crossposting ttg cacingan...

---------- Forwarded message ----------
From: momkavinija <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 2008/3/13
Subject: [sehat] Re: Obat Cacing Anak
To: [EMAIL PROTECTED]


Dear mbak Ervina,

Klo menurut saya sbaiknya test faeses aja eh biar jelas... krn lain
cacing lain pengobatnnya 9dari penjelasan DSa anakku)

ini aku bantu dg artikel yaaa

Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multilpy.com

http://www.kompas.com/metro/news/0204/28/191053.htm

Konsultasi Kesehatan
Awas Cacing!

SEBAIKNYA jangan lagi menganggap infeksi cacingan sebagai perkara
sepele. Meski
memang belum terkabarkan infeksi ini bisa menyebabkan kematian, namun
tetap
berbahaya. Infeksi cacingan sangat mengganggu kesehatan dan bisa
membuat anak
mudah sakit. Peringatan tersebut disampaikan dr Adi Sasongko MA, Direktur
Pelayanan Kesehatan di Yayasan Kusuma Buana, saat ditemui Warta Kota
seusai
tampil dalam seminar "Upaya Pengembangan Program Pemberantasan
Cacingan di DKI
Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar", pertengahan pekan lalu. Seminar ini
diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Kusuma Buana, , dan Pemda DKI
Jakarta.

Cacingan, kata Adi, adalah jenis infeksi yang disebabkan karena adanya
cacing
dalam usus
manusia. Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena infeksi ini, juga orang
dewasa. Apalagi bila orang itu tidak memedulikan kebersihan. "Jumlah
cacing
yang ada di dalam tubuh manusia, yang menyebabkan infeksi cacingan,
tidak 1-2
ekor. Jumlahnya bisa puluhan, atau bahkan ratusan ekor. Cacing-cacing ini
menghisap sari makanan dalam tubuh, hingga si penderita akan mengalami
berbagai
masalah kesehatan," sambung Adi.

Bila terinfeksi cacingan, seseorang akan menderita "5 L": lemah,
letih, loyo,
lalai, dan lemas. Bila hal ini menimpa anak, maka akan mengganggu
pertumbuhannya. Kondisi "5 L" akan membuat anak mudah sakit. "Bila terus
didiamkan, dalam jangka panjang anak bisa terserang berbagai penyakit
yang
diakibatkan kekurangan gizi, seperti hepatitis, rabun mata, dan
berambut ijuk.
Selain itu,
kemampuan belajar anak juga akan menurun, karena daya tangkap anak
cacingan
lebih lemah
daripada anak yang tidak cacingan," ujar Adi lagi. Sedangkan bila
terjadi pada
orang dewasa, maka orang itu terancam menderita anemia. Akibat
lanjutannya,
dalam kerangka lebih luas, akan menurunkan kualitas sumber daya
manusia, karena
produktivitas penderita cacingan pasti menurun.

CACING GELANG PALING BANYAK

Menurut penelitian, sambung Adi, ada 3 jenis cacing yang sering
ditemukan dalam
usus manusia, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan
Necator
americanus). Setiap cacing memiliki ciri-ciri spesifik. Cacing
gelang,
misalnya, bisa mencapai panjang 15-35 cm, meski berada dalam perut
manusia.
Cacing ini juga mampu bertelur hingga 200.000 butir per hari, yang
sebagian
keluar bersama dengan tinja.

Sementara cacing cambuk (disebut begitu karena bentuknya seperti cambuk),
panjangnya bisa mencapai 45 milimeter dan hidup dalam usus besar.
Cacing ini,
kalau mengeram dalam perut, bisa sangat merepotkan. "Cacing ini bisa
menyebabkan seseorang diare disertai ingus dan darah. Keadaan ini bisa
berlangsung berbulan-bulan. Cacing cambuk menghisap sari makanan dan
darah,"
papar Adi.

Lebih ganas lagi adalah cacing tambang. Cacing ini menghisap darah
dari dinding
usus.
Penularan cacing ini melalui telur yang keluar bersama tinja, untuk
kemudian
menetas menjadi
larva. "Pada saat berjalan tanpa alas kaki, larva ini dapat menembus
kulit kaki
dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus dan menetap
di usus
halus. Ukuran cacing ini paling kecil bila dibandingkan kedua cacing
lainnya,
hanya dapat mencapai 13 milimeter," kata Adi. Tanpa kita sadari,
telur cacing
gelang dan cambuk sebenarnya ada di mana-mana. Di udara, telur cacing
yang
berbahaya ini bercampur dengan debu, lalu diterbangkan angin. Telur
cacing ini
bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan terbuka. "Jika
makanan
dan minuman itu dikonsumsi, maka ikut pula telur cacing itu. Dalam
usus telur
ini berkembang menjadi larva, untuk kemudian menjadi cacing dewasa."

Karena itulah, kata Adi lagi, penderita infeksi cacingan sebenarnya
sangat
banyak. Menurut hasil penelitian Departemen Kesehatan tahun 1995 yang
dilakukan
di Sumater Utara, diperoleh hasil bahwa 60,2 persen anak-anak usia SD
di sana
menderita infeksi cacing gelang. Lainnya, 53,8 persen terinfeksi
cacing cambuk
dan 6,7 persen terinfeksi cacing tambang. Jadi cukup banyak anak yang
dala
perutnya terdap[at dua jenis cacing.

JANGAN ASAL MINUM OBAT

Sayangnya, kata Adi, masyarakat kerap salah mengerti. Banyak yang
menganggap,
kalau sudah makan obat cacing yang banyak dijual di pasaran, maka
semua cacing
dalam perut akan mati. Dengan demikian, tubuh pun akan bebas dari
cacing. "Pada
kemasan obat anti cacing umumnya tertulis, untuk menghindari cacingan,
diharuskan
minum obat itu sebanyak dua sampai tiga kali dalam setahun. Sebenarnya
membuat
aturan seperti itu tidak dibenarkan. Minum obat cacing sifatnya hanya
membuang
cacing dari dalam tubuh, tapi tidak membuat tubuh kebal terhadap
cacing," ujar
Adi lagi. Menurut Adi, meminum obat cacing bukanlah solusi untuk
menghilangkan
cacing. Cacing memang hilang, tapi hanya sementara waktu. Pada
kesempatan lain
ia akan berbiak lagi.

"Bila seseorang menderita cacingan, disarankan untuk melakukan
pemeriksaan di
laboratorium, setelah sebelumnya memeriksakan diri ke dokter umum atau
puskesmas. Tinja pasien akan diperiksa, untuk mengetahui jenis cacing
apa yang
menyerang orang tersebut," ujarnya lagi. Bila jenis cacing yang
mengeram dalam
perut sudah diketahui, dokter akan memberikan obat cacing yang tepat.
Dosisnya
pun akan disesuaikan dengan berat badan pasien. Dan yang lebih penting
lagi,
tubuh pasien akan kebal terhadap serangan jenis cacing tersebut. Adi
menyarankan pemeriksaan laboratorium ini dilakukan enam bulan sekali.
"Tapi
pengobatan secara laboratoris itu harus pula diimbangi menjaga
kebersihan diri
dan lingkungan. Kalau tidak, cacing itu akan kembali menyerang," kata Adi.

--------------

http://www.bdgadventisthospital.org/pelayanan/trakt_cacing.htm

CACING : PARASIT YANG UMUM HIDUP DALAM TUBUH MANUSIA

Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana
mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat
pertumbuhan
bagi anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing
cambuk, cacing tambang dan cacing keremi. Penelitian Departemen
Kesehatan RI
menunjukkan lebih dari 80% penduduk Indonesia cacingan.

Gejala-gejala cacingan antara lain:

1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam kotoran
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus

Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana
kebersihan
masih diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan
tidak pada
jamban. Sehingga telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam
mulut orang
lain.

CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides)
Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:
1. Telur cacing masuk melalui mulut
2. Menetas di usus kecil menjadi larva
3. Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
4. Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke
dalam
usus kecil dan menjadi dewasa di sana
Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari

CACING CAMBUK: (Tricuris Trichiura)
Warna : Merah muda atau abu-abu
Besarnya : 3 - 5 cm
Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:
1. Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
2. Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
3. Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan,
terulanglah
siklus ini

CACING TAMBANG: (Ancylostomiasis)
Warna : Merah
Besarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:
1. Larva menembus kulit kaki
2. Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
3. Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan
dirinya untuk mengisap darah

Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang
darah).
Cacing tambang dapat mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.

CACING KEREMI: (Enterobius Vermicularis)
Warna : Putih
Besarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:
1. Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
2. Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini
menyebar.
Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur
cacing keremi
dibawa ke tempat lain.
3. Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.

Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh
keluarga
perlu diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian
yang
dipakai perlu dicuci.

CACING DAPAT DICEGAH DENGAN:

1. Cuci tangan dengan sabun sebelum masak, sebelum makan dan sesudah
buang air
besar.
2. Gunakan WC jika buang air besar.
3. Gunakan sandal atau sepatu, hindarkan kaki telanjang.
4. Jangan makan daging atau ikan mentah atau setengah masak.
5. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
6. Hindari kebiasaan memasukkan tangan dalam mulut.

Pengobatan sekali 6 bulan sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak
atau paling
sedikit setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk
kebutuhan Anda.

Cacing yang hidup dalam tubuh seseorang sangat merugikan karena mereka
mengurangi gizi yang dibutuhkan tubuh, daya tahan terhadap penyakit lain
berkurang, dan bukan saja cacing menteap di usus, mereka dapat
berpindah ke
organ lain dalam tubuh. Menjaga kebersihan lingkungan dan perorangan akan
banyak artinya dalam mengatasi masalah cacing.

---------------------------------

--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke