Terima kasih atas respon dan infonya yang sangat bermanfaat, memang hasil 
pemeriksaan LAB EEG hasilnya memang abnormal. (setelah konsultasi dengan dokter 
anak). 
Jadi anak kami dalam setahun harus minum obat secara rutin.

Sekali lagi terima kasih.
Best Regards

-mama Anggi-


----- Original Message ----
From: wendy wendy <[EMAIL PROTECTED]>
To: Ayahbunda-Online@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 19, 2007 3:55:33 PM
Subject: Re: [Ayahbunda-Online] Tanya seputar penyakit epilepsi

Berikut arsip yang aku ambil dari harian Media Indonesia. Semoga berguna.

salam,
Wendy
~mom-to-be~
==========

Epilepsi bukan Penyakit, 85% Bisa Sembuh

JAKARTA (Media): Epilepsi atau ayan bukanlah penyakit, melainkan suatu kondisi 
yang timbul akibat munculnya impuls listrik otak (seluruh bagian otak) yang 
bekerja tidak semestinya. Gejala klinisnya sangat kompleks, tetapi proses 
abnormal listrik sel-sel otak itu bisa terlihat pada Elektro Encephalografi 
(alat rekam listrik otak).

Hal tersebut ditegaskan Dr Nizar Yamanie, spesialis saraf RSUPN Cipto 
Mangunkusumo kepada Media di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pada keadaan normal, dipaparkan Nizar, listrik otak akibat reaksi yang timbul 
adalah semua fungsi tubuh normal, seperti fungsi motorik, sensorik, fisik, dan 
organ-organ autonom. ''Ketika serangan epilepsi datang, penderita tersebut 
memancarkan listrik berlebih di otaknya yang mengakibatkan berbagai bentuk 
serangan. Misalnya, mendadak jatuh, kejang-kejang, kehilangan kontrol pada 
fungsi kencing atau buang air, mendadak mencium bau aneh, mendengar suara aneh, 
terjadi halusinasi atau ilusi, dan melihat kilatan-kilatan cahaya,'' urai ketua 
yayasan Epilepsi Indonesia ini.

Penyebab epilepsi sendiri, menurut Nizar, terbagi dua kelompok, yakni idiopatik 
dan symtomatic. Idiopatik merupakan golongan yang belum atau tidak diketahui 
penyebabnya.

''Termasuk dalam bagian ini adalah yang bersifat diturunkan atau keturunan 
(genetik). Dari golongan idiopatik sebagian besar tidak permanen, sehingga pada 
usia tertentu akan sembuh total. Saat ini berkembang penelitian tentang 
pengobatan genetik,'' tegas Nizar.

Sebaliknya pada penyebab symtomatic, dijelaskan Nizar, adalah golongan 
penderita epilepsi yang diketahui penyebabnya, seperti kelainan metabolik, 
trauma kepala, tumor kepala, stroke, kelainan pembuluh darah otak, infeksi 
otak, kelainan otak bawaan lahir atau pada perkembangannya, keracunan otak 
seperti logam timah dan penyakit-penyakit lain semisal Lupus Erythematosus

''Ada yang mengatakan, jika tersentuh busa atau lidah penderita epilepsi yang 
sedang terserang akan tertular. Padahal tidak, penyebabnya adalah seperti yang 
saya sampaikan di atas,'' tegasnya.

Prevalensi penderita epilepsi di Eropa yang berpenduduk 810 juta orang, menurut 
Nizar, terjadi serangan satu atau lebih dari sepanjang hidup orang Eropa 
terdapat 16 sampai 40 juta orang. Kasus insiden baru antara 40 sampai 70 per 
100 ribu penduduk terdapat 0,3 sampai 0,6 juta orang menjadi epilepsi per 
tahunnya. ''Prevalensi di belahan Eropa baik kasus baru dan lama yang masih 
aktif per tahun ada 0,4 sampai 0,8 atau sebesar 3,2 sampai 6,5 juta orang,'' 
ujarnya.

Untuk Amerika dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang, diketahui 
terjadi insiden epilepsi 30-50 orang per 100 ribu per tahunnya. Prevalensinya 
5-8 orang per 1.000 orang per tahun atau 1,25 sampai 2 juta orang per tahunnya.

''Sayangnya, prevalensi di Indonesia belum diketahui datanya secara pasti dan 
akurat,'' kata Nizar lagi.

Tidak ter-cover-nya penderita epilepsi ini dirasakan Nizar, karena faktor 
ekonomi, sehingga tidak pergi/berobat ke dokter dan faktor sosial.

''Diperberat lagi dengan mitos atau stigma bagi penderita epilepsi.

Mereka dikatakan kemasukan setan atau diguna-guna, sehingga enggan berobat ke 
dokter. Sakit mental atau idiot. Ada lagi yang mangatakan kalau penyebabnya 
karena keturunan. Padahal, persentasenya sangat kecil dan itu pun sebagian 
besar terjadi pada usia tertentu dan sembuh,'' urai Nizar.

Epilepsi, ditegaskan Nizar, sesungguhnya dapat disembuhkan dengan obat-obat 
biasa. ''Dari seluruh penderita epilepsi hampir 85% sembuh total dan sisanya 
bisa terkontrol. Bahkan dalam persentase kecil operasi perlu dilakukan,'' 
katanya.

Menurut Nizar, epilepsi merupakan kelainan kronik susunan saraf pusat tanpa 
membedakan umur, ras, agama, geografik, gender, dan status sosial. ''Julius 
Caesar, Napoleon Bonaparte, Vincen van Gogh, Thomas Edison, Leonardo da Vinci 
adalah sedikit contoh orang-orang besar yang membuat sejarah yang menderita 
epilepsi,'' tegas Nizar.

Kematian pada penderita, yakin Nizar, bukan disebabkan semata-mata oleh 
epilepsinya sendiri. Kecuali pada penderita (status epilepsi) dengan tipe 
kejang umum (terus-menerus) .

''Kematian lebih disebabkan karena benturan kepala akibat pendarahan otak atau 
diperburuk oleh penyakit lain, seperti jantung atau organ pernapasan, serta 
sebab-sebab nonmedis, semisal putus asa, sehingga melakukan bunuh diri,'' 
urainya.

Menangani Epilepsi

* Epilepsi bukan penyakit, tetapi suatu kondisi akibat timbulnya impuls listrik 
otak yang tidak bekerja normal.

* Pertolongan pertama:

- Pada waktu serangan penderita tidak melukai dirinya; jangan memaksa dengan 
kekuatan untuk menahan gerak penderita, kecuali pada tempat berbahaya; letakkan 
di tempat datar jika serangan pada posisi duduk atau berdiri; lepaskan semua 
yang mengganggu di leher; jauhkan semua benda keras atau berbahaya dari 
penderita; posisikan pada satu sisi mulut/kepala penderita untuk mencegah 
tertelannya ludah atau sesuatu di mulut; letakkan bantalan lunak pada kepala 
dan leher; jangan masukkan sesuatu baik makanan/minuman/ obat ke mulut; setelah 
serangan biasanya lemas, perlu dibantu untuk pulang, tetapi jika tidur biarkan 
sampai bangun.

sigit wicaksono <siwi13062001@ yahoo.com> wrote: Dear Ayah Bunda,

Mohon infonya tentang penyakit epilipsi, apa penyebab dan bagaimana solusi 
serta cara penyembuhannya.
selain itu gimana tanda-tanda kalau memang mengidap penyakit ini, dan apa yang 
harus dilakukan pada saat penderita kejang-kejang.

Anak kami anggita (1 tahun) kemarin sempat kejang tanpa sebab yang jelas. 
setelah dibawa ke dokter anak ternyata harus dilakukan pengecekan lebih lanjut 
tapi ada kemungkinan mengidap epilepsi (belum pasti). 

atas infonya kami ucapkan terima kasih.
-Mama Anggie-

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarket ing.yahoo. com/

[Non-text portions of this message have been removed]





------------ --------- --------- ---
Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!

[Non-text portions of this message have been removed]





       
____________________________________________________________________________________
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke