TANDA LAHIR PADA BAYI
from: Tabloid NAKITA

Umumnya para ibu khawatir dengan tanda lahir atau toh yang tampak pada
bayinya. Benarkah membahayakan? "Waktu lahir, saya lihat ada noda kecoklatan
berbentuk lingkaran kecil  di paha anak saya. Saya takut, noda itu akan
melebar dan tak akan hilang sampai ia besar. Kasihan, kan. Soalnya, dia anak
perempuan. Nanti kalau dia pakai bikini, bagaimana? Kan, malu, kelihatan
nodanya," tutur Susi  yang baru sebulan melahirkan anak pertamanya.
Kekhawatiran para ibu akan tanda lahir ini, memang bisa  dipahami. Bukan
semata soal keindahan, tapi juga karena takut tanda lahir ini bisa
membahayakan.

Menurut dr. A.D. Pasaribu, Sp.A dari RS Hermina Podomoro, kemunculan  tanda
lahir disebabkan ada hal-hal tertentu yang terjadi dalam proses jalan lahir,
semisal trauma lahir atau terjadi pembuluh darah melebar.

Soal bahaya atau tidak, menurutnya, harus dilihat dulu dari  perkembangan
tanda lahir

ini. Misalnya ada tanda kemerahan. Bila karena jalan lahir, biasanya sehari
juga akan hilang. Tapi kalau setelah seminggu masih tetap ada, maka harus
dipantau lagi perkembangannya. "Umumnya, sih, tanda lahir ini tak
membahayakan,"  tukasnya.

Juga tak ada kaitannya dengan penyakit kulit. Jikapun ada yang bisa menjadi
kanker, terangnya, biasanya berupa tahi lalat yang membesar. "Tapi untuk
menentukan kanker-tidaknya, harus dilakukan biopsi lebih dulu," katanya.

Dalam dunia kedokteran, lanjutnya, tanda lahir ini tak terlalu
dipersoalkan. Sebab, jelas lulusan Fakultas Kedokteran Unpad ini, "Begitu
bayi lahir, yang lebih kita perhatikan adalah hal-hal yang akan membahayakan
nyawanya. Misalnya, fungsi paru,

jantung, dan sebagainya."

Kendati demikian, ia dapat memahami kekhawatiran para ibu tersebut. "Jika
ibu merasa terganggu dengan adanya tanda lahir ini, sebaiknya konsultasikan
ke dokter anak. Misalnya, terjadi gatal-gatal yang mengganggu di tanda
lahir," anjur  dokter yang kerap dipanggil sesuai singkatan nama depannya
ini, A.D.


JENIS TANDA LAHIR


Tanda lahir dapat muncul dalam berbagai bentuk, warna dan tekstur, dan
biasanya dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut:

*Hemangioma Stoberi

Tanda lahir yang lunak, menonjol dan berwarna seperti stroberi ini dapat
berukuran sekecil titik atau sebesar alas gelas. Terdiri dari bahan-bahan
sistem darah yang tak matang dan terpisah dari sistem peredaran darah selama
perkembangan janin. Dapat tampak pada saat lahir atau sepertinya muncul
tiba-tiba selama minggu pertama pascalahir.

Tanda ini begitu umum, sehingga kemungkinan 1 dari 10 bayi memilikinya. Ada
kemungkinan tanda stroberi ini untuk sementara akan membesar, tapi akhirnya
memudar menjadi keabu-abuan dan hampir selalu akan hilang sama sekali.
Ketika si kecil usia antara 5-10 tahun.

Meski para orang tua kerap menginginkan tanda ini diobati, terutama jika
terdapat di wajah, sebenarnya yang terbaik ialah membiarkannya. Kecuali jika
terus tumbuh dan mengganggu fungsi, misalnya mengganggu penglihatan.

Pengobatan yang dilakukan pada tanda lahir ini, sebenarnya malah dapat
menjurus pada komplikasi, jika dibandingkan cara membiarkan sampai ia hilang
sendiri. Bila Anda berkeras untuk diobati, ada beberapa pilihan
pengobatannya. Mana yang  akan dipilih, diskusikanlah dengan dokter.

Banyak ahli berpendapat, tak lebih dari 0,1 persen dari tanda lahir ini
memerlukan perawatan radikal. Jika tanda lahir stroberi ini setelah hilang
oleh perawatan atau dengan berjalannya waktu, ternyata meninggalkan jaringan
parut atau jaringan sisa, biasanya dapat dilakukan bedah plastik untuk
menghilangkannya.

Kadang tanda stroberi ini dapat berdarah, secara spontan atau karena
tergores atau terbentur. Aliran darah dapat dihentikan dengan memberi
tekanan pada tanda.

*Hemangioma Cavernos

Tanda lahir jenis ini lebih jarang terjadi daripada hemangioma stroberi.
Diperkirakan hanya 1 atau 2 dari 100 bayi yang memilikinya. Seringkali
berkombinasi dengan stroberi, dan terbentuk dari unsur-unsur sistem darah
yang lebih besar dan lebih  matang, serta menyangkut lapisan kulit yang
lebih dalam.

Bisa berupa benjolan berwarna kebiruan atau merah kebiruan, dengan pinggiran
yang kurang nyata dibandingkan jenis stroberi, dan pada mulanya tampak
seperti rata, tak menonjol.

Ia tumbuh cepat selama 6 bulan pertama, lalu melambat pada 6 bulan
berikutnya. Pada

bulan ke-12 sampai ke-18, mulai mengerut. Lima puluh persen darinya akan
menghilang di usia 5 tahun, 70 persen pada usia 7 tahun, 90 persen pada usia
9 tahun, dan 95 persen ketika anak usia 10 atau 12 tahun.

Umumnya bisa menghilang tanpa bekas, tapi kadang terdapat jaringan parut
pada bekasnya. Kemungkinan pengobatannya sama seperti tanda lahir stroberi.

*Pewarnaan Anggur Pot atau Nevus Flammeus

Tanda berwarna merah keunguan ini dapat timbul di mana saja pada tubuh,
terdiri dari pembuluh-pembuluh darah kapiler yang sudah matang dan melebar.
Umumnya tampak pada saat lahir sebagai lesi (bercak) berwarna merah muda
atau ungu kemerahan yang datar atau sedikit menonjol. Meski dapat sedikit
berubah warna, tapi tak memudar sesuai dengan berjalannya waktu dan dapat
dianggap permanen.

Kadang, lesi ini dihubungkan dengan adanya pertumbuhan berlebih dari
jaringan lunak

atau tulang yang berada di bawahnya. Atau jika terdapat di wajah, perlu
diperhatikan, karena bisa berhubungan dengan kelainan di tempat lain seperti
pertumbuhan pembuluh darah otak. Tanyakan pada dokter bayi Anda jika Anda
merasa khawatir.


*Bintik Berwarna seperti Kopi Susu

Noda-noda mendatar pada kulit, yang warnanya dapat bervariasi dari warna
coklat seperti kopi dengan banyak susu sampai coklat seperti kopi dengan
sedikit susu, dapat muncul di mana-mana.


Tanda ini sering sekali terjadi, bisa tampak pada saat lahir atau muncul
beberapa tahun pertama setelah lahir, dan tak menghilang. Jika bayi Anda
memiliki beberapa bintik atau noda seperti kopi ini (6 atau lebih),
sebaiknya konsultasikan ke dokter.


*Noda Mongol

Ia berwarna biru atau abu-abu seperti batu tulis, mirip tanda lebam. Dapat
muncul di

bagian bokong atau punggung, dan kadang-kadang pada tungkai dan pundak, pada
9 dari 10 anak berkulit hitam, Timur dan keturunan Indian.


Noda yang tampak nyeri ini, juga sering terdapat pada bayi keturunan
Mediterania, tapi

jarang terjadi pada bayi berambut pirang dan bermata biru.

Meski seringkali tampak pada saat lahir dan hilang dalam tahun pertama,
tapi kadang-kadang tak muncul sampai beberapa waktu setelah lahir dan atau
bertahan sampai dewasa.

*Nevi Kongenital yang Berpigmen


Tahi lalat ini warnanya bervariasi dari coklat muda sampai kehitaman dan dapat 
berambut. Tahi lalat yang kecil sangat sering terjadi. Yang besar atau "nevi 
berpigmen raksasa" jarang terjadi tapi berpotensi lebih besar untuk menjadi 
ganas (kanker). 



Biasanya tahi lalat yang besar atau tahi lalat yang kecil tapi 
mencurigakan,dianjurkan untuk dibuang bila pembuangannya dapat dilakukan dengan 
mudah. Bila tak dibuang, agar terus dipantau oleh dokter yang ahli dalam 
perawatan ini. 


Julie Erikania.Ilustrasi:Pugoeh(nakita)



http://www.drgreene.com/21_1143.html.



Mongolian Spots

What is it?
Mongolian spots are nothing more than dense collections of melanocytes, the
skin cells which contain melanin, the normal pigment of the skin. When the
melanocytes are close to the surface, they look deep brown. The deeper they
are in the skin, the more bluish they look. Either way, they are not related
to bruises or any other medical condition. They do not predispose to skin
cancer or any other problem.

Who gets it?
At least one Mongolian spot is present on the great majority of babies of
Native American, African, Asian, or Hispanic descent. They are also present
in about one in ten fair-skinned infants. Despite the name, Mongolian spots
have no known anthropologic significance, except for being more common in
darker-skinned infants.

What are the symptoms?
These flat birthmarks can be deep brown, slate gray, or blue-black in color.
They do sometimes look like bruises. The edges are often, but not always,
indistinct. They are most common on the lower back and buttocks, but are
often found on the legs, back, sides, and shoulders. They vary from the size
of a pinhead to six inches or more across. A child may have one or several.

Is it contagious?
No

How long does it last?
Mongolian spots are present at birth, and most of them fade (at least
somewhat) by age two. Most have completely disappeared by age five. If
Mongolian spots remain at puberty, they are likely to be permanent. Fewer
than five percent of children with Mongolian spots still have any by the
time they reach adulthood. Those who do tend to be the ones with multiple,
widespread spots, or with spots in unusual locations.

How is it diagnosed?
Mongolian spots are usually diagnosed by their appearance.

How is it treated?
No treatment is necessary.

How can it be prevented?
No prevention is necessary

 
Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com




      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Kirim email ke