hehehehehe, flu burung bukan IPD, jeng, flu burung itu karena virus H5N1.
Dokter kantor saya heboh tuh, kasih penjelasan ke sana  kemari tentang flu
burung, tapi saya tanya ttg IPD, he still does not reccomend it (gak ada hub
ama flu burung). Dulu saking hebohnya, di kantor sempet ada imunisasi
influenza massal, padahal jelas2 gak bisa nyegah flu burung. Baru 2 minggu
di imunisasi influenza, malah banyak yg batuk pilek....hehehehehe, wong cuma
mengcover 30% virus flu, yang 70% nya kan gak dicover ama imunisasi ini.
palagi flu burung.

Untuk flu burung, yang bisa kita lakukan (copy dari penjelsan dr kantor0:
1. memasak ayam dan telur sampai matang (gak boleh setengah matang).
2. segera cuci tangan apalagi setelah memegang unggas, bersihkan kandang
unggas atau kena kotoran unggas. cuci tangan pake sabun ya....
3. segera vaksinkan unggas2 anda
4. lapor jika ada unggas mati mendadak ke dinas petermakan
5. unggas yang mati mendadak sebaiknya tidak dikonsumsi, tapi dibakar. (jgn
dibuang di kali).
6. jaga kondisi badan, dengan makan dan minum yg sehat, olahraga yg cukup.

Best regards,

Mama Nayma


On 7/13/07, rusmina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

nah itu dia mbak, dr semua artikel yg saya baca, semuanya bikin saya
panik en takut
soalnya dsa-ku bilang kl sebenarnya flu burung itu gak ada, yg terjadi
skrg ini ya kr ipd tadi, gimana yah?
saya gak mau nelan mentah2 advice dsa, setidaknya penjelasan mbak ini
membuka wawasan saya dan jadi bahan pertimbangan kami.
thanks berat ya mbak

salam kenal,
rusmina htpea disby

Lif Rahayu wrote:
> Mbak,
>
> Banyak sih artikelnya, ini salah satunya ya....Tapi keputusan tergantung
> pada orangtua ya, mbak. Kalau saya sendiri, Nayma dapet BCG, polio,
> Hep B,
> DPT, HiB, Campak.....nanti rencanya MMR, thypoid, Hep A, varicella.
>
> Artikel saya ambil dari milist sehat, posted by dr. Purnamawati. SpA.
>
> IPD = Invasive pneumococcal Disease
> Penyakit gawat akibat infeksi kuman pneumokokus
>
> Nah yang justru menarik adalah
> 1. Kuman pneumokokus adalah kuman normal yang ada di saluran napas
> kita dan
> ada
> 23 jenis kuman pneumokokus
> Tetapi kuman ini memang bisa menyebabkan infeksi saluran napas dan pada
> sebagian
> bayi/anak kecil bisa menyebabkan infeksi yang berat apakah itu pneumonia
> atau
> meningitis ... ya yang disebut sebagai IPD tadi
> Tapi ...
>
> 2. Jangan dibalik
> Bahwa ... semua atau sebagian besar anak meningitis dan pneumonia
> disebabkan
> oleh infeksi kuman pneumokokus ini
> Belum ada buktinya kok di Indonesia
> Justru sebagian besar pneumonia karena virus
> sebagian besar meningitis karena infeksi virus dan yang karena infeksi
> kuman,
> penyebabnya bukan kuman pneumokokus.
>
> 3. Siapa yang paling berisiko terinfeksi kuman pneumokokus ini? Anak2
> dari
> golongan ekonomi rendah yang gizinya buruk dan hidu[p di lingkungan
padat
> tak
> higienis.
>
> 4. Di Indonesia, selain kita tak tahu berapa banyak anak yang kena IPD
> (kayaknya
> sampai saat ini sih gak banyak) ... kita juga tak tahu strain mana
> yang ada
> di
> Indonesia dari ke 23 jenis/strain pneumokokus
> Apakah benar yang ada di indonesia dan bikin IPD adalah ke 7 strain
> yang ada
> di
> vaksin Prevnar?
>
> Belum tahu juga
> Di Alaska, strain nya bukan strain yang ada di vaksin ini.
> Di Filipina, strain di sana hanya tercover 4 di vaksin ini
> Di USA, penelitian terakhir menunjukkan bahwa strain saat ini justru
> bukan
> strain yang ada di vaksin ini
> Laporan WHO sendiri menyebutkan bahwa ternyata strain di negara
> berkembang
> berbeda dengan strain yang ada di vaksin ini
>
> Jadi .. Maaf saya sebut nama vaksinnya karena saya menganggap ada
> kelirumologi
> dengan menyebut vaksin ini sebagai vaksin IPD
> Seolah kalau diimunisasi ini pasti terhindar dari IPD
> Padahal strain disini kan kita tidak tahu
>
> Kelirumologi kedua yang memperihatinkan, seolah kalau imunisasi ini
pasti
> akan
> mencegah anak kena pneumonia dan meningitis
> Wong kebanyakan meningitisnya karena HiB
> Di lain sisi, tak sedikit parents yang jadi panik karena ya itu /....
> "iklan"nya
> cenderung menakut-nakuti ketimbang mendidik.
>
>
>
> On 7/13/07, rusmina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Moms, sorry br bahas lg.
>> kira2 apa yah pertimbangan utk tidak memberikan ipd?
>> kasih inputnya donk pls, soalnya saya masih new mom en new comer jg
>> dimilis ini
>>
>> thanks yaa
>> rusmina
>>
>> Lif Rahayu wrote:
>> > di bawah 1 tahun, 3x, bareng ama DPT dan HiB, polio. Masih 800-900
>> ribu.
>> > Saya kebetulan gak ngasih IPD ke Nayma, dgn pertimbangan2 tertentu
>> tentu
>> > saja setalah baca artikel2x dan konsult dokter kantor juga. Banyak
nih
>> > artikel ttg IPD, di milist ini jg banyak dibahas dulu, di milist
>> tetangga
>> > juga.
>> >
>> > On 7/11/07, rusmina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> >>
>> >> imunisasi IPD mahal ya pak?
>> >> dengar2 sih 1jt-an n  bbrp kali
>> >> apa benar??
>> >>
>> >> salam,
>> >> mama arion/3.5bln
>> >>
>> >> Jusuf wrote:
>> >> >
>> >> > Menangkal Bakteri Pneumokokus, "Pembunuh" Anak Bawah Lima Tahun
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >> > Hampir 75 persen anak kecil dan bayi punya kandungan bakteri
>> >> > pneumokokus dalam saluran pernapasan mereka. Bakteri tersebut
>> secara
>> >> > lebih khusus ditemukan pada bayi yang tidak mendapat air susu ibu
>> >> > (ASI), menderita infeksi virus dalam saluran pernapasan, perokok
>> pasif
>> >> > akibat buruknya lingkungan sekitar.
>> >> >
>> >> > Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan adanya ancaman
>> >> > tersembunyi yang bisa sangat mencemaskan tersebut. Dipastikan,
satu
>> >> > juta bayi di bawah usia 2 tahun di negara berkembang meninggal
>> akibat
>> >> > infeksi yang diakibatkan oleh bakteri tersebut.
>> >> >
>> >> > Sering tanpa bisa terdeteksi secara cermat, infeksi pneumokokus
>> >> > kemudian menyerang beragam bagian tubuh. Jika masuk ke aliran
darah
>> >> > disebut pneumokokus bakteremia. Kalau ke otak jadi meningitis
>> (infeksi
>> >> > selaput otak). Jika menerobos ke paru disebut pneumonia, dan
>> bila ke
>> >> > telinga menyebabkan otitis media akut.
>> >> >
>> >> > "Lebih mencemaskan lagi, pada kasus meningitis kematian akan
>> menyerang
>> >> > 17 persen penderita hanya dalam waktu 48 jam," kata Sri Rezeki
>> >> > Hadinegoro, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
>> >> (IDAI).
>> >> >
>> >> > Survei kesehatan yang dilakukan di Indonesia tahun 2001 juga
>> >> > menempatkan pneumonia sebagai pembunuh anak balita nomor satu di
>> >> > negara kita. Dengan catatan angka 23 persen, maka pneumonia jauh
>> >> > mengungguli diare (13 persen), neurologi (12 persen), dan tipus
>> yang
>> >> > hanya tujuh persen sebagai penyebab kematian anak balita.
>> >> >
>> >> > Mudah menular
>> >> >
>> >> > Bahkan, kalau tidak meninggal dan kemudian bayi tersebut sudah
bisa
>> >> > dinyatakan sembuh, umumnya bakteri tadi tetap meninggalkan cacat
>> >> > permanen. Selain itu, juga bisa menyisakan ancaman pada gangguan
>> >> > pendengaran dan gangguan saraf yang akan memunculkan gangguan
>> motorik,
>> >> > kejang tanpa demam, keterbelakangan mental berikut ancaman
>> kelumpuhan.
>> >> >
>> >> > Memang, pada dasarnya anak-anak lebih mudah tertular penyakit yang
>> >> > populer disebut dengan istilah invasive pneumoccoccal disease
(IPD)
>> >> > ini, sebab mereka masih belum punya kekebalan alamiah untuk bisa
>> ikut
>> >> > membentengi diri. Selain itu, anak kecil senang bermain
>> berkelompok,
>> >> > sehingga malah semakin menularkan kontak langsung dengan pembawa
>> >> > bakteri, bahkan hanya melalui batuk ringan atau bersin.
>> >> >
>> >> > Bakteri pembunuh bayi tersebut sebenarnya sudah ditemukan Pasteur
>> >> > sejak tahun 1881, terdiri atas 90 stereotype, dan hanya sekitar 10
>> >> > jenis dinyatakan berbahaya. Akan tetapi, meski sedikit, jenis yang
>> >> > berbahaya tersebut justru mampu menginfeksi secara cepat ke
>> sirkulasi
>> >> > darah dan bersifat merusak. Sayangnya, penyakit ini sering
>> terlewatkan
>> >> > dalam pengamatan lantaran gejalanya mirip demam biasa atau sifat
>> rewel
>> >> > seorang bayi.
>> >> >
>> >> > Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, setiap tahun ditemukan
>> >> > 175.000 kasus IPD. Di Filipina, 35 persen bayi terkena IPD
>> meninggal
>> >> > dunia. Sedangkan di Hongkong, lebih dari 19 persen anak membawa
>> >> > bakteri pneumokokus berbahaya pada saluran pernapasan mereka.
>> >> >
>> >> > Menyadari gawatnya IPD dan kenyataan bahwa pengobatannya bisa
>> >> > dipersulit dengan terjadinya peningkatan ketahanan bakteri
terhadap
>> >> > sejumlah antibiotik, tidak ada jalan lain untuk mencegahnya
kecuali
>> >> > dengan melakukan vaksinasi. Langkah tersebut sejalan dengan telah
>> >> > ditemukannya vaksin pneumokokus, yang telah dipasarkan di AS sejak
>> >> > tahun 2000-an, dan sejak awal 2006 juga telah beredar di
Indonesia.
>> >> >
>> >> > Mengungkapkan persoalan ini ketika berbicara di muka Muktamar
>> IDI di
>> >> > Semarang, pekan lalu, Sri Rezeki menegaskan, "Kami telah
>> >> > merekomendasikan upaya preventif sedini mungkin dengan vaksinasi
>> >> > pneumokokus kepada semua bayi dan anak di bawah usia dua tahun."
>> >> >
>> >> > Vaksin termaksud memang belum dimasukkan dalam pengembangan
program
>> >> > imunisasi nasional yang dilakukan secara rutin, yaitu BCG, polio,
>> >> > Hepatitis B, DPT, dan campak.
>> >> >
>> >> > Sementara di AS, Australia, Eropa, dan Meksiko, penggunaan vaksin
>> >> > termaksud telah diwajibkan. Sri Rezeki mengakui, "Semuanya serba
>> >> > dilematis. Idealnya, oleh karena besarnya ancaman kematian
terhadap
>> >> > bayi, vaksin ini harus bisa dimasukkan dalam program imunisasi
>> >> > nasional. Tetapi, jika pemerintah harus menanggung semuanya,
>> >> > anggarannya masih belum tersedia."
>> >> >
>> >> > "Mengingat kenyataan bahwa mengobati akan memakan biaya lebih
mahal
>> >> > dan belum semuanya dipastikan berhasil, maka sebaiknya jangan
>> >> > mengambil risiko. Begitu bayi lahir, langsung saja dilakukan
>> vaksinasi
>> >> > pneumokokus, yang memang bisa dilakukan berbarengan dengan
>> pemberian
>> >> > vaksin lain," ungkap Sri Rezeki.
>> >> >
>> >> > Julius Pour, Wartawan, Tinggal di Tangerang
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >> > Sumber: Kompas
>> >> >
>> >> >
>> >> >
>> >> > The information transmitted is intended only for the person or the
>> >> > entity to which it is addressed and may contain confidential
and/or
>> >> > privileged material. If you have received it by mistake please
>> notify
>> >> > the sender by return e-mail and delete this message including
>> any of
>> >> > its attachments from your system. Any use, review, reliance or
>> >> > dissemination of this message in whole or in part is strictly
>> >> > prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change.
The
>> >> > views expressed herein do not necessarily represent those of PT
>> Astra
>> >> > International Tbk and should not be construed as the views,
>> offers or
>> >> > acceptances of PT Astra International Tbk.
>> >> >
>> >> > --------------------------------------------------------------
>> >> > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
>> >> > Info balita: http://www.balita-anda.com
>> >> > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>> >> > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>> >> >
>> >> >
>> >>
>> >>
>> >> --------------------------------------------------------------
>> >> Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
>> >> Info balita: http://www.balita-anda.com
>> >> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>> >> menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>> >>
>> >>
>> >
>>
>>
>> --------------------------------------------------------------
>> Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
>> Info balita: http://www.balita-anda.com
>> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>> menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>>
>>
>


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke