A. Malaikat

Ka’bah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di muka bumi, hal ini 
ditegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 96-97:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia 
ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi 
semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqam 
Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; 
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang 
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari 
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) 
dari semesta alam.” (QS Ali Imran [3]: 96-97)

Ayat ini diterangkan oleh para ulama sebagai bantahan Allah SWT kepada kaum 
ahli kitab yang mengatakan bahwa awal mula rumah ibadah yang diciptakan adalah 
Baitul Maqdis atau Aqsha. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim 
dari Abi Dzar, Rasulullah saw menyatakan bahwa perbedaan waktu dibangunnya 
Baitullah di Mekah dengan Baitul Maqdis di Yerusalem adalah empat puluh tahun. 
Ayat ini juga menjadi hujjah atau alasan bagi para ulama yang berpendapat bahwa 
yang pertama mendirikan Ka’bah adalah para malaikat, bukan manusia.

Surat Ali Imran ayat 96-97 tadi juga menjadi dalil bahwa yang pertama kali 
membangun Ka’bah adalah para malaikat. Buktinya dalam kalimat Al-Qur'an tadi 
menggunakan kalimat "untuk (tempat ibadah) manusia” ?????? ????????
Ini berarti Ka’bah sudah ada sebelum manusia ada, karena diperuntukkan manusia. 
Berarti sangat jelas bahwa yang membangun Ka’bah pertama kali bukanlah manusia, 
melainkan para malaikat. Posisi Ka’bah ini berada tepat sejajar dengan Baitul 
Makmur di 'Arsy yang dijadikan tempat tawafnya para malaikat. Bahkan, Imam 
Al-Azraqi mengatakan, jika Baitul Makmur (di ‘Arsy) runtuh maka akan menimpa 
Baitullah (di Mekah).

Seorang sejarawan Mekah, Imam Al-Azraqy, mengisahkan, suatu hari selepas tawaf, 
tepat di dalam Hijir Ismail, Muhammad bin Ali bin Husain mengatakan, ayahnya 
menerangkan kepada seorang penduduk Syam bahwa awal mula tawaf di Baitullah 
adalah ketika Allah berfirman kepada malaikat, "Aku akan menjadikan khalifah di 
muka bumi." Para malaikat langsung protes, karena Allah menciptakan khalifah 
bukan dari bangsa mereka (malaikat) melainkan dari bangsa manusia yang mereka 
anggap hanya akan mengotori dan menumpahkan darah. Kernudian, Allah menjawab, 
"Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui!"

Dari jawaban itu, para malaikat menganggap Allah murka atas mereka yang protes, 
kemudian mereka menangis tersedu-sedu sambil berkumpul di 'Arsy dan merendahkan 
diri sambil bertawaf (di 'Arsy). Sambil bertawaf, para malaikat membaca:
"Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, Ya Tuhan kami, kami meminta ampunan 
kepada-Mu, dan kami bertobat kepada-Mu."

Allah kemudian melihat mereka. Setelah Allah turunkan rahmat kepada mereka, 
kemudian Allah menciptakan sebuah rumah yang berada tepat di bawah 'Arsy. Allah 
mengatakan kepada malaikat, "Tawaflah kamu semua di tempat ini dan tinggalkan 
'Arsy!" Bagi para malaikat, perkara ini lebih mudah daripada bertawaf di 'Arsy 
yang merupakan Baitul Makmur.

Kemudian, Allah mengutus para malaikat dan berfirman kepada mereka, "Bangunlah 
sebuah rumah yang serupa dan sebesar itu di bumi." Allah memerintahkan pula 
kepada penduduk bumi untuk bertawaf di tempat itu. Atiq bin Ghaits 
menggambarkan bahwa Malaikat Jibril memukulkan sayapnya ke bumi, kemudian 
muncullah fondasi yang mirip dengan tempat tawafnya para malaikat. Fondasi itu 
menancap kokoh ke bumi. Kemudian, para malaikat melemparkan batu-batu yang 
beratnya tidak akan sanggup dipikul oleh 30 orang sekalipun.

Bentuk dan besar ukuran antara tempat ibadah para malaikat, Baitul Makmur, dan 
Baitullah yang di Mekah yang dibangun Nabi Ibrahim juga sama persis, mulai dari 
ukuran hingga bentuknya. Dalam riwayat Al-Azraqy dari Ibnu Juraij, Imam Ali bin 
Abi Thalib pernah menggambarkan bahwa posisi Baitullah yang dibangun pilarnya 
oleh Nabi Ibrahim, adalah basil tuntunan awan yang turun laksana mendung. Di 
tengah-tengah awan itu terdapat kepala dan berbicara kepada Nabi Ibrahim, 
"Ambillah ukuranku pada bumi jangan lebih dan jangan kurang." Barulah Ibrahim 
menggaris di tanah, dan itulah yang disebut Bakkah, sedang apa yang ada di 
sekelilingnya adalah Mekah.
(HR Al-Azraqy)


B. Nabi Adam dan Nabi Shith

Menurut Abdurrazzaq, diterima dari Ibnu Juraij dari Atha dan Ibnu Musayyab 
bahwa sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada Nabi Adam ketika turun dari 
surga ke muka bumi. Dari kisah yang diabadikan dalam Al-Qur`an, Adam dan Hawa 
tertipu oleh tipu daya setan dengan melanggar ketentuan yang telah 
diperintahkan Allah kepada mereka berdua untuk tidak mendekati sebuah pohon. 
Namun Nabi Adam melakukannya dan Allah marah sehingga ia diusir ke bumi. Hal 
ini dikisahkan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah [2]:  35-37

Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tercantum dalam Surat Thaha ayat 
120, padahal itu adalah nama yang diberikan setan. Adam dan Hawa dengan tipu 
daya setan memakan buah yang dilarang itu, dan mengakibatkan keduanya 
dikeluarkan dari surga oleh Allah SWT. Yang dimaksud dengan setan di sini ialah 
iblis. Tentang beberapa kalimat dari Allah SWT yang diterima oleh Adam, 
sebagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat. Kisah 
pertaubatan Adam itu kemudian disambung dalam surat Al-A'raf [7] ayat 22-23.

Dengan kesungguhan taubat dan penyesalan yang tinggi, Adam dan Hawa turun ke 
bumi. Mereka mengakui telah tergoda oleh setan dan meyakini betapa beruntungnya 
mereka mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Allah berkata kepada Adam, "Buatlah 
untuk-Ku rumah dan beribadahlah padanya sebagaimana engkau lihat para malaikat 
beribadah di langit."

Kemudian, dikisahkan oleh Atha', sesampainya di bumi, Adam membangun rumah itu 
dari lima buah gunung, yaitu Haro, Tursina, Libanan, Judy, dan Turzeta. Imam 
Mawardi menambahkan bahwa Nabi Adam membangun Baitullah seperti ia lihat di 
'Arsy dengan dibantu oleh Malaikat Jibril untuk memindahkan bebatuannya yang 
sangat berat (bahkan tidak sanggup dipikul oleh 30 orang). Adam adalah orang 
pertama yang melakukan shalat dan tawaf di sana. Hal ini dilakukan 
terus-menerus oleh Adam hingga Allah SWT mendatangkan angin topan yang 
menyebabkan lenyapnya bangunan Ka'bah tersebut. Yang tersisa hanya fondasi 
dasarnya.

Dalam kitab Al-Ma'arif, Ibnu Qutaibah menerangkan bahwa sepeninggal Adam, yang 
memakmurkan dan membangun Baitullah atau Ka'bah adalah Nabi Shith, anak 
laki-laki Nabi Adam. 


C. Nabi Ibrahim dan Ismail

Saat Ismail dalam proses pertumbuhan menjadi dewasa, Ibrahim sering 
menjenguknya dari Palestina. Suatu hari, Nabi Ismail diajak berdialog oleh Nabi 
Ibrahim, "Sesungguhnya Allah telah menyuruhku untuk melakukan sebuah 
pekerjaan." Ismail kemudian menyahut dengan kalimat, "Laksanakanlah apa yang 
telah diperintahkan Allah." 
"Apakah engkau akan membantunya?" tanya Nabi Ibrahim. 
Ismail menjawab, "Aku siap untuk membantu." 
"Sesungguhnya Allah ta'ala telah memerintahkan aku untuk membangun rumah di 
sini," tutur Ibrahim sambil menunjuk sebuah bukit yang kini menjadi Masjidil 
Haram.

Dikisahkan oleh Imam Thabari, Nabi Ibrahim dibantu malaikat (Jibril). Ibrahim 
bertanya kepada Jibril, "Apakah di tempat ini aku diperintahkan membangun rumah 
Allah itu?" Kemudian Jibril menjawab, "Benar di tempat itu!"

Setelah itu, jadilah fondasi yang pernah dibangun Nabi Adam yang merupakan 
petunjuk Allah lewat malaikat-Nya kembali ditemukan Nabi Ibrahim setelah 
berabad-abad lamanya tidak dipelihara (sepeninggal Nabi Shith, anak laki-laki 
Nabi Adam). Bahkan, telah menjadi tandus dan tiada tanda-tanda kehidupan. Nabi 
Ibrahim dan Ismail akhirnya membangun sebuah rumah di atas fondasi tersebut.

Selengkapnya:
http://qultummedia.com/Sejarah-Pembangunan-Kabah.html


------------------------------------

================= Bacayo.NET - Segalanya tentang buku =================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bacayo/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bacayo/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke