Mimisan sih bisanya krn ada pendarahan ringan di hidung… ini terjadi krn
terlalu  sering  kepanasan so selaput hidung jd kering n pecah…or bisa juga
krn sering2 korek hidung

Gak perlu dikuatirkan kecuali halo tjd pendarahan hebat dr hidung  n gak
brenti2 lebih baik ke dokter aja.. takutnya kalo ada apa2

Aku punya dikit artikel nih…


Uci mamaKavin+

igunting dari: Majalah anakku - Edisi Mei 2005

Mimisan 90% dapat diatasi sendiri. Jangan panik.
Bagian dalam hidung dilapisi oleh selaput lendir yang selalu basah.
Selaput lendir ini banyak mengandung jalinan pembuluh darah. Di
bagian depan, jalinan pembuluh darah disebut sebagai pleksus
Kiesselbach. Di bagian belakang juga ditemukan jalinan pembuluh
darah. Bila pembuluh darah ini pecah, terlihat sebagai mimisan.

Sebagian besar mimisan dapat berhenti dengan pertolongan sederhana
atau bahkan berhenti sendiri. Yang sering terlihat menakutkan dan
membuat ibu panik adalah bila anak mengalami muntah darah, padahal
sebenarnya hanya memuntahkan darah yang tertelan. Demikian pula
dengan batuk darah, bukan berasal dari paru melainkan karena batuk
mendorong darah yang ada di tenggorokan.

Penyebab
1. Penyebab paling sering adalah benturan atau kebiasaan mengkorek-
korek hidung.
2. Udara panas dan kering menyebabkan selaput lendir hidung menjadi
kering dan pecah.
3. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk, mungkin disebabkan
anak memasukkan suatu benda ke dalam hidungnya.
4. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara kurang baik.
Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah.
5. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan membuang ingus
terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.
6. Mencium bahan kimia, misalnya asam sulfat, bensin, amonia.
7. Kadang-kadang mimisan adalah gejala penyakit darah, misalnya
kurang trombosit, kurang faktor pembekuan, leukemia, dan lain-lain.
Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala lain misalnya
pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.
8. Mimisan pada orang dewasa dapat disebabkan merokok, tekanan darah
tinggi, alkohol, atau makan obat yang mengencerkan darah.
9. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan ibuprofen juga
dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang cepat membeku.

Mencegah mimisan
1. Jangan mengkorek-korek hidung.
2. Jangan membuang ingus keras-keras.
3. Hindari asap rokok atau bahan kimia lain.
4. Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering.
5. Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril untuk membasahi
hidung.
6. Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam hidung sebelum
tidur, untuk mencegah kering.
7. Hindari benturan pada hidung.

Pertolongan
1. Duduk, agar hidung anak lebih tinggi dari jantung.
2. Membungkuk ke depan sedikit, dan bernapas dari mulut.
3. Jangan tidur terlentang. Aliran darah ke hidung bertambah deras,
dan darah dapat tertelan ke belakang.
4. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah seluruh bagian
depan cuping hidung, tepat di atas lubang hidung.
5. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi kompres dingin
menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat aliran darah
ke hidung.
6. Bila setelah 5 menit masih berdarah, tekan lagi selama 10 menit.
7. Kalau masih tetap berdarah, bawalah anak ke ruang gawat darurat
rumah sakit.
8. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta campuran
lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 : 10.000 untuk
mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15 menit seringkali
sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga dapat
membantu.

Bagaimana dengan daun sirih? Daun sirih merupakan adstringent, yang
berfungsi menciutkan pembuluh darah. Daun sirih dapat menolong,
tetapi sterilitasnya kurang terjaga. Jangan-jangan mimisannya sembuh
tetapi jadi mengalami infeksi. Tekan dengan jari akan lebih aman.

Dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K)
Divisi Saraf Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM,
Jakarta.

*****

Digunting dari: Majalah Ayahbunda - No. 09/2005

Wajar, bila Anda panik melihat darah mengalir dari hidung sang buah
hati tercinta. Namun, akan lebih baik bila Anda segera bertindak
untuk mengatasi mimisan ini. Bila perlu, cari tahu apa penyebabnya
untuk memperkecil risiko si kecil mengalaminya lagi.


Beragam penyebab
Siapa pun bisa mengalami mimisan, meski peristiwa ini umumnya lebih
sering menimpa anak-anak. Asal Anda tahu, di bagian dalam depan
rongga hidung kita ada kumpulan pembuluh darah. Nah, pada anak,
kumpulan pembuluh darah ini biasanya lebih rentan pecah, dan
menimbulkan perdarahan. Biasanya, pembuluh darah serta sel lendir
pada rongga hidung anak tersebut akan lebih kuat setelah ia lulus
sekolah dasar.

Beberapa penyebab mimisan:
1. Benturan pada hidung, misalnya karena anak terjatuh atau
hidungnya terpukul.
2. Kebiasaan mengorek hidung yang berlebihan, misalnya karena gatal,
atau anak berusaha mengeluarkan kerak hidung yang mengering.
3. Hidung kemasukan benda asing, seperti biji-bijian, atau benda
kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadinya perdarahan
(biasanya ditandai dengan terciumnya bau busuk dari lubang
hidungnya).
4. Perubahan cuaca, misalnya dari bermain di bawah terik matahari
lalu masuk ke dalam rumah ber-AC, atau menghadapi perubahan tekanan
udara.
5. Penyakit infeksi, terutama yang disertai demam tinggi secara
mendadak, seperti demam berdarah.
6. Penyakit darah, seperti leukemia (kanker darah) dan hemofilia
(darah tidak bisa membeku).

Tolong segera
Mimisan digolongkan ringan bila sumber perdarahan adalah dari bagian
depan rongga hidung. Sementara mimisan yang berat terjadi bila
sumbernya dari dalam atau belakang rongga hidung. Mimisan jenis ini
harus lebih diwaspadai dan dicari tahu apa penyebabnya.

Sekitar 90% kasus mimisan pada anak tergolong ringan, dan dapat
diatasi sendiri di rumah. Jadi, begitu anak mimisan, lakukanlah
segera tindakan berikut:

1. Minta anak duduk bersandar dengan kepala sedikit menunduk ke
depan, agar darah tidak mengalir ke bagian belakang (darah yang
tertelan dapat merangsang timbulnya batuk atau rasa mual sehingga
anak muntah).
2. Kalau keadannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal
di punggunggnya.
3. Jepit kedua cuping hidung dengan jari tangan selama sekitar 5
menit. Sementara itu mintalah anak untuk bernapas melalui mulut.
4. Bersihkan darah yang mengotori wajahnya.
5. Kompres dingin pada batang hidung juga bisa membantu menghentikan
perdarahan.
6. Bila perdarahan belum juga berhenti, sumbat hidungnya dengan kain
kasa atau sapu tangan yang bersih, lalu bawa anak segera ke dokter.
Selama dalam perjalanan, usahakan agar anak selalu dalam posisi
duduk menyandar.

Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan pertolongan adalah
bersikap tenang. Kepanikan hanya akan membuat tindakan Anda jadi
tidak rasional dan merugikan si kecil.


AWAS, PERDARAHAN BERAT!
Bila setelah 10 menit perdarahan masih berlanjut, apalagi disertai
panas, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Karena, bisa jadi ini
merupakan indikasi suatu penyakit serius, seperti demam berdarah,
tumor ganas pada rongga hidung, kaker darah, atau haemofilia.

Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan alat pengisap
untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian,
hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama 3-5 menit.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari depan
atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu diperlukan
pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi.



NAMA
Perdarahan Hidung

DEFINISI
Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang
berasal dari hidung.

PENYEBAB
Penyebab epistaksis:

Infeksi lokal
- Vestibulitis
- Sinusitis
Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera
- Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda
asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang
merangsang
- Patah tulang hidung
Penyakit kardiovaskuler
- Penyempitan arteri (arteriosklerosis)
- Tekanan darah tinggi
Infeksi sistemik
- Demam berdarah
- Influenza
- Morbili
- Demam tifoid
Kelainan darah
- Anemia aplastik
- Leukemia
- Trombositopenia
- Hemofilia)
- Telangiektasi hemoragik herediter
Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas
Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause
Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak
(seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau
lingkungan yang udaranya sangat dingin
Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai
ingus berbau busuk
Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada
anak dan remaja.

GEJALA
Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok:

Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari septum (pemisah lubang
hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari pleksus Kiesselbach
atau arteri etmoidalis anterior.
Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah
akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali dapat berhenti
spontan dan mudah diatasi.
Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian hidung yang
paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis
posterior.
Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut, penderita
hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskular.
Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.
Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan tenggorokan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis
epistaksis:
- Pemeriksaan darah tepi lengkap
- Fungsi hemostatis
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring

PENGOBATAN
Epistaksis anterior

Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular berkurang dan
mudah membatukkan darah dari tenggorokan
Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara
menekan cuping hidung selama 5-10 menit
Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka
dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan
lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi
rasa nyeri
Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan sumber perdarahan
dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau asam
trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter
Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus berlangsung, maka
diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi vaselin atau
salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi
perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior
dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang secara berlapis
mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan
sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari.
Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu
dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya
sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus dirawat.


Epistaksis posterior
Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk ke dalam mulut
sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat menghentikan
perdarahan.
Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena perdarahan biasanya
hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga hidung.
Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq), yaitu tampon
yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap ujungnya dan
1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari disertai dengan
pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi pada sinus
ataupun telinga tengah.

Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak dapat diatasi
dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan arteri
etmoidalis anterior dan posterior atau arteri maksilaris interna.

Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung biasanya
berlangsung singkat dan berhenti secara spontan, kadang-kadang
timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah
pembengkakan berkurang.
Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan pembedahan terhadap
patah tulang atau pengikatan arteri.

Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter (kelainan bentuk
pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa menyebabkan anemia berat
yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi tambahan.
Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit ke dalam septum
hidung.

MIMISAN BUKAN PENYAKIT
Sumber: Intisari - Oktober 2001


Perdarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi merupakan indikasi
adanya
suatu gangguan. Kasus yang dialami Anwar tadi termasuk ringan dan
sumbernya
dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga hidung saja.
Pasalnya di
bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada umumnya ini terjadi
pada
anak yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya tipis.

Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi perubahan cuaca,
teriritasi
gas yang merangsang, dll. Misalnya dari tempat yang panas ke tempat
yang
dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah. Pada anak acap kali 
juga
hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain 
yang
menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus ini biasanya
dengan
tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya. "Namun setelah anak
lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena pembuluh serta sel
lendir
pada rongga hidung sudah lebih kuat," tambah dr. Bambang.

Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau
posterior
karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam
berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung atau
nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah hemofilia
(tidak
memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit kardiovaskuler, dll.

Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2
hari)
dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan
posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa walaupun tidak
menutup
kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya, khususnya kalau terjadi
infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah keluar sampai
berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera diatasi, jangan
sampai
terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock
(turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti pingsan)."

Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon
posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon harus dimasukkan
ke
dalam.
Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti lebih lanjut
penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar
saja
sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat.

Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang dengan kelainan
tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke, karena
perdarahan
bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan
darah
tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak terduga terjadinya.
Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung
berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik dan tentunya ia
harus
waspada.

Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi bisa karena sinus
paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih parah adalah
infeksi
karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.

Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga
hidung
atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan pembedahan
melainkan
hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.

Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami epistaksis karena gangguan
hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu
dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung sudah pada taraf
serius, memang harus segera diatasi agar tidak mempengaruhi
perkembangan
sang janin.

Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama kalau melihat
seseorang
mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama menanggulangi atau
menghentikan
perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta epistaksis. Bila
sampai
terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu secara umum.

Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan pemasangan tampon
tadi
lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku darah), sambil
menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.

Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam posisi duduk.
Kalau
keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di
belakang
punggungnya.

Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan alat pengisap untuk
membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang
sudah
dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam rongga hidung. Tampon
dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah
sumber
perdarahan dari anterior atau posterior.



DUH, SI KECIL KOK MIMISAN TERUS?

Mimisan atau keluarnya darah yang mengalir dari hidung, kerap terjadi
begitu
saja pada si kecil. Namun, bila darah yang keluar berjumlah banyak dan 
sulit
dihentikan, Anda perlu waspada.

Sebenarnya, mimisan tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga
pada
orang dewasa. Namun, menurut dr. Suranto, Sp.THT, mimisan lebih banyak
terjadi pada balita dibandingkan orang dewasa. Ini disebabkan, selaput
lendir hidungnya masih tipis sehingga pembuluh darah mudah pecah.
Sedangkan
mimisan yang terjadi pada orang dewasa, umumnya terjadi pada wanita
yang
tengah mengalami fase menstruasi karena kerja pembuluh darah lebih lama
dibandingkan saat tidak menstruasi. Sehingga jika bagian hidung
terluka,
darah yang keluar akan lebih banyak.

Selain tipisnya selaput lendir, mimisan juga terjadi karena pecahnya
pembuluh darah di hidung anak, tumor di hidung, tumor di sinus
paranasal
atau tumor di nasofaring. Pecahnya pembuluh darah di hidung paling
banyak
disebabkan oleh kebiasaan buruk anak. Misalnya, sering mengutak-utik
kotoran
hidung (mengupil) sehingga pembuluh darah di sekitar hidung rusak atau
mengalami infeksi.

Pecahnya pembuluh darah pada hidung juga bisa dipicu oleh udara yang
terlalu
dingin, atau kondisi udara yang terlalu kering. "Bisa juga lantaran
penggunaan obat hidung yang disemprotkan atau disedot secara
berlebihan,
sehingga terjadinya iritasi lapisan mukosa hidung. Iritasi pun bisa
disebabkan ngupil terlalu keras. Hal itu menyebabkan pembuluh darah
pecah
atau membuat luka di dalam hidung," jelas Dokter spesialis THT di RS
Harapan
Kita, Jakarta ini.

Selain itu, pecahnya pembuluh darah juga sering terjadi pada penderita
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pada penderita tekanan darah
tinggi,
ada gangguan mekanisme pembuluh darah, sehingga pembuluh darah pada
bagian
hidung pecah. Akibatnya terjadilah mimisan. Biasanya, jumlah darah yang
keluar banyak dan penderita harus segera dibawa ke dokter.

Mimisan juga bisa disebabkan oleh adanya kecelakaan, misalnya,
kecelakaan
yang mengakibatkan benturan di hidung. Pendarahan yang terjadi, bukan
hanya
akibat pembuluh darah yang pecah, tapi juga akibat rusaknya selaput
lendir.
Terutama bila benturan yang terjadi pada bagian wajah, kepala,
perdarahan
dibagian atas kepala, serta adanya luka pada hidung.
Apabila aliran darah segera terhenti dalam 20 menit dan darahnya tidak
berwarna merah segar, Anda tidak perlu khawatir.

Tanda Penyakit Serius

Sebenarnya, terang Suranto, secara umum mimisan bukanlah hal yang
membahayakan. Namun, jika darah yang keluar sangat deras dan sulit
dihentikan, barulah orangtua harus mewaspadainya. Pasalnya, mimisan
yang
deras bisa jadi merupakan tanda si kecil menderita penyakit yang
serius.
Misalnya, mengalami anemia, leukemia, malaria, hemofilia atau penyakit
perdarahan lainnya.

Pendarahan deras lewat hidung juga bisa menandakan adanya tumor .
"Mimisan
ini hanya gejala dini saja, sebab bila tumornya sudah membesar,
gejalanya
akan bertambah parah, yaitu adanya sumbatan pada hidung," paparnya.
Apabila
frekuensi perdarahan di hidung terlihat sering, segera bawa si kecil ke
dokter.



TREATMENT OF NOSEBLEEDS

There are many misconceptions and folk tales about how to treat
nosebleeds.
Here's a list of do's and don'ts:

Do:
1. Remain calm. A nosebleed can be frightening but is rarely serious.
2. Keep your child in a sitting or standing position. Tilt his head
slightly
forward.
Have him gently blow his nose if he is old enough.
3. Pinch the lower half of your child's nose (the soft part) between
your
thumb and    finger and hold it firmly for a full ten minutes. If your 
child
is old enough, he can do this himself. Don't release the nose during
this
time to see if it is still bleeding.
Release the pressure after ten minutes and wait, keeping your child
quiet.
If the bleeding hasn't stopped, repeat step 3. If after ten more
minutes of
pressure the bleeding hasn't stopped, call your pediatrician or go to
the
nearest emergency room.

Don't:
1. Don't panic. You'll just scare your child.
2. Don't have him lie down or tilt back his head.
3. Don't stuff tissues, gauze or any other material into your child's
nose
to stop the bleeding.

When to Call the Pediatrician for Nosebleeds

Call your pediatrician if:

a. You think your child may have lost too much blood. (But keep in mind
that
the blood coming from the nose always looks like a lot.)
b. The bleeding is coming only from your child's mouth, or he's
coughing or
vomiting blood or brown material that looks like coffee grounds.
c. Your child is unusually pale, sweaty or is not responsive. Call your
pediatrician immediately in this case, and arrange to take your child
to the
emergency room.
d. He has a lot of nosebleeds, along with a chronically stuffy nose.
This
may mean he has a small, easily broken blood vessel in the nose or on
the
surface of the lining of the nose or a growth in the nasal passages.





Preventing Nosebleeds

If your child gets a lot of nosebleeds, ask your pediatrician about
using
saline nose drops every day. This may be particularly helpful if you
live in
a very dry climate or when the furnace is on. In addition, a humidifier
or
vaporizer will help maintain your home's humidity at a level high
enough to
prevent nasal drying.
Also, tell your child not to pick his nose. If he picks it at night or 
in
his sleep, put him to bed wearing thin cotton gloves or socks over his 
hands
and pinned to his pajama sleeve.

Stopping a Nosebleed

In General:
Even slight damage to the delicate mucous membrane lining the nose may
rupture tiny blood vessels and cause bleeding. Babies rarely have
nosebleeds, but toddlers and school-age children often do. Fortunately,
by
the teenage years, most youngsters outgrow this common, sometimes
alarming,
but almost never serious event. A tendency to nosebleeds often runs in 
the
family. Many children have nosebleeds for no apparent reason.

A nosebleed usually comes on suddenly, with blood flowing freely from
one
nostril.
A child who has nosebleeds at night may swallow the blood in her sleep 
and
vomit it up or pass it in the stools. Most nosebleeds stop by
themselves
within a few minutes, but for persistent bleeding, see Stopping a
nosebleed,
further down this page.

Nosebleeds are unlikely to indicate serious disease, although bleeding 
can
result from injury. Children may cause bleeding by picking their noses;
toddlers often injure the nasal membranes by forcing objects into their
nostrils. Youngsters are especially likely to have nosebleeds during
colds
and in the winter months when the mucous membranes become dry, cracked,
and
crusted, or when a chronic condition such as allergic rhinitis harms
the
membrane.

A child with a chronic disease that causes forceful coughing, such as
cystic
fibrosis, may have frequent nosebleeds. And parents of those with
inborn
disorders affecting the blood's ability to form clots, such as
hemophilia or
von Willebrand disease, should be watchful about harmful habits such as
nose-picking.

Call your pediatrician immediately if:
a. Your child is pale, sweaty, or not responding to you.
b. You believe your child has lost a lot of blood.
c. Your child is bleeding from the mouth, or vomiting blood or brown
material that looks like coffee grounds.
d. Your child's nose is bleeding after a blow or injury to any part of 
the
head.

Questions to consider

Does your child have a runny nose due to a cold or hay fever (allergic
rhinitis)? Does he have allergies?

If answer is  = Yes
Possible cause is Swelling and irritation of nasal tissue.

Action to take
To stop bleeding, apply a cold compress to the soft part of the nose.
Use of
a cold air humidifier in your child's bedroom at night may help relieve
stuffiness and keep the membranes moist. Do not add medications or
aromatic
preparations to the humidifier. If your child has not been evaluated
for
allergies, consult your pediatrician.


Do you live in a very dry climate? Or is your house overheated? Is the
winter air very dry?

If answer is =  Yes

Possible cause is Drying of nasal mucous membranes.

Action to take :
Try a cold air humidifier in the child's room at night. Saline nose
drops
may help to keep tissues moist. If bleeding is severe or recurrent,
consult
your pediatrician.

Has the child had a fall or a bump on the nose? Or does he pick his
nose? Or
did he blow his nose very hard?

If answer is =  Yes

Possible cause is Injury (trauma) to nose.

Action to take :
Follow the steps in Stopping a nosebleed, further down this page. If
the
bleeding doesn't stop after two 10-minute attempts, or if the child had
a
severe blow to the head, call your pediatrician at once.

Does your child have frequent, fairly severe nosebleeds for no apparent
reason?

If answer is =  Yes

Possible cause is Abnormal formation of blood vessels in the nose;
polyps or
other
growths in the nose; bleeding disorder.

Action to take :
Consult your pediatrician who will examine the child and provide a
referral,
if advisable, to an ear-nose-throat specialist.

Is your child taking medication, whether a doctor's prescription or an
over-the-counter product such as medicated nose drops or nasal spray?

If answer is =  Yes

Possible cause is Side effect of the medication.

Action to take :
Stop any over-the-counter medication. Call your pediatrician, who will
prescribe an alternative treatment, if necessary.

Has your child previously been diagnosed with a blood-clotting
disorder?

If answer is =  Yes

Possible cause is Abnormal blood clotting; bleeding following
self-injury
such as
nose-picking or scab-picking.

Action to take:
Explain how self-injury is causing nosebleeds and make a deal with your
child to stop it; a contract providing an award for doing so may be
helpful.
Seek your pediatrician's advice about alternative approaches.


Does your child have a chronic illness that causes forceful coughing?
Or
does she need medications or extra oxygen for a chronic disorder?

If answer is =  Yes

Possible cause is Pressure injury due to forceful coughing; effect of
medications on
nasal mucous membrane.

Action to take :
Consult your pediatrician, who will recommend measures to keep the
nasal
tissues moist and prevent nosebleeds.

Warning !
Don't use medicated nose drops or nasal sprays to treat conditions
affecting
the nose and respiratory passages. Although sold over the counter for
the
relief of congestion, these medications actually increase congestion
after a
few days' use. The rebound effect can be even more uncomfortable and
hard to
treat than the original problem.

Stopping A Nosebleed

a. Stay calm; the nosebleed is probably not serious, and you should try
not
to upset your child.
b. Keep your child sitting or standing, and leaning slightly forward.
Don't
let her lie down or lean back as this will allow blood to flow down her
throat and may make her vomit.
c. Don't try to stuff tissues or other material into the nose to stop
the
bleeding.
d. Firmly pinch the soft part of your child's nose-using a cold
compress if
you have one, otherwise your fingers-and keep the pressure on for a
full 10
minutes. Do not look to see if the nose is bleeding during this time;
you
may start the flow again.
e. If the bleeding hasn't stopped after 10 minutes, repeat the
pressure. If
bleeding persists after your second try, call your pediatrician or take
the
child to the nearest hospital emergency department.
f. While most nosebleeds are benign and self-limited, a child with
severe or
recurrent bleeding, or bleeding from both nostrils, should be evaluated
by a
pediatrician and, if necessary, an ear-nose-throat specialist.

© 2004 - American Academy of Pediatrics




NOSEBLEEDS


Although they can be scary, nosebleeds are rarely cause for alarm.
Common in
kids ages 3 to 10 years, nosebleeds often stop on their own and can be
treated safely at home.

What to Do:
Stay calm and reassure your child.
Sit your child upright in a chair or in your lap and have your child
tilt
his or her head slightly forward.
Gently pinch your child's nose (just below the bony ridge) with a
tissue or
clean washcloth.
Keep pressure on your child's nose for about 10 minutes; if you stop
too
soon, bleeding may start again. It may also help to apply ice wrapped
in a
paper towel.
Do not have your child lean back. This may cause blood to flow down the
back
of the throat, which tastes bad and may initiate gagging, coughing, or
vomiting.

Have your child to rest for a while after a nosebleed. Discourage
blowing,
picking, rubbing, and any rough play.

Call your child's doctor if your child:
has frequent nosebleeds
may have put something in his or her nose
tends to bruise easily
has heavy bleeding from minor wounds or bleeding from another place,
such as
the gums
recently started taking new medicine

Seek emergency medical care or call your child's doctor if bleeding:
is heavy, or is accompanied by dizziness or weakness
is the result of a fall or blow to the head
continues after two attempts of applying pressure for 10 minutes each
Preventing Future Nosebleeds
Most nosebleeds are caused by zealous blowing or picking, or a blow to 
the
nose during rough play. In the wintertime, especially, if your child's 
bed
is near a heater, the membranes inside the nose can become dried and
itchy,
causing your child to pick at his or her nose and further irritate the
nasal tissue. Colds, other viruses, and allergies may also irritate the
lining of the nose.

To help prevent your child from getting nosebleeds:
Keep your child's nails short to prevent picking.
Keep the inside of your child's nose moist with saline nasal spray or
dab
petroleum jelly gently around the opening of the nostrils.
Humidify your child's room with a vaporizer (or humidifier) if the air 
in
your home is dry. You can buy a cool mist or hot steam (also called
warm
mist) model. If you go with the hot steam kind, make sure to keep it
out of
your child's reach to avoid scalding. It's also important to keep
vaporizers
clean to prevent mildew.
Make sure your child wears protective athletic equipment when
participating
in sports that could cause injury to the nose.
Even when taking proper precautions, your child may still get a bloody 
nose
occasionally. But the next time your child gets a nosebleed, try not to
panic. They're usually harmless and are almost always easy to stop.

Reviewed by: Barbara P. Homeier, MD
Date reviewed: December 2004

http://www.kidshealth.com/parent/firstaid_safe/emergencies/nose_bleed.html








Uci mamaKavin
http://oetjipop.multiply.com
Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com
___________________________________________________________
Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com

--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
FAQ milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke