Kebetulan umur anak saya 2th 9 bulan,

Anak saya beberapa bulan ini agak berat bila saya tinggal pergi kerja. Sedih hati saya 
bila dia ngomong " Ibu, jangan pergi kerja.."

Jangankan melihat saya sudah siap berangkat, saya ngambil baju dilemari saja, sudah 
mau pecah tangisnya.
Pernah dia ngambek sambil bilang, "Ibu pergi kerja aja, pergi sana.." hampir nangis, 
dia bilang " Luthfi juga mau pergi kerja..."  (???)
Terus saya tanya " Luthfi mau kerja apa ?"
Dia balas " Luthfi mau sekolah"

Saya tahu dia sedih ditinggal ibunya, saya peluk dia. 
Saya bisa merasakan betapa sedih hatinya, Ibu saya juga dulu bekerja, jadi saya dapat 
merasakan betapa sedih hati anak ditinggal Ibunya bekerja.  
Tentu saja dia belum paham kalau Saya juga sebenarnya juga sedih meninggalkan dia.
Dalam keadaan apapun saya selalu memberi pengertian pada anak saya, Termasuk keadaan 
seperti ini, 

Saya bilang padanya, 
"Luthfi sedih ya kalau Ibu pergi kerja ?"
dia mengangguk dan dia jawab 
"Iya Luthfi sedih kalau Ibu pergi kerja"
" Sayang...Ibu pergi kerja tapi kan nanti pulang, Luthfi main sama mbak ya, terus 
minum susu, bobo, nanti Ibu pulang kita main dan baca buku lagi. Sekarang Luthfi boleh 
antar Ibu ya sampai Apotik"
Sambil saya peluk dan cium dia..

Kalau di bolehkan mengantar sampai ke ujung jalan dia senang sekali, langsung berubah 
deh, tangisan berubah jadi senyum dan semangat mengantar saya, terus saya da-da 
da-dahan deh sampai saya enggak kelihatan dimatanya...

Jadi Ayahnya Irfan, kita harus berempati dengan anak, sedih hatinya harus kita 
pedulikan dan kita beri pengertian. 

Sekarang tiap saya pergi kerja selalu diantar anak dan dia mau bersikap apa yang saya 
harapkan ketika saya pergi (laporan mbaknya)
  


Muda-mudahan bisa membantu

Hanifa




>Dear all,
>
>Mungkin ada yg punya pengalaman gimana kasih pengertian sama sang anak =
>yg masih batita bahwa pagi2 hari kerja tuch kita harus pergi ke kantor. =
>Masalahnya akhir akhir ini kayaknya kalau si irfan (2.5 thn) sdh bangun =
>dari tidurnya dan kita blm berangkat ke kantor, sangat susah sekali =
>untuk keluar rumah. Dia selalu curiga akan ditinggal , jadi kemanapun =
>kita pergi di dlam rumah selalu diikuti dgn mata siaga I. Kalu saya buka =
>pintu rumah, dia langsung teriak : "ikuuuuttt........" (ini juga salah =
>satu kalimat  pertama yg selalu dia teriakkin setiap baru  bangun tidur =
>dan tiap kali saya pamit baik2 sama dia ..).  Kadang kalau saya brangkat =
>bareng isteri aja kita berdua  harus main 'petak umpet'  dulu sama irfan =
>alias kabur tiba2. Kadang juga isteri brangkat duluan dan saya masih =
>tinggal di rumah. Akibatnya dalam 1 minggu mungkin 1 atau 2 kali saya =
>dateng ke kantor sdh siang. =20
>
>Saya udh tanya sich ke pangasuhnya, gimana si irfan pas ditinggal nangis =
>gak . Jawabnya sich si irfan emang nangis pas tahu ortunga udh 'kabur', =
>tapi terus ga lama 'normal' lagi. Sama pengasuhnya juga habis itu baik2 =
>aja sampai kami kembali pulang ke rumah.
>
>rgrd
>



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke