MENGINGAT MAUT

Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim Al Atsari
http://almanhaj.or.id/content/2982/slash/0/mengingat-maut/


Jika Anda pernah mendengar kisah mengenai orang-orang yang hidup kekal di dunia 
ini, sesungguhnya itu hanya dongeng yang batil. Sebagian orang beranggapan ada 
orang-orang yang hidup kekal di dunia ini, seperti Khidhir q , Dzulqarnain atau 
lainnya. Keyakinan seperti ini tidak dikenal dalam Islam. Karena, tidak ada 
manusia yang hidup kekal di dunia ini.

Kematian, sesungguhnya merupakan hakikat yang menakutkan, akan menghampiri 
semua manusia. Tidak ada yang mampu menolaknya. Dan tidak ada seorangpun kawan 
yang mampu menahannya. 

Kematian datang berulang-ulang, menjemput setiap orang, orang tua maupun 
anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. 
Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan 
menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, 
tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa 
kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak 
seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. 

Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, 
mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah 
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ 
الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ 
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat 
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan 
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu 
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185].

Maut merupakan ketetapan Allah. Seandainya ada seseorang yang selamat dari 
maut, niscaya manusia yang paling mulia pun akan selamat. Namun maut merupakan 
SunnahketetapanNya atas seluruh makhluk. Allah berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) akan mati dan 
sesungguhnya mereka akan mati (pula). [Az Zumar:30].

Tidak ada manusia yang kekal di dunia ini. 

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِّتَّ فَهُمُ 
الْخَالِدُونَ كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ 
وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ }

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu 
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang 
berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan 
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu 
dikembalikan. [Al Anbiya:34-35].

MENGHINDAR DARI KEMATIAN?
Kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu. Dia telah menetapkan kematian atas 
diri manusia. Sehingga bagaimanapun manusia berupaya menghindar darinya, 
kematian itu tetap akan mengejarnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ 
مُشَيَّدَةٍ

Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di 
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An Nisa’:78]. 

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ 
تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ 
تَعْمَلُونَ 

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka 
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan 
kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan 
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [Al Jumu’ah:8].

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu 
lari dari padanya. [Qaaf:19].

Kematian sebagai bukti nyata kekuasaan Allah, dan siapapun tidak ada yang dapat 
mengalahkanNya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ

Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat 
dikalahkan [Al Waqi’ah:60].

Allah menantang kepada orang-orang yang menyangka bahwa mereka tidak dikuasai 
oleh Allah, dengan mengembalikan nyawa orang yang sekarat, jika memang mereka 
benar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَلَوْ لآ إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ وَنَحْنُ 
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَكِن لاَّ تُبْصِرُونَ فَلَوْ لآ إِن كُنتُمْ غَيْرَ 
مَدِينِينَ تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu 
melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu.Tapi kamu tidak melihat, 
maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah). Kamu tidak mengembalikan 
nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar. [Al 
Waqi’ah:83-87].

Manusia tidak akan lepas dari ajal, bahkan ajal itu meliputinya. Imam Bukhari 
telah meriwayatkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ 
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا 
مِنْهُ وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ 
جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا الْإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ 
مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ 
وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ 
هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا

Dari Abdullah, dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis 
segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya. Beliau 
membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini dari sampingnya 
yang berada di tengah. Beliau bersabda,”Ini manusia, dan ini ajal yang 
mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah 
angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini 
luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti 
mengenainya.” [HR Bukhari, no. 5.938].

Jika demikian, maka bagaimana mungkin manusia dapat lari dan selamat dari 
kematian? Ketahuilah, sesungguhnya umur kita di dunia ini terbatas dan hanya 
sebentar. Orang yang berakal, sepantasnya tidak tertipu dengan gemerlapnya 
dunia, sehingga melupakan bekal menuju akhiratnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
قَالَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ 
وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ (جة 4236,ت 3550, الصحيحة 757, وهو حديث حسن)

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara 
mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi, no. 3.550. 
Lihat Ash Shahihah, no. 757].

ANJURAN MENGINGAT KEMATIAN
Banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang kematian, agar manusia selalu 
ingat bahwa hidup di dunia tidaklah kekal. Agar manusia bersiap siaga dengan 
perbekalan yang dibutuhkannya saat perjalanannya yang panjang nanti. Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ 
وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. [HR Ibnu Majah, no. 
4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].

Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim terdapat tambahan: 

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ 
أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ 
فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ

Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya 
tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali 
(mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan 
tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali 
(mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu. [Shahih Al 
Jami’ush Shaghir, no. 1.222; Shahih At Targhib, no. 3.333].

Syumaith bin ‘Ajlan berkata: 

مَنْ جَعَلَ الْمَوْتَ نُصْبَ عَيْنَيْهِ, لَمْ يُبَالِ بِضَيْقِ الدُّنْيَا وَلاَ 
بِسَعَتِهَا

Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan 
kesempitan dunia atau keluasannya. [Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 483, 
tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].

Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman yang 
shahih (benar), tauhid yang khalish (murni), amal yang shalih (sesuai dengan 
tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling 
berakal. 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ 
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى 
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ 
أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ 
الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ 
لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ 

Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa 
sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian 
mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: 
“Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau 
menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: 
“Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang 
paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus 
persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HR Ibnu 
Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].

Marilah kita renungkan sabda Nabi yang mulia :

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ 
أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ 

Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu 
akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. 
Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. [HR 
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]

PENYESALAN ORANG KAFIR SAAT KEMATIAN
Janganlah seseorang menolak keimanan dan meremehkan amal shalih, karena suatu 
saat pasti akan menyesalinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي 
أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن 
وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian 
kepada seorang dari mereka, dia berkata: "Ya, Rabbku. Kembalikanlah aku (ke 
dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan”. 
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan 
di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan. [Al Mukminun 
:99-100].

SEGERA BERAMAL SEBELUM DATANG KEMATIAN
Janganlah seseorang selalu menunda dalam berbuat amal shalih karena kesibukan 
duniawinya. Karena, selama manusia masih hidup, ia tidak akan lepas dari 
kesibukan. Orang yang berakal akan mengutamakan urusan akhirat yang pasti 
datang, dan mengalahkan urusan dunia yang pasti ditinggalkan. Allah Subhanahu 
wa Ta'ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ 
عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ 
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ 
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن 
مِّنَ الصَّالِحِينَ وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ 
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu 
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka 
mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang 
telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di 
antara kamu; lalu ia berkata: "Ya, Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan 
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan 
aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan 
menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah 
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. [Al Munafiqun: 9-11].

Oleh karena itu, seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan 
sebaik-baiknya, mengisinya dengan amal shalih sebelum datang kematian. Imam 
Bukhari meriwayatkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ 
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي 
الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ 
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا 
تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ 
لِمَوْتِكَ 

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata: Rasululloh n memegang pundakku, lalu 
bersabda,”Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau 
seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, 
maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka 
janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan 
ambillah dari hidupmu untuk matimu.” [HR Bukhari, no. 5.937].

Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan panjang umur, sehingga 
menangguhkan amal shalih. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ 
الْعُمُرِ 

Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya: cinta 
harta dan panjang umur. [HR Bukhari, no. 5.942, dari Anas bin Malik].

Sesungguhnya, masa 60 tahun bagi seseorang sudah merupakan waktu yang panjang 
hidup di dunia ini, cukup bagi seseorang merenungkan tujuan hidup, sehingga 
tidak ada udzur bagi orang yang telah mencapai umur tersebut. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ 
أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّينَ سَنَةً

Dari Abu Hurairah, dari Nabi n , Beliau bersabda: “Allah meniadakan alasan 
seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun. [HR 
Bukhari, no. 5.940].

PENUTUP
Mengakhiri tulisan ini, berikut kami bawakan pernyataan Hamid Al Qaishari, 
sebagai berikut: “Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat 
orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga, 
tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah 
meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! 
Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? 
Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa 
kebaikan atau keburukan. Wahai, saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap 
Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus”. [Mukhtashar Minhajul 
Qashidin, hlm. 483, tahqiq: Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].

Semoga tulisan ini mengingatkan kita, betapa penting mempersiapkan diri 
menghadapi kematian, yang merupakan masalah besar yang dihadapi setiap insan. 
Imam Ibnu Majah meriwayatkan: 

عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ 
وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ 
الثَّرَى ثُمَّ قَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا

Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian Beliau 
menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda: “Wahai, 
saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini,!” [HR Ibnu Majah, 
no. 4.190, dihasankan oleh Syaikh Al Albani].

Demikian sedikit tentang dzikrul maut, semoga bermanfaat. Terakhir kami 
katakan: Wahai, saudara-saudaraku! Persiapkanlah dirimu menghadapi kematian!” 
Wallahu Al Musta’an.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun VII/1426H/2005M Diterbitkan 
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton 
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296] 

                                          

Kirim email ke