 2007 9:54:48 PM
Subject: [assunnah] tanya hizbiyah

assalamu alaikum wr.wb.

maaf, saya anggota baru di sini.

pingin tanya tentang arti hizbiyah itu apa ya ?
saya baca di beberapa email terakhir di milis ini, kok sepertinya negatif 
sekali artinya.

Mohon penjelasannya, sebab saya takut termasuk kelompok itu.

wassalam

Nugi



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke