MAULID NABI
SHALLALLAHU 'ALAYHI WASALLAM
DALAM TIMBANGAN SYAR'I

Diterjemahkan oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman Al Jawiy
عفا الله عنه

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Imam Al Wadi'iy رحمه الله ditanya:

"Apakah perayaan Maulid dan Mi'roj serta Rojabiyyah itu bid'ah ataukah
sunnah hasanah?"

Maka beliau رحمه الله menjawab:

"Itu adalah bid'ah. Itu tadi semua tidak ada pada masa Nabi صلى الله
عليه وسلم . Dan Robbul 'izzah berfirman dalam kitab-Nya:

﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً﴾ [المائدة: 3].

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan
telah Aku cukupkan untuk kalian kenikmatan-Ku dan Aku telah ridhoi
Islam sebagai agama kalian."

Dan Rosul صلى الله عليه وسلم bersabda sebagaimana dalam "Shohihain":

«مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ ».

“Barangsiapa membikin dalam urusan agama kami perkara yang tidak ada
dalam agama kami, maka dia itu tertolak.” (HR. Al Bukhoriy (2697) dan
Muslim (1718)).

Maka seluruh perkara ini tadi adalah termasuk dari perkara baru,
barangkali diada-adakan pada abad keenam. Dan di antaranya ada yang
lebih dulu waktunya daripada itu. Dan secara keseluruhan, tidak ada di
dalam Islam kebid'ahan yang baik. Rosul صلى الله عليه وسلم bersabda:

«كل بدعة ضلالة»،

"Setiap kebid'ahan adalah kesesatan."

«إن الله حجب التوبة عن كل صاحب بدعة حتى يدع بدعته».

"Sesungguhnya Alloh menghalangi tobat dari setiap pelaku kebid'ahan
sampai dia meninggalkan kebid'ahannya."

Dan demikianlah wahai saudara-saudaraku. Umat Islam wajib untuk
menjauh dari maulid-maulid yang menyebabkan mereka jauh dari
Kitabulloh dan sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم itu. Dan engkau
tidak boleh berkata: "Aku akan memanfaatkan kesempatan itu, aku akan
hadir dan memberikan petuah pada orang-orang." Tidak.

Jika engkau hadir dan akan berkata pada mereka bahwasanya mereka itu
ada di atas kebid'ahan yang sesat: "Waka bertaqwalah kalian kepada
Alloh dan tinggalkanlah bid'ah ini," maka silakan.

Adapun jika engkau berangkat dan memberkahi untuk mereka kebid'ahan
mereka, maka jangan. Engkau akan memperbanyak jumlah mereka dan
jadilah engkau bersekutu dengan mereka dalam dosa.

Dan Alloh sajalah Yang dimintai pertolongan."

(selesai penukilan dari "Ijabatus Sail"/hal. 337/cet. Darul Haromain).

Al Imam Al Wadi'iy رحمه الله juga ditanya:

"Apa hukum membaca "Maulidud Di'abiy" dan "Nazhmu Sirotir Rosul صلى
الله عليه وسلم?"

Maka beliau رحمه الله menjawab:

"Maulid itu sendiri adalah bid'ah, tidaK tetap. Dan Nabi صلى الله عليه
وسلم tidak memerintahkannya. Bacalah Kitabulloh dari awal sampai
akhirnya. Apakah kalian mendapati di dalamnya ada perayaan maulid?
Bacalah sunnah Rosululloh صلى الله عليه وسلم , bacalah Shohihul
Bukhoriy, Shohih Muslim, Musnad Imam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Jami'ut
Tirmidziy, dan demikian pula Sunanun Nasaiy, Sunan Ibni Majah, Sunanud
Darimiy, dan yang lainnya. Apakah kalian mendapati di dalamnya
perayaan maulid?

Ataukah yang mendatangkannya adalah Ubaidiyyun di Maghrib dan asal
mereka adalah orang-orang Yahudi, kemudian mereka menyatakan
bahwasanya mereka itu dari keturunan keluarga Nabi, dan mereka
menisbatkan diri pada Ismail bin Ja'far, kemudian mereka diikuti oleh
orang-orang yang terlalaikan, sampai bahkan ada seorang raja pada abad
keenam yang melihat orang-orang Kristen merayakan maulid Isa. Abu
Syamah berkata: "Maka raja tadi mengadakan perayaan maulid Nabi صلى
الله عليه وسلم lebih besar daripada perayaan orang-orang Kristen untuk
maulid Isa."

Para raja dan para pemimpin itu tidak boleh digunakan sebagai hujjah
(argumentasi). Yang digunakan sebagai hujjah adalah ucapan Rosul صلى
الله عليه وسلم.

Aku menasihati setiap muslim yang menginginkan keselamatan dan ingin
maju di dalam ilmu untuk kembali kepada kitab-kitab ulama terdahulu
yang kosong dari bid'ah-bid'ah ini.

Engkau mendapati kebanyakan para pelaku maulid-maulid itu tidak
memerintahkan yang ma'ruf dan tidak melarang dari yang mungkar. Bahkan
terkadang kekejian dikerjakan di acara maulid. Maka maulid Badawiy itu
terkadang kekejian dikerjakan di situ. Dan demikianlah masjid di Jund.
Orang-orang hadir di situ pada malam sekian dan sekian pada bulan
Rojab, dan mereka mendirikan kemah-kemah di sampingnya, terkadang
kekejian dikerjakan di situ.

Adapun mubtadi'ah maka yang penting bagi mereka adalah memerangi
Ahlussunnah: "Wahhabiyyah datang untuk meruntuhkan agama kita!"

Engkau wahai orang yang patut dikasihani, engkau itu tidak
mementingkan agama, engkau cuma mementingkan ashidah (sejenis masakan
dari tepung), dan saltah (campuran beberapa sayuran yang dipotong
kecil-kecil), dan kot (sejenis ganja). Engkau tidak mementingkan
agama. Engkau menyia-nyiakan dirimu sendiri.

Wahai orang yang malang, jika engkau mementingkan agama, maka
kemarilah, kami siap untuk berdiskusi denganmu dan menjelaskan padamu
bahwasanya engkau itu ada di atas kebid'ahan yang tidaklah Alloh
menurunkan dalil yang mendukung tentang itu.

Dan Alloh sajalah Yang dimintai pertolongan."

(selesai penukilan dari "Ijabatus Sail"/hal. 336-337/cet. Darul
Haromain).

Sumber: www.ISNAD.Net

-- 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Untuk mengirim tulisan baru gunakan: 
audiosalafi@googlegroups.com
Arsip Milis:
http://www.mail-archive.com/audiosalafi@googlegroups.com/
Audio/Artikel Belajar Manhaj dan Aqidah Yang Shahih :
www.ISNAD.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kirim email ke