hi mbak Shinta,

Akur dengan jeng Lita, coba 'berbagai cara' untuk memperkenalkan ke si kecil
ya, mbak (variasikan bentuk nasinya, pakai tempat makan/minum yang 'heboh',
pakai pendekatan dengan apa yang sekarang sedang jadi hobby dia, dll.  Tapi
jangan sampai dipaksa juga :)

Sorry, agak 'melenceng' sedikit dari topik:
Itu sebabnya memang usia menjelang atau sekitar 1 tahunan anak2 sudah mulai
diperkenalkan makanan keluarga.  Rasanya bukan 'mengada-ada' :)  Info
perkembangan bayi dan toddlers dari website _babycenter_ jadi panduan saya
untuk memperkenalkan berbagai hal baru pada anak saya, termasuk jenis
makanan. Contohnya: di perkembangan anak usia 8 bulan sampai menjelang 1
tahun, cukup digarisbawahi hobby anak untuk hal2 yang baru, kemampuan
menggenggamnya sudah semakin OK, senang 'ikut bermain' dibandingkan hanya
jadi 'penonton', rasa ingin tahunya sangat besar, dsb.  See ... hobby
seperti ini di usia2 itu 'cocok' banget dimanfaatkan untuk mengenalkan
'makan dengan nasi atau makan dengan keluarga' menjadi 'hal baru yang fun &
exciting :)

Bandingkan dengan usia anak mbak Shinta sekarang, 17 bulan, masa toddler
yang 'terkenal' dengan masa 'picky eater' (di website tsb. disebut istilah:
'getting fussy about the fodd for 17-month-old).  Tambahan lagi, anak umur
segitu sudah mulai belajar mengombinasikan kata, termasuk 'NO' atau 'Nggak!'
hehehe.

Fase yang dialami pada usia seperti membuat si 17 bulan jadi 'lebih
exciting' dengan hal lain dibandingkan segala hal yang 'berbau' makan or
perkataan orang besar di rumahnya yang selalu seputar 'ayo makan', 'ayo
habiskan', 'coba ini makanannya', ' duh .. dari tadi baru 2 sendok makannya'
dll :)

But, don't worry ... tetap sabar dan konsisten deal dengan fase ini ya mbak.
Anak usia 17 bulanan juga sudah mulai antusias dengan 'warna', 'bentuk' dan
'jenis' benda yang dia lihat.  Mungkin 'hobby' nya ini bisa jadi ide mbak
untuk buat makanannya yang diperkenalkan membuat dia tertarik dan lupa
dengan kata 'No!' atau 'Nggak' :)


good luck, mbak :)
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi


2011/5/9 Besta Arlita <mam...@gmail.com>

> Dicampur aja pelan2. Dr nasi yg diblender dg nasi lembek. Komposisi
> berubah, tambah lama tambah banyak nasi lembeknya. Kalo dimuntahkan ya
> biarin aja. Konsisten. Kalo dia laper ya pasti makan koq.
>
> Ibu / nenek / pengasuh yg nyuapin yg mesti sedikit "tega" demi kebaikan.
>
> Biasanya menjelang 12 bulan itu sudah nasi, plg tdk nasi tim, kalo 18 bulan
> sdh bisa table food
>
> Semoga berkenan ya.
>
> Rgds
> Lita
>
>
> Sent from my ALSABerry® smartphone
>
> -----Original Message-----
> From: shinta silalahi <shinta_rum...@yahoo.com>
> Date: Mon, 9 May 2011 16:40:31
> To: balita<balita-anda@balita-anda.com>
> Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
> Subject: [balita-anda] bayi gak mau makan nasi
> Siang bunda2,
>
> Share dong pengalamannya tentang anak yang gak mau belajar makan nasi
> seperti
> kita. Anak saya, usianya 17 bulan, masih makan bubur yg diblender. Sudah
> dicoba
> berkali2 memberinya makan nasi yang lembek atau bubur tim saring, tapi
> dimuntahkan. Padahal kalau makan roti atau kerupuk dia mau ngunyah. Giginya
> sudah 8.
>
> Gimana ya memulainya....
>
>
> <deleted>

Kirim email ke