Sabtu, 7 Nop 2009
Di perjalanan pulang kerja rasanya badan ga enak banget… di kerjaan juga ga
seperti biasanya.. rasanya saya ga semangat banget..bahkan saat istirahat
siang ga biasanya saya bisa tidur pulas sekitar 1 jam-an

Ternayata benar, saat mandi sore saya lihat ada flek darah..
Saya langsung berpikir ’ada masalah nih dengan kandungan saya..’
Selesai mandi saya langsung tiduran dia tas ranjang... tapi saya tetap
merasa ada sesuatu yang keluar di bawah sana.. Saya cek, ternyata benar saya
mengeluarkan darah lagi.. Ga banyak banyak memang tapi ga sedikit juga bila
dibanding dengan flek yang saya alami saat kehamilan pertama (yg ternyata
disebabkan karena hormonal)

Feeling saya, kandungan saya yg akan memasuki minggu ke-12 ada masalah..
Setelah ’diskusi’ dengan suami dan ibu saya, maka diputuskan untuk ke
dokter.. Karena saat itu malam minggu sangat susah cari DSOG praktek
termasuk DSOG langganan saya, maka saya mulai mencari RS yg ada DSOG yang
praktek..

Puji Tuhan ada satu DSOG yg praktek di RS besar yang kebetulan RS rujukan
kantor. Kamipun segera menuju ke sana..
Sampai di sana saya diperlakukan seperti pasien biasa dlm arti menyelesaikan
administrasi dulu baru diperiksa, walaupun saya merasa sebagai pasien
’emergency’ karena ada perdarahan di kehamilan saya.. Tapi karena saya
merasa tidak sakit perut atapun merasa terganggu dengan badan saya dlm arti
saya merasa sehat maka saya menjalani prosedur administrasi seperti pasien
lainnya yang akan periksa ke dokter...

Walau dalam hati was2 juga..
karena saya membandingkan saat kehamilan pertama saat mengalami flek, saat
itu sampai RS tujuan setelah diinformasikan bahwa saya mengalami flek maka
saya langsung diangkut ke bagian kebidanan oleh perawat, administrasi yg
mengurus si pengantar alias suami saya.
Saya hanya bisa berdoa dalam hati semoga bisa degera diketahui penyebab
perdarahan yg saya alami..
Akhirnya sampai juga saya di ruang pemeriksaan. Saya cerita ke DSOG ttg
perdarahan yang saya alami dan saya juga menyerahkan hasil pemeriksaan
kehamilan saya yg terakhir (sebulan lalu).
DSOG menyarankan untuk USG dan bertanya sebrapa banayk darah yang keluar..
Saya tidak bisa memastikan banyak sedikitnya karena memang say atidak tahu
’patokan’ yang aman untuk ’jumlah’ darah ygan keluar

Akhirnya dokter memeriksa dengan USG hasilnya katanya masih sama dengan USG
bulan sebelumnya (print out USG bulan sebelumnya saya serahkan ke DSOG tsb).
Dengan hasil tsb kata beliau ada 2 (dua) kemungkinan:
- alat USG kurang akurat krn kadang beda alat USG bisa menghasilkan data
yang tidak akurat
- kehamilan tidak berkembang

Saran beliau saya diminta kembali periksa ke DSOG saya yang memeriksa saya
terkahir kali dan periksa USG di sana biar terlihat hasil yang sebenarnya..
Akhirnya saya pulang ke rumah.. dan bed rest

__________________________
__________________________________________________________

Minggu, 8 Nopember 2009
Di rumah saja bed rest..
Saya merasa perdarahan yg terjadi semakin banyak... Saya Cuma bisa berdoa
memohon jalan terbaik padaNya
____________________________________________________
_________________________________

Senin, 9 Nopember 2009

Pagi2 ke tempat praktek DSOG ditemenin mbak Nanik BunSal (tetangga plus
temen milis saya) soalnya assisten yang momong anak-anak belum datang
sehingga suami saya harus di rumah jaga anak-anak sampai assisten saya
datang baru kemudian nyusul ke DSOG

Oleh DSOG saya ceritakan kronolis perdarahan saya, kemudian dicek seberapa
perdarahan yang keluar dan diperiksa ini itu USG, USG transvaginaldan 4D
hasilnya BO (blighted ovum) dan ada sedikit luka infeksi di mulut rahim...

Blighted ovum (BO) adalah suatu kondisi dimana hasil konsepsi (sel telur
yang telah dibuahi) terimplantasi pada dinding rahim, tapi embrio-nya tidak
tumbuh atau bahkan tidak terbentuk sama sekal (kehamilan kosong).
Akhir-akhir ini pakar mengistilahkan sebagai kegagalan kehamilan awal (early
pregnancy failure) atau kehamilan anembryonic (tanpa embrio) dibanding kata
blighted ovum, karena sebagian besar kasus, pasti melewati hasil tes
kehamilan yang positif, seakan-akan terdeteksi sebagai suatu kehamilan.

Gejala-gejala yang saya rasakan seperti kehamilan pada umumnya: terlambat
menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara
mengeras, terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Seiring berjalannya waktu, akibat berbagai faktor sel telur yang telah
dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, hanya terbentuk plasenta
yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di
dalam rahim.

Saat dilakukan tes kehamilan hasilnya positif karena plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin), dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa
sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
Dalam arti, saat tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya
positif karena pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) yang disebut juga sebagai hormon kehamilan.

Menurut DSOG saya, sampai saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini
kehamilan blighted ovum (BO) . Indikasi mengalami blighted ovum bila telah
melakukan pemeriksaan USG transvaginal (seperti yang terjadi pada saya)
Via USG transvaginal, diameter kantung kehamilan bisa terlihat lebih jelas,
dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak
berisi janin.
(Rata-rata BO bisa terlihat mulai kehamilan 6-7 minggu, di mana kantung
kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas)

Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum (BO) baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan dan kadang-kadang disertai nyeri perut yang hebat.

Penyebab dan pencegahan
(http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/du
ring_pregnancy/article.php?article_id=5733)

Penyebab
• Hampir 60% kehamilan kosong disebabkan adanya kelainan kromosom dalam
proses pembuahan sel telur dan sel sperma.
• Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi
TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus yang
tidak terkontrol.pada ibu hamil dapat menjadi menyebabkan terjadinya
kehamilan kosong.
• Kian tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang
dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong.

Pencegahan
• Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella
ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga
kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
• Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu
pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
• Melakukan pemeriksaan kromosom
• Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
• Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang
terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan

Dari pemeriksaan DSOG diketahui pula bahwa ada luka infeksi di mulut rahim
saya, penyebabnya karena mulut rahim saya pendek sehingga rawan terkena
infeksi yang asalnya dari virus atau bakteri (penyebabnya bisa karena
kelembaban, kuman yang masuk dari air cebok, dll)


Dan, akhirnya dokter menyarankan untuk melakukan tindakan kuretase untuk
BO-nya, yaitu mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase).
Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum
lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga
kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Sedangkan untuk infeksi pada mulut rahimnya DSOG menyarankan untuk tindaran
kotter (cauter) yaiitu dengan membersihkan inferksi di mulut rahim dengan
laser – istilah DSOGnya dibakar..;-)
____________________________________________________
________________________________

Selasa, 10 Nop 2009

Menjelang siang saya tiba di RSB untuk melakukan kuretase dan kotter.
Di rumkit ternyata ada bebrapa teman dan kerabat yg sudah menunggu
kedatangan saya.. :-)

Pasien belum datang udah di-bezoek critanya..;-) Puji tuhan support buat
saya bertambah.

Kemudian Dokter jaga menjelasakan detail prosesnya :
1. Saya akan diberi obat untuk melunakkan mulut rahim/ membuka jalan lahir.
Saat itu kadang perdarahan akan semakin banyak bahkan antinya ada jaringan
yang keluar, sehingga kadang perut merasa mulas seperti saat mau melahirkan.
2. 6 jam setelah pemberian obat maka saya akan siap masuk ruang operasi
untuk tindakan kuretase dan kotter.
3. Masuk ruang operasi akan dibius total.
4. Proses pertama adalah kotter di mana DSOG akam ;membakar’ dengan alat
yang mengeluarkan laser di bagian mulut rahim yang terinfeksi lama sekitar
3-5 menit tergantung luas yang terinfeksi
5. Selanjutnya adalah proses kuretase di mana DSOG akan membersihkan sisa
konsepsi yang ada di rahim saya.
6. Proses akan berlangsung paling lama setengah jam (30) menit


Yup...
Satu persatu proses saya jalani..

6 jam pertama setelah saya ada perubahan di perut saya, terasa ada yg
bergerak mau keluar... kemudian saya merasakan perdarahan semakin banyak...
bahkan saat saya BAK saya merasa ada jaringan yg keluar...

Menjelang setengah enam sore dengan ditemani 2 perawat saya berjalan di
ruang operasi... dipersiapkan ini itu .. sambil menunggu DSOG satang saya
sempat jalan2 melihat ruang operasi..maksud hati pengen photo2 tapi hehehe
gak ah.. mo operasi kok malah photo2an..;-))

Tepat pukul setengah enam sore DSOG datang dan kemudia saya disuntik bius...
sambil berdoa akhirnya saya tertidur..

Bangun2 jam setengah tujuh malam saya sudah berada di ruang pemulihan,,..
ada suami, mama+papa, dan rekan2 kerja saya..
Kata mereka saat belum benar-benar sadar saya ngelindur menanyaka ini itu
tentang kerjaan saya... teman2 iseng merekam pembicaraan saya...
Hehehe, geli saya waktu mendengarnya..kok saya bisa tanya ini itu mendetail
banget ttg kerjaan saya.. heran dehhh kok saya malah ga menanyakan anak2
saya di rumah..:-)


Anyway, Puji Tuhan lancar dan tidak ’sesakit’ yang saya bayangkan
prosesnya....
Saya percaya itu semua karena Tuhan turut bekerja dlam kehidupan saya...
Amin..



Sumber2 buat cerita ini
- pengalaman pribadi
- http://doktersehat.com/2008/07/28/84/
- Berbagai sumber lain di milis2 kehamilan, kesehatan ibu dan anak


-- 
Lusika Yuliana - Uci ma2Kavin+Ija
http://oetjipop.mulltiply.com

Kirim email ke