Mimisan sih bisanya krn ada pendarahan ringan di
hidung… ini terjadi krn terlalu  sering di luar
panasan so selaput hidung jd kering n pecah…or bisa
juga krn sering2 korek hidung atu bisa juga akibat
trauma kepala ringan

Gak perlu dikuatirkan kecuali kalo tjd pendarahan
hebat dr hidung  n gak brenti2 lebih baik ke dokter
aja.. takutnya kalo ada apa2

Aku punya dikit artikel nih…


Uci mamaKavin+

digunting dari: Majalah anakku - Edisi Mei 2005

Mimisan 90% dapat diatasi sendiri. Jangan panik.
Bagian dalam hidung dilapisi oleh selaput lendir yang
selalu basah.
Selaput lendir ini banyak mengandung jalinan pembuluh
darah. Di
bagian depan, jalinan pembuluh darah disebut sebagai
pleksus
Kiesselbach. Di bagian belakang juga ditemukan jalinan
pembuluh
darah. Bila pembuluh darah ini pecah, terlihat sebagai
mimisan.

Sebagian besar mimisan dapat berhenti dengan
pertolongan sederhana
atau bahkan berhenti sendiri. Yang sering terlihat
menakutkan dan
membuat ibu panik adalah bila anak mengalami muntah
darah, padahal
sebenarnya hanya memuntahkan darah yang tertelan.
Demikian pula
dengan batuk darah, bukan berasal dari paru melainkan
karena batuk
mendorong darah yang ada di tenggorokan.

Penyebab
1. Penyebab paling sering adalah benturan atau
kebiasaan mengkorek-
korek hidung.
2. Udara panas dan kering menyebabkan selaput lendir
hidung menjadi
kering dan pecah.
3. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk,
mungkin disebabkan
anak memasukkan suatu benda ke dalam hidungnya.
4. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara
kurang baik.
Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan
pecah.
5. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan
membuang ingus
terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.
6. Mencium bahan kimia, misalnya asam sulfat, bensin,
amonia.
7. Kadang-kadang mimisan adalah gejala penyakit darah,
misalnya
kurang trombosit, kurang faktor pembekuan, leukemia,
dan lain-lain.
Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala
lain misalnya
pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.
8. Mimisan pada orang dewasa dapat disebabkan merokok,
tekanan darah
tinggi, alkohol, atau makan obat yang mengencerkan
darah.
9. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan
ibuprofen juga
dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang
cepat membeku.

Mencegah mimisan
1. Jangan mengkorek-korek hidung.
2. Jangan membuang ingus keras-keras.
3. Hindari asap rokok atau bahan kimia lain.
4. Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering.
5. Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril
untuk membasahi
hidung.
6. Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam
hidung sebelum
tidur, untuk mencegah kering.
7. Hindari benturan pada hidung.

Pertolongan
1. Duduk, agar hidung anak lebih tinggi dari jantung.
2. Membungkuk ke depan sedikit, dan bernapas dari
mulut.
3. Jangan tidur terlentang. Aliran darah ke hidung
bertambah deras,
dan darah dapat tertelan ke belakang.
4. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah
seluruh bagian
depan cuping hidung, tepat di atas lubang hidung.
5. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi
kompres dingin
menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat
aliran darah
ke hidung.
6. Bila setelah 5 menit masih berdarah, tekan lagi
selama 10 menit.
7. Kalau masih tetap berdarah, bawalah anak ke ruang
gawat darurat
rumah sakit.
8. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta
campuran
lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 :
10.000 untuk
mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15
menit seringkali
sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga
dapat
membantu.

Bagaimana dengan daun sirih? Daun sirih merupakan
adstringent, yang
berfungsi menciutkan pembuluh darah. Daun sirih dapat
menolong,
tetapi sterilitasnya kurang terjaga. Jangan-jangan
mimisannya sembuh
tetapi jadi mengalami infeksi. Tekan dengan jari akan
lebih aman.

Dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K)
Divisi Saraf Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM,
Jakarta.

*****

Digunting dari: Majalah Ayahbunda - No. 09/2005

Wajar, bila Anda panik melihat darah mengalir dari
hidung sang buah
hati tercinta. Namun, akan lebih baik bila Anda segera
bertindak
untuk mengatasi mimisan ini. Bila perlu, cari tahu apa
penyebabnya
untuk memperkecil risiko si kecil mengalaminya lagi.


Beragam penyebab
Siapa pun bisa mengalami mimisan, meski peristiwa ini
umumnya lebih
sering menimpa anak-anak. Asal Anda tahu, di bagian
dalam depan
rongga hidung kita ada kumpulan pembuluh darah. Nah,
pada anak,
kumpulan pembuluh darah ini biasanya lebih rentan
pecah, dan
menimbulkan perdarahan. Biasanya, pembuluh darah serta
sel lendir
pada rongga hidung anak tersebut akan lebih kuat
setelah ia lulus
sekolah dasar.

Beberapa penyebab mimisan:
1. Benturan pada hidung, misalnya karena anak terjatuh
atau
hidungnya terpukul.
2. Kebiasaan mengorek hidung yang berlebihan, misalnya
karena gatal,
atau anak berusaha mengeluarkan kerak hidung yang
mengering.
3. Hidung kemasukan benda asing, seperti biji-bijian,
atau benda
kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadinya
perdarahan
(biasanya ditandai dengan terciumnya bau busuk dari
lubang
hidungnya).
4. Perubahan cuaca, misalnya dari bermain di bawah
terik matahari
lalu masuk ke dalam rumah ber-AC, atau menghadapi
perubahan tekanan
udara.
5. Penyakit infeksi, terutama yang disertai demam
tinggi secara
mendadak, seperti demam berdarah.
6. Penyakit darah, seperti leukemia (kanker darah) dan
hemofilia
(darah tidak bisa membeku).

Tolong segera
Mimisan digolongkan ringan bila sumber perdarahan
adalah dari bagian
depan rongga hidung. Sementara mimisan yang berat
terjadi bila
sumbernya dari dalam atau belakang rongga hidung.
Mimisan jenis ini
harus lebih diwaspadai dan dicari tahu apa
penyebabnya.

Sekitar 90% kasus mimisan pada anak tergolong ringan,
dan dapat
diatasi sendiri di rumah. Jadi, begitu anak mimisan,
lakukanlah
segera tindakan berikut:

1. Minta anak duduk bersandar dengan kepala sedikit
menunduk ke
depan, agar darah tidak mengalir ke bagian belakang
(darah yang
tertelan dapat merangsang timbulnya batuk atau rasa
mual sehingga
anak muntah).
2. Kalau keadannya terlalu lemah, baringkan dengan
meletakkan bantal
di punggunggnya.
3. Jepit kedua cuping hidung dengan jari tangan selama
sekitar 5
menit. Sementara itu mintalah anak untuk bernapas
melalui mulut.
4. Bersihkan darah yang mengotori wajahnya.
5. Kompres dingin pada batang hidung juga bisa
membantu menghentikan
perdarahan.
6. Bila perdarahan belum juga berhenti, sumbat
hidungnya dengan kain
kasa atau sapu tangan yang bersih, lalu bawa anak
segera ke dokter.
Selama dalam perjalanan, usahakan agar anak selalu
dalam posisi
duduk menyandar.

Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan
pertolongan adalah
bersikap tenang. Kepanikan hanya akan membuat tindakan
Anda jadi
tidak rasional dan merugikan si kecil.


AWAS, PERDARAHAN BERAT!
Bila setelah 10 menit perdarahan masih berlanjut,
apalagi disertai
panas, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Karena,
bisa jadi ini
merupakan indikasi suatu penyakit serius, seperti
demam berdarah,
tumor ganas pada rongga hidung, kaker darah, atau
haemofilia.

Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan
alat pengisap
untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian,
hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama
3-5 menit.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber
perdarahan dari depan
atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu
diperlukan
pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi.



NAMA 
Perdarahan Hidung
 
DEFINISI 
Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah
pardarahan yang 
berasal dari hidung. 
 
PENYEBAB 
Penyebab epistaksis: 

Infeksi lokal 
- Vestibulitis 
- Sinusitis 
Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami
cedera 
- Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh,
terpukul, adanya benda 
asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh
gas yang 
merangsang 
- Patah tulang hidung 
Penyakit kardiovaskuler 
- Penyempitan arteri (arteriosklerosis) 
- Tekanan darah tinggi 
Infeksi sistemik 
- Demam berdarah 
- Influenza 
- Morbili 
- Demam tifoid 
Kelainan darah 
- Anemia aplastik 
- Leukemia 
- Trombositopenia 
- Hemofilia) 
- Telangiektasi hemoragik herediter 
Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak
maupun ganas 
Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan
menopause 
Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan
atmosfir mendadak 
(seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson)
atau 
lingkungan yang udaranya sangat dingin 
Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan
ringan disertai 
ingus berbau busuk 
Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan
berulang pada 
anak dan remaja. 
 
GEJALA 
Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok: 

Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari septum
(pemisah lubang 
hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari
pleksus Kiesselbach 
atau arteri etmoidalis anterior. 
Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien
duduk, darah 
akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali
dapat berhenti 
spontan dan mudah diatasi. 
Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian
hidung yang 
paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan
arteri etmoidalis 
posterior. 
Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut,
penderita 
hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit
kardiovaskular. 
Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.

Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan
tenggorokan. 

DIAGNOSA 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. 

Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat
diagnosis 
epistaksis: 
- Pemeriksaan darah tepi lengkap 
- Fungsi hemostatis 
- Tes fungsi hati dan ginjal 
- Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan
nasofaring 
 
PENGOBATAN 
Epistaksis anterior 

Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular
berkurang dan 
mudah membatukkan darah dari tenggorokan 
Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa
dihentikan dengan cara 
menekan cuping hidung selama 5-10 menit 
Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan
perdarahan, maka 
dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan
adrenalin dan 
lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan
dan mengurangi 
rasa nyeri 
Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan
sumber perdarahan 
dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau
asam 
trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter 
Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus
berlangsung, maka 
diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah
diberi vaselin atau 
salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak
terjadi 
perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon
anterior 
dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang
secara berlapis 
mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus
menekan 
sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari. 
Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita
tidak perlu 
dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta
mengangkat kepalanya 
sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus
dirawat. 


Epistaksis posterior 
Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk
ke dalam mulut 
sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat
menghentikan 
perdarahan. 
Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena
perdarahan biasanya 
hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga
hidung. 
Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon
Bellocq), yaitu tampon 
yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap
ujungnya dan 
1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari
disertai dengan 
pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi
pada sinus 
ataupun telinga tengah. 

Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak
dapat diatasi 
dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan
arteri 
etmoidalis anterior dan posterior atau arteri
maksilaris interna. 

Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung
biasanya 
berlangsung singkat dan berhenti secara spontan,
kadang-kadang 
timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari
kemudian setelah 
pembengkakan berkurang. 
Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan
pembedahan terhadap 
patah tulang atau pengikatan arteri. 

Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter
(kelainan bentuk 
pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa
menyebabkan anemia berat 
yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi
tambahan. 
Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit
ke dalam septum 
hidung. 

MIMISAN BUKAN PENYAKIT
Sumber: Intisari - Oktober 2001


Perdarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi
merupakan indikasi 
adanya
suatu gangguan. Kasus yang dialami Anwar tadi termasuk
ringan dan 
sumbernya
dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga
hidung saja. 
Pasalnya di
bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada
umumnya ini terjadi 
pada
anak yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya
tipis.

Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi
perubahan cuaca, 
teriritasi
gas yang merangsang, dll. Misalnya dari tempat yang
panas ke tempat 
yang
dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah.
Pada anak acap kali 
juga
hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau
benda kecil lain 
yang
menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus
ini biasanya 
dengan
tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya.
"Namun setelah anak
lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena
pembuluh serta sel 
lendir
pada rongga hidung sudah lebih kuat," tambah dr.
Bambang.

Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari
dalam atau 
posterior
karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit
serius seperti demam
berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada
rongga hidung atau
nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan
darah hemofilia 
(tidak
memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit
kardiovaskuler, dll.

Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih
sering (setiap 1 - 2 
hari)
dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit
diatasi. Perdarahan
posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa
walaupun tidak 
menutup
kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya,
khususnya kalau terjadi
infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah
keluar sampai
berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera
diatasi, jangan 
sampai
terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih
parah terjadi shock
(turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti
pingsan)."

Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan
pemasangan tampon
posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon
harus dimasukkan 
ke
dalam.
Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti
lebih lanjut
penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan
darah yang keluar 
saja
sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat.

Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang
dengan kelainan
tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala
stroke, karena 
perdarahan
bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis
karena tekanan 
darah
tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak
terduga terjadinya.
Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi
perdarahan pada hidung
berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik
dan tentunya ia 
harus
waspada.

Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi
bisa karena sinus
paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih
parah adalah 
infeksi
karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.

Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan
pada rongga 
hidung
atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan
pembedahan 
melainkan
hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.

Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami
epistaksis karena gangguan
hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal,
tidak perlu
dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung
sudah pada taraf
serius, memang harus segera diatasi agar tidak
mempengaruhi 
perkembangan
sang janin.

Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama
kalau melihat 
seseorang
mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama
menanggulangi atau 
menghentikan
perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta
epistaksis. Bila 
sampai
terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu
secara umum.

Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan
pemasangan tampon 
tadi
lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku
darah), sambil
menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.

Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam
posisi duduk. 
Kalau
keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan
bantal di 
belakang
punggungnya.

Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan
alat pengisap untuk
membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon
kapas yang sudah
dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam
rongga hidung. Tampon
dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat
diketahui apakah 
sumber
perdarahan dari anterior atau posterior.



DUH, SI KECIL KOK MIMISAN TERUS?

Mimisan atau keluarnya darah yang mengalir dari
hidung, kerap terjadi 
begitu
saja pada si kecil. Namun, bila darah yang keluar
berjumlah banyak dan 
sulit
dihentikan, Anda perlu waspada.

Sebenarnya, mimisan tidak hanya terjadi pada
anak-anak, tetapi juga 
pada
orang dewasa. Namun, menurut dr. Suranto, Sp.THT,
mimisan lebih banyak
terjadi pada balita dibandingkan orang dewasa. Ini
disebabkan, selaput
lendir hidungnya masih tipis sehingga pembuluh darah
mudah pecah. 
Sedangkan
mimisan yang terjadi pada orang dewasa, umumnya
terjadi pada wanita 
yang
tengah mengalami fase menstruasi karena kerja pembuluh
darah lebih lama
dibandingkan saat tidak menstruasi. Sehingga jika
bagian hidung 
terluka,
darah yang keluar akan lebih banyak.

Selain tipisnya selaput lendir, mimisan juga terjadi
karena pecahnya
pembuluh darah di hidung anak, tumor di hidung, tumor
di sinus 
paranasal
atau tumor di nasofaring. Pecahnya pembuluh darah di
hidung paling 
banyak
disebabkan oleh kebiasaan buruk anak. Misalnya, sering
mengutak-utik 
kotoran
hidung (mengupil) sehingga pembuluh darah di sekitar
hidung rusak atau
mengalami infeksi.

Pecahnya pembuluh darah pada hidung juga bisa dipicu
oleh udara yang 
terlalu
dingin, atau kondisi udara yang terlalu kering. "Bisa
juga lantaran
penggunaan obat hidung yang disemprotkan atau disedot
secara 
berlebihan,
sehingga terjadinya iritasi lapisan mukosa hidung.
Iritasi pun bisa
disebabkan ngupil terlalu keras. Hal itu menyebabkan
pembuluh darah 
pecah
atau membuat luka di dalam hidung," jelas Dokter
spesialis THT di RS 
Harapan
Kita, Jakarta ini.

Selain itu, pecahnya pembuluh darah juga sering
terjadi pada penderita
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pada penderita
tekanan darah 
tinggi,
ada gangguan mekanisme pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah pada 
bagian
hidung pecah. Akibatnya terjadilah mimisan. Biasanya,
jumlah darah yang
keluar banyak dan penderita harus segera dibawa ke
dokter.

Mimisan juga bisa disebabkan oleh adanya kecelakaan,
misalnya, 
kecelakaan
yang mengakibatkan benturan di hidung. Pendarahan yang
terjadi, bukan 
hanya
akibat pembuluh darah yang pecah, tapi juga akibat
rusaknya selaput 
lendir.
Terutama bila benturan yang terjadi pada bagian wajah,
kepala, 
perdarahan
dibagian atas kepala, serta adanya luka pada hidung.
Apabila aliran darah segera terhenti dalam 20 menit
dan darahnya tidak
berwarna merah segar, Anda tidak perlu khawatir.

Tanda Penyakit Serius

Sebenarnya, terang Suranto, secara umum mimisan
bukanlah hal yang
membahayakan. Namun, jika darah yang keluar sangat
deras dan sulit
dihentikan, barulah orangtua harus mewaspadainya.
Pasalnya, mimisan 
yang
deras bisa jadi merupakan tanda si kecil menderita
penyakit yang 
serius.
Misalnya, mengalami anemia, leukemia, malaria,
hemofilia atau penyakit
perdarahan lainnya.

Pendarahan deras lewat hidung juga bisa menandakan
adanya tumor . 
"Mimisan
ini hanya gejala dini saja, sebab bila tumornya sudah
membesar, 
gejalanya
akan bertambah parah, yaitu adanya sumbatan pada
hidung," paparnya. 
Apabila
frekuensi perdarahan di hidung terlihat sering, segera
bawa si kecil ke
dokter.



TREATMENT OF NOSEBLEEDS

There are many misconceptions and folk tales about how
to treat 
nosebleeds.
Here's a list of do's and don'ts:

Do:
1. Remain calm. A nosebleed can be frightening but is
rarely serious.
2. Keep your child in a sitting or standing position.
Tilt his head 
slightly
forward.
Have him gently blow his nose if he is old enough.
3. Pinch the lower half of your child's nose (the soft
part) between 
your
thumb and    finger and hold it firmly for a full ten
minutes. If your 
child
is old enough, he can do this himself. Don't release
the nose during 
this
time to see if it is still bleeding.
Release the pressure after ten minutes and wait,
keeping your child 
quiet.
If the bleeding hasn't stopped, repeat step 3. If
after ten more 
minutes of
pressure the bleeding hasn't stopped, call your
pediatrician or go to 
the
nearest emergency room.

Don't:
1. Don't panic. You'll just scare your child.
2. Don't have him lie down or tilt back his head.
3. Don't stuff tissues, gauze or any other material
into your child's 
nose
to stop the bleeding.

When to Call the Pediatrician for Nosebleeds

Call your pediatrician if:

a. You think your child may have lost too much blood.
(But keep in mind 
that
the blood coming from the nose always looks like a
lot.)
b. The bleeding is coming only from your child's
mouth, or he's 
coughing or
vomiting blood or brown material that looks like
coffee grounds.
c. Your child is unusually pale, sweaty or is not
responsive. Call your
pediatrician immediately in this case, and arrange to
take your child 
to the
emergency room.
d. He has a lot of nosebleeds, along with a
chronically stuffy nose. 
This
may mean he has a small, easily broken blood vessel in
the nose or on 
the
surface of the lining of the nose or a growth in the
nasal passages.





Preventing Nosebleeds

If your child gets a lot of nosebleeds, ask your
pediatrician about 
using
saline nose drops every day. This may be particularly
helpful if you 
live in
a very dry climate or when the furnace is on. In
addition, a humidifier 
or
vaporizer will help maintain your home's humidity at a
level high 
enough to
prevent nasal drying.
Also, tell your child not to pick his nose. If he
picks it at night or 
in
his sleep, put him to bed wearing thin cotton gloves
or socks over his 
hands
and pinned to his pajama sleeve.

Stopping a Nosebleed

In General:
Even slight damage to the delicate mucous membrane
lining the nose may
rupture tiny blood vessels and cause bleeding. Babies
rarely have
nosebleeds, but toddlers and school-age children often
do. Fortunately, 
by
the teenage years, most youngsters outgrow this
common, sometimes 
alarming,
but almost never serious event. A tendency to
nosebleeds often runs in 
the
family. Many children have nosebleeds for no apparent
reason.

A nosebleed usually comes on suddenly, with blood
flowing freely from 
one
nostril.
A child who has nosebleeds at night may swallow the
blood in her sleep 
and
vomit it up or pass it in the stools. Most nosebleeds
stop by 
themselves
within a few minutes, but for persistent bleeding, see
Stopping a 
nosebleed,
further down this page.

Nosebleeds are unlikely to indicate serious disease,
although bleeding 
can
result from injury. Children may cause bleeding by
picking their noses;
toddlers often injure the nasal membranes by forcing
objects into their
nostrils. Youngsters are especially likely to have
nosebleeds during 
colds
and in the winter months when the mucous membranes
become dry, cracked, 
and
crusted, or when a chronic condition such as allergic
rhinitis harms 
the
membrane.

A child with a chronic disease that causes forceful
coughing, such as 
cystic
fibrosis, may have frequent nosebleeds. And parents of
those with 
inborn
disorders affecting the blood's ability to form clots,
such as 
hemophilia or
von Willebrand disease, should be watchful about
harmful habits such as
nose-picking.

Call your pediatrician immediately if:
a. Your child is pale, sweaty, or not responding to
you.
b. You believe your child has lost a lot of blood.
c. Your child is bleeding from the mouth, or vomiting
blood or brown
material that looks like coffee grounds.
d. Your child's nose is bleeding after a blow or
injury to any part of 
the
head.

Questions to consider

Does your child have a runny nose due to a cold or hay
fever (allergic
rhinitis)? Does he have allergies?

If answer is  = Yes
Possible cause is Swelling and irritation of nasal
tissue.

Action to take
To stop bleeding, apply a cold compress to the soft
part of the nose. 
Use of
a cold air humidifier in your child's bedroom at night
may help relieve
stuffiness and keep the membranes moist. Do not add
medications or 
aromatic
preparations to the humidifier. If your child has not
been evaluated 
for
allergies, consult your pediatrician.


Do you live in a very dry climate? Or is your house
overheated? Is the
winter air very dry?

If answer is =  Yes

Possible cause is Drying of nasal mucous membranes.

Action to take :
Try a cold air humidifier in the child's room at
night. Saline nose 
drops
may help to keep tissues moist. If bleeding is severe
or recurrent, 
consult
your pediatrician.

Has the child had a fall or a bump on the nose? Or
does he pick his 
nose? Or
did he blow his nose very hard?

If answer is =  Yes

Possible cause is Injury (trauma) to nose.

Action to take :
Follow the steps in Stopping a nosebleed, further down
this page. If 
the
bleeding doesn't stop after two 10-minute attempts, or
if the child had 
a
severe blow to the head, call your pediatrician at
once.

Does your child have frequent, fairly severe
nosebleeds for no apparent
reason?

If answer is =  Yes

Possible cause is Abnormal formation of blood vessels
in the nose; 
polyps or
other
growths in the nose; bleeding disorder.

Action to take :
Consult your pediatrician who will examine the child
and provide a 
referral,
if advisable, to an ear-nose-throat specialist.

Is your child taking medication, whether a doctor's
prescription or an
over-the-counter product such as medicated nose drops
or nasal spray?

If answer is =  Yes

Possible cause is Side effect of the medication.

Action to take :
Stop any over-the-counter medication. Call your
pediatrician, who will
prescribe an alternative treatment, if necessary.

Has your child previously been diagnosed with a
blood-clotting 
disorder?

If answer is =  Yes

Possible cause is Abnormal blood clotting; bleeding
following 
self-injury
such as
nose-picking or scab-picking.

Action to take:
Explain how self-injury is causing nosebleeds and make
a deal with your
child to stop it; a contract providing an award for
doing so may be 
helpful.
Seek your pediatrician's advice about alternative
approaches.


Does your child have a chronic illness that causes
forceful coughing? 
Or
does she need medications or extra oxygen for a
chronic disorder?

If answer is =  Yes

Possible cause is Pressure injury due to forceful
coughing; effect of
medications on
nasal mucous membrane.

Action to take :
Consult your pediatrician, who will recommend measures
to keep the 
nasal
tissues moist and prevent nosebleeds.

Warning !
Don't use medicated nose drops or nasal sprays to
treat conditions 
affecting
the nose and respiratory passages. Although sold over
the counter for 
the
relief of congestion, these medications actually
increase congestion 
after a
few days' use. The rebound effect can be even more
uncomfortable and 
hard to
treat than the original problem.

Stopping A Nosebleed

a. Stay calm; the nosebleed is probably not serious,
and you should try 
not
to upset your child.
b. Keep your child sitting or standing, and leaning
slightly forward. 
Don't
let her lie down or lean back as this will allow blood
to flow down her
throat and may make her vomit.
c. Don't try to stuff tissues or other material into
the nose to stop 
the
bleeding.
d. Firmly pinch the soft part of your child's
nose-using a cold 
compress if
you have one, otherwise your fingers-and keep the
pressure on for a 
full 10
minutes. Do not look to see if the nose is bleeding
during this time; 
you
may start the flow again.
e. If the bleeding hasn't stopped after 10 minutes,
repeat the 
pressure. If
bleeding persists after your second try, call your
pediatrician or take 
the
child to the nearest hospital emergency department.
f. While most nosebleeds are benign and self-limited,
a child with 
severe or
recurrent bleeding, or bleeding from both nostrils,
should be evaluated 
by a
pediatrician and, if necessary, an ear-nose-throat
specialist.

© 2004 - American Academy of Pediatrics




NOSEBLEEDS


Although they can be scary, nosebleeds are rarely
cause for alarm. 
Common in
kids ages 3 to 10 years, nosebleeds often stop on
their own and can be
treated safely at home.

What to Do:
Stay calm and reassure your child.
Sit your child upright in a chair or in your lap and
have your child 
tilt
his or her head slightly forward.
Gently pinch your child's nose (just below the bony
ridge) with a 
tissue or
clean washcloth.
Keep pressure on your child's nose for about 10
minutes; if you stop 
too
soon, bleeding may start again. It may also help to
apply ice wrapped 
in a
paper towel.
Do not have your child lean back. This may cause blood
to flow down the 
back
of the throat, which tastes bad and may initiate
gagging, coughing, or
vomiting.

Have your child to rest for a while after a nosebleed.
Discourage 
blowing,
picking, rubbing, and any rough play.

Call your child's doctor if your child:
has frequent nosebleeds
may have put something in his or her nose
tends to bruise easily
has heavy bleeding from minor wounds or bleeding from
another place, 
such as
the gums
recently started taking new medicine

Seek emergency medical care or call your child's
doctor if bleeding:
is heavy, or is accompanied by dizziness or weakness
is the result of a fall or blow to the head
continues after two attempts of applying pressure for
10 minutes each
Preventing Future Nosebleeds
Most nosebleeds are caused by zealous blowing or
picking, or a blow to 
the
nose during rough play. In the wintertime, especially,
if your child's 
bed
is near a heater, the membranes inside the nose can
become dried and 
itchy,
causing your child to pick at his or her nose and
further irritate the
nasal tissue. Colds, other viruses, and allergies may
also irritate the
lining of the nose.

To help prevent your child from getting nosebleeds:
Keep your child's nails short to prevent picking.
Keep the inside of your child's nose moist with saline
nasal spray or 
dab
petroleum jelly gently around the opening of the
nostrils.
Humidify your child's room with a vaporizer (or
humidifier) if the air 
in
your home is dry. You can buy a cool mist or hot steam
(also called 
warm
mist) model. If you go with the hot steam kind, make
sure to keep it 
out of
your child's reach to avoid scalding. It's also
important to keep 
vaporizers
clean to prevent mildew.
Make sure your child wears protective athletic
equipment when 
participating
in sports that could cause injury to the nose.
Even when taking proper precautions, your child may
still get a bloody 
nose
occasionally. But the next time your child gets a
nosebleed, try not to
panic. They're usually harmless and are almost always
easy to stop.

Reviewed by: Barbara P. Homeier, MD
Date reviewed: December 2004

http://www.kidshealth.com/parent/firstaid_safe/emergencies/nose_bleed.html





> From: adam xie [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wed 10/11/2006 4:37 PM
> Subject: Re: [balita-anda] Mimisan
> 
> Anak saya umur 3 tahun, saat ini lagi batuk pilek
> sudah sekitar 4
> hari, tiba2 siang ini mimisan darah dari hidung
> tanpa ada suatu
> kejadian benturan fisik. Mungkin rekans ada yang
> punya pengalaman
> sama? Mohon sharingnya.
> 
> <deleted>


Uci mamaKavin
http://oetjipop.multiply.com

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke