HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
Oleh
Ustadz Dr Ali Musri Semjam Putra, MA
http://almanhaj.or.id/content/3125/slash/0


Apabila kita mengamati nash-nash yang shahîh dari al-Qur‘ân dan Sunnah
serta ditopang oleh pemahaman dan pandangan para Ulama dalam memahami
nash-nash tersebut, maka diketahui bahwa manusia akan melewati empat
alam kehidupan, yaitu: alam rahim, alam dunia, alam barzakh (kubur),
alam akhirat. Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki
kekhususan masing-masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan
lainnya. Misalnya alam rahim, mungkin saja bisa diketahui sebagian
proses kehidupan di sana melalui peralatan kedokteran yang canggih,
tapi di balik itu semua, masih banyak keajaiban yang tidak terungkap
dengan jalan bagaimana pun. Semua itu merupakan rahasia yang sengaja
Allah Azza wa Jalla tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia. Allah
Azza wa Jalla telah menerangkan dalam firman-Nya yang berbunyi:

وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja. [al-Isrâ‘/17:85]

Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan
alam akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan
terhadap yang ghaib, melalui teropong nash-nash al-Qur‘ân dan Sunnah.
Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang
Mukmin dengan seorang kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah
Azza wa Jalla :

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

Kitab (al-Qur‘ân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”.
[al-Baqarah/2:2-3]

Banyak nash dari al-Qur‘ân dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini,
yang tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.

KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati alam kubur.
Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam
dunia dengan alam akhirat, sebagaimana firman Allah k yang artinya,
“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya
Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekalikali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan.
[al-Mukminûn/23:100]

Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan, “Barzakh adalah
perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah
mati dan hari kebangkitan. [1].

Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang
umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia
dikubur dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur
terlepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang
dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar.
Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُر َيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّه صَلى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ
سَلَمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَل خَيْرًاقَطُّ فَإِذَا مَاتَ
فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْانِصفَهُ فِي البَرِّ وَنِصفَهُ فِي الْبَحْرِ
فَوَ اللَِّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِ بَنَّهُ عَذَابًا
لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ العَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللّهُ الْبَحْرَ
فَجَمَعَ مَافِيْهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيْهِ ثُمَّ قَالَ
لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَلَهُِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang tidak pernah beramal baik
sedikit pun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka
bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian
sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan sebagian
lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk
menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak
diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan abunya yang
terdapat didalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah
bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal
tersebut? Ia menjawab, “karena takut kepada-Mu dan Engkau lebih
mengetahui (isi hatiku)”. Kemudian Allah mengampuninya. [2]

Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut
berusaha untuk lari dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang
menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab
Allah Azza wa Jalla. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan
kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Bila seandainya ada seseorang mau
melakukan tipuan terhadap Allah Azza wa Jalla agar ia terlepas dari
azab kubur, sesungguhnya kekuasaan Allah Azza wa Jalla jauh lebih kuat
daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya
sendiri.

Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan barzakh sampai terompet
sangkakala ditiup oleh malaikat Israfil. Di sana, ada yang bersukacita
dan ada pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang
menderita. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Barâ’ bin ‘Azib
Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba apabila akan menjumpai kehidupan
akhirat dan berpisah dengan kehidupan dunia, para malaikat turun
mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain
kafan dan minyak harum dari surga. Para malaikat tersebut duduk dengan
jarak sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut mendatanginya dan
duduk dekat kepalanya seraya berkata, “Wahai jiwa yang baik keluarlah
menuju ampunan dan keridhaan Allah.” Maka keluarlah ruh itu bagaikan
air yang mengalir dari mulut wadah air minum. Maka malaikat maut
mengambil ruhnya. Bila ruh itu telah diambil, para malaikat (yang
membawa kafan dan minyak harum) tidak membiarkan berada di tangannya
walaupun sekejap mata hingga mengambilnya. Lalu mereka bungkus ruh itu
dengan kafan dan minyak harum tersebut. Maka keluarlah darinya aroma,
bagaikan aroma minyak kasturi yang paling harum di muka bumi. Mereka
membawa ruh itu naik menuju (ke langit). Mereka melewati para malaikat
yang bertanya, “Siapa bau harum yang wangi ini?” Maka mereka
menyebutnya dengan panggilan yang paling baik di dunia. Sampai naik ke
langit, lalu mereka meminta dibukakan pintu langit, maka lalu
dibukalah untuknya. Malaikat penghuni setiap langit mengiringinya
sampai pada langit berikutnya. Dan mereka berakhir pada langit
ketujuh. Allah berkata, ‘Tulislah kitab hamba-Ku pada ‘Illiyyin
(tempat yang tinggi) dan kembalikan ia ke bumi, sesungguhnya Aku
menciptakan mereka dari bumi, kemudian di sanalah mereka dikembalikan
dan akan dibangkitkan kelak. Selanjutnya, ruhnya dikembalikan ke
jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat,keduanya menyuruhnya
untuk duduk. Kedua malaikat itu bertanya kepadanya, ‘Siapa Rabbmu?’ Ia
menjawab, “Rabbku adalah Allah”. ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab,agamaku
Islam’. ‘Siapa orang yang diutus kepadamu ini?’ Ia menjawab, ‘Ia
adalah Rasulullâh. ‘Apa ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Aku membaca kitab Allah
dan beriman dengannya’. Lalu diserukan dari langit, ‘Sungguh benar
hambaku’. Maka bentangkanlah untuknya tikar dari surga-Ku. Dan bukakan
baginya pintu surga. Maka datanglah kepadanya wangi surga dan
dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Selanjutnya, datang
kepadanya orang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum
mewangi. Ia (orang berwajah tampan) berkata, “Bergembiralah dengan
semua yang menyenangkanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu.” Maka
ia (mayat) pun bertanya, “Siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan?”
Maka ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shaleh”. Ia bertanya lagi,
“Ya Allah, segerakanlah Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga
dan hartaku.”

Dan bila seorang kafir, ia berpindah dari dunia dan menuju ke alam
akhirat. Dan para malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan
wajah yang hitam. Mereka membawa kain rami yang kasar, mereka duduk
dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah
malaikat maut duduk di dekat kepalanya. Ia berkata, “Wahai jiwa yang
kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah.” Selanjutnya, ruhnya pun
menyebar ke seluruh tubuhnya dan malaikat maut mencabut ruhnya dengan
kuat seperti mencaput sisir besi dari ijuk yang basah. Bila ruh itu
telah diambil, para malaikat itu tidak membiarkannya sekejap mata di
tangan malaikat maut, sampai para malaikat meletakkannya pada kain
rami yang kasar tersebut. Kemudian ia mengeluarkan bau yang paling
busuk di muka bumi. Selanjutnya para malaikat membawa naik ruh
tersebut. Tiada malaikat yang mereka lewati kecuali mereka mengatakan,
‘Bau apa yang sangat keji ini?’ ia dipanggil dengan namanya yang
paling jelek waktu di dunia. ketika arwahnya sampai pada langit dunia
dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan tetapi tidak diizinkan.
Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman
Allah:

لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk
surga sampai onta masuk ke dalam lubang jarum”. [al-A‘râf/7:40]

Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berkata, “Tulislah catatan amalnya di
Sijjîn pada lapisan bumi yang paling bawah”.Dan ruhnya dilemparkan
jauh-jauh. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
ayat:

وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ
فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia
telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh [al-Hajj/22:31]

Setelah itu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua
orang malaikat yang menyuruhnya duduk. Kedua malaikat itu bertanya,
‘Siapa Rabbmu? ia menjawab, ‘Ha ha, aku tidak tahu’. Mereka bertanya
lagi, “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab, “Ha ha,
aku tidak tahu.” Maka seseorang menyeru dari langit, “Sungguh ia telah
berdusta.” Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah
satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas
neraka. Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya
saling berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah
jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu
berkata,“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang
dijanjikan padamu.” Lalu ia (mayat) bertanya, “Siapa engkau yang
berwajah jelek?” Ia menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji.” Lalu
mayat itu mengatakan, “Rabb ku janganlah engkau datangkan Kiamat.” [3]

Jika seorang Muslim mau merenung sejenak bagaimana keadaan dan kondisi
kehidupannya nanti di alam kubur, niscaya ia akan menjauhi perbuatan
maksiat dan dosa. Bayangkan, bagaimana keadaan kita ketika berada
dalam sebuah lubang yang sempit lagi gelap, serta tidak ada cahaya
sedikit pun. Betapa mencekam suasana gelap itu dan menimbulkan rasa
takut yang dalam, napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk
bernapas, rasa haus, lapar, panas, mau berteriak tidak seorang pun
yang mendengar.

Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya
sebatas apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang
sempit dan gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita
sewaktu di dunia. Orang yang beramal shaleh waktu di dunia, ia akan
lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar
dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan.
Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga.

Adapun orang yang ketika hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat,
apalagi melakukan perbuatan syirik. Ia tidak akan bisa menjawab
pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari api neraka, di
temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian ia
senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api neraka. Bahkan setiap
manusia akan diperlihatkan tempat tinggalnya saat di alam kubur pada
waktu pagi dan sore. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهِلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهلِ الجَنَّةَ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْل النَّار يُقَالُ هََِذَا
مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَشَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat
tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni surga,
maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni
neraka maka diperlihatkan tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan
kepadanya, “Inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari
Kiamat”. [HR Muslim no. 5110, Ahmad no. 5656, Mâlik no. 502]

Di antara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di akherat kelak
ketika berada di alam kubur adalah agar semakin menimbulkan rasa
syukur dalam diri orang yang beramal shaleh. Ini adalah salah satu
bentuk nikmat yang dirasakannya dalam alam kubur. Adapun bagi orang
berbuat dosa, maka itu akan semakin menambah rasa kekecewaan dan
penyesalan dalam dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang
dialaminya dalam alam kubur. Hal ini sebagaimana disebutkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

لاَ يَدْ خُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مٌَقْعَدَهُ مِنْ
النَّارِ لَوْ أَسَاءَ لِيَزْ دَادَ شُكرْرًا وَلاَ يَدْ خُلُ النَّارَ
أَحَدٌ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ لَوْ أحْسَنَ لِيَكُوْن
عَلَيْهِ حَسْرَةً

Tidak seorang pun masuk ke dalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya
tempatnya di neraka,seandainya ia berbuat jelek, agar bertambah rasa
syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk ke dalam neraka kecuali
diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga, seandainya ia berbuat
baik, agar semakin bertambah atasnya rasa penyesalannya”. [HR
al-Bukhâri no. 6084 dan Ahmad]

Dalam riwayat lain disebutkan: “Apabila seorang hamba diletakkan di
kuburnya, dan para pelayatnya pergi meninggalkannya, sesungguhnya ia
mendengar derap terompah mereka. Kemudian datanglah kepadanya dua
orang malaikat dan menyuruhnya duduk. Mereka bertanya kepadanya, ‘Apa
perkataanmu tentang orang ini?’ Adapun orang Mukmin, maka ia akan
menjawab, Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Lalu dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di neraka. Sungguh, Allah
telah menukarnya dengan surga, maka ia melihat keduanya. berkata
Qatâdah, ‘Disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di luaskan tujuh puluh
hasta, yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau sampai hari mereka
dibangkitkan.” [HR al-Bukhâri no. 1285, Muslim no. 5115, Ahmad no.
11823]

KESIMPULAN:
1. Azab kubur bersifat umum bagi seluruh manusia,tidak khusus bagi
umat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
2. Di antara azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh
dan jasad secara bersamaan dan ada pula yang khusus berhubungan dengan
ruh saja.
3. Semua ruh orang yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh,
sekalipun ia dimakan binatang buas ataupun dibakar.
4. Seseorang tidak akan masuk surga atau neraka kecuali setelah
terjadinya hari Kiamat dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.

PELAJARAN DI BALIK KEIMANAN KEPADA AZAB KUBUR
1. Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan
perintah-perintah agama.
2. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal shaleh, agar
mendapat keberuntungan di alam kubur.
3. Menimbulkan rasa takut dalam diri seseorang untuk melakukan
maksiat, agar terhindar dari azab kubur.
Wallâhu a‘lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1431H/2010M. Diterbitkan 
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo � Purwodadi Km.8 Selokaton 
Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
_______
Footnote
[1]. Lihat tafsir at-Thabari 18/53.
[2]. Kisah ini terdapat dalam Shah�h al-Bukh�ri no.7067 dan Shah�h Muslim: no. 
7157
[3]. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishah�hkan oleh Syaikh al-Alb�ni dalam 
Shah�h J�mi� ash Shagh�r no 1676. 


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke