Terima kasih banyak mom's (mama Jevon, mama Kavin, dan mba Evi)... Aku
udah baca artikel-nya.
Mau nanya lagi nih... :) Berat janin yang normal untuk usia kandungan 32
minggu sekitar berapa ya? 
Thanks...

Regards,
Doro Endah

-----Original Message-----
From: Evi Eryani [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 16, 2005 10:15 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Please send article tentang air ketuban donk


Disadur dari artikel: March Of Dimes (support research of Amniotic Fluid

Disorder)
PO Box 1657, Wilkes-Barre, Philadelphia 18703-1657
Phone: 1-8003676630

OLIGOHYDRAMNIOS

CAIRAN KETUBAN
Cairan ketuban yang mengelilingi janin yang sedang berkembang di dalam 
rahim memegang peranan penting dalam pertumbuhan normal janin.  Cairan 
bening ini menyelimuti dan melindungi bayi sekaligus sebagai persediaan 
cairan bagi bayi.  Pada masa kehamilan trimester kedua, bayi telah dapat

mengisap cairan tsb. dan menelannya ke dalam paru-parunya untuk
mendukung 
pertumbuhan dan perkembangan normal paru-paru dan sistem pencernaannya. 
Cairan ketuban juga membuat bayi dapat bergerak bebas dalam rahim yang 
secara tidak langsung membantu perkembangan normal otot-otot dan 
tulangnya.
Kantung ketuban yang berisi embrio terbentuk sekitar 12 hari setelah 
pembuahan.  Cairan ketuban segera terbentuk dan mengisi kantung tsb.
Pada 
minggu-minggu awal kehamilan, kandungan utama cairan ketuban adalah air 
yang disuplai oleh sang ibu.  Setelah lewat masa kehamilan 12 minggu, 
sebagian besar kandungan cairan ketuban adalah urin janin. Jumlah cairan
ketuban meningkat hingga sekitar usia kehamilan 28-32 
minggu, yaitu sekitar kurang sedikit dari 1 Liter.  Setelah itu, jumlah 
cairan ketuban umumnya tetap sama hingga usia bayi cukup untuk
dilahirkan 
(sekitar 37-40 minggu), saat di mana jumlah cairan ketuban mulai 
berkurang.
Akan tetapi pada beberapa kasus kehamilan, jumlah cairan ketuban ini
dapat 
terlalu sedikit (disebut OLIGOHYDRAMNIOS) atau terlalu banyak 
(POLYHYDRAMNIOS).  Kedua kasus tsb. kadang-kadang menimbulkan masalah 
untuk ibu dan bayi atau merupakan tanda adanya masalah lain. Tetapi,
pada 
sebagian besar kasus, bayi dapat dilahirkan dengan sehat.

BAGAIMANA CARA OLIGOHYDRAMNIOS DAN POLYHYDRAMNIOS DIDIAGNOSA?
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu 
sedikit atau terlalu banyak.  Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian 
cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.  Metode ini 
dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI).  Jika ketinggian
amniotic 
fluid (cairan ketuban) yang diukur kurang dari 5 cm, calon ibu tsb. 
didiagnosa mengalami Oligohydramnios.  Jika jumlah cairan tsb. lebih
dari 
25 cm, ia didiagnosa mengalami Polydyramnios.

SEBERAPA UMUMKAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. 
Oligohydramnios dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau
pada 
umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.  Sekitar
12% 
wanita yang masa kehamilannya melampui batas waktu perkiraan lahir (usia

kehamilan 42 minggu) juga mengalami Oligohydramnios, karena jumlah
cairan 
ketuban yang berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa 
kehamilan 42 minggu.

PROBLEM TERHADAP JANIN DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN APAKAH YANG DAPAT 
DIHUBUNGKAN DENGAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban 
berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan.  Oligohydramnios yang
terjadi 
di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan 
cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan 
trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban di masa awal 
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, 
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.  Oligohydramnios yang 
terjadi di pertengahan masa kehamilan juga meningkatkan resiko
keguguran, 
kelahiran prematur dan kematian bayi dalam kandungan. 
Jika Oligohydramnios terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal
ini 
mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang baik. Di 
saat-saat akhir kehamilan, Oligohydramnios dapat meningkatkan resiko 
komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari 
memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. 
Wanita yang mengalami Oligohydramnios lebih cenderung harus mengalami 
operasi caesar di saat persalinannya.

APA YANG MENYEBABKAN TERLALU SEDIKITNYA CAIRAN KETUBAN? Penyebab
Oligohydramnios tidak dapat dipahami sepenuhnya.  Mayoritas 
wanita hamil yang mengalaminya tidak tahu pasti apa penyebabnya.
Penyebab Oligohydramnios yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin

dan bocornya kantung/membran cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam 
rahim.  Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami Oligohydramnios 
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena

jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan
Oligohydramnios 
adalah tekanan darah tinggi, diabetes, systemic lupus erythematosus
(SLE) 
dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk 
menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama 
angiotensin-converting enxyme inhibitors (mis: captopril), dapat merusak

ginjal janin dan menyebabkan  Oligohydramnios parah dan kematian janin. 
Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis
seharusnya 
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan  sebelum
merencanakan 
kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi
baik 
dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

BAGAIMANA CARA MENANGANI OLIGOHYDRAMNIOS?
Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan
normal 
tetapi mengalami Oligohydramnios di masa-masa terakhir kehamilannya 
kemungkinan tidak perlu menjalani treatment khusus, and bayi mereka 
cenderung lahir dengan sehat.  Akan tetapi wanita tsb. harus mengalami 
pemantauan terus-menerus.  Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk 
menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk 
mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang.  Jika indikasi 
berkurangnya cairan ketuban tsb. terus berlangsung, dokter mungkin akan 
merekomendasikan persalinan lebih awal dengan bantuan induksi untuk 
mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran.  Sekitar 40-50%
kasus 
Oligohydramnios berlangsung hingga persalinan tanpa treatment sama
sekali. Selain pemeriksaan USG, dokter mungkin akan merekomendasikan tes
terhadap 
kondisi janin, seperti  tes rekam kontraksi untuk mengamati kondisi
stress 
tidaknya janin, dengan cara merekam denyut jantung janin.  Tes ini dapat

memberi informasi penting untuk dokter jika janin dalam rahim mengalami 
kesulitan.  Dalam kasus demikian, dokter cenderung untuk
merekomendasikan 
persalinan lebih awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius.
Janin  yang tidak berkembang sempurna dalam rahim ibu yang mengalami 
Oligohydramnios beresiko tinggi untuk mengalami kompikasi selama 
persalinan, seperti asphyxia (kekurangan oksigen), baik sebelum atau 
sesudah kelahiran.  Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan dimonitor 
ketat bahkan kadang-kadang harus tinggal di rumah sakit.



Jika wanita mengalami Oligohydramnios di saat-saat hampir bersalin,
dokter 
mungkin akan melakukan tindakan untuk memasukan larutan salin melalui 
leher rahim ke dalam rahim.  Cara ini mungkin mengurangi komplikasi
selama 
persalinan dan kelahiran juga menghindari persalinan lewat operasi
caesar. 
 Studi menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada saat
dilakukan 
monitor terhadap denyut jantung janin yang menunjukkan adanya kesulitan.

Beberapa studi juga menganjurkan para wanita dengan Oligohydramnios
dapat 
membantu meningkatkan jumlah cairan ketubannya dengan minum banyak air.

Juga, banyak dokter menganjurakan untuk mengurangi aktivitas fisik
bahkan 
melakukan bedrest.

APAKAH CAIRAN KETUBAN YANG BERWARNA BERESIKO PADA BAYI?
Warna cairan ketuban normal adalah bening atau kekuningan. Warna
ab-normal 
pada tes amniosintesis atau pada kelahiran kadangkala menunjukkan adanya

masalah.  Cairan berwarna kecoklatan atau hijau umumnya mengindikasikan 
bahwa bayi telah mengeluarkan tinja, yang menunjukkan bahwa bayi dalam 
kondisi stress.  Cairan berwarn merah muda mengindikasikan perdarahan, 
sementara warna merah anggur mengindikasikan perdarahan sebelumnya 
(lampau).  Kondisi ini mungkin tidak atau memiliki sedikit konsekuensi, 
tetapi tes-tes yang berkaitan sebaiknya dilakukan untuk menemukan 
penyebabnya.




Best Regards,

Evi Eryani
Tax Planning & Control



"Doro Endah" <[EMAIL PROTECTED]> 
16-02-2005 09:01
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
<balita-anda@balita-anda.com>
cc

Subject
[balita-anda] Please send article tentang air ketuban donk






Dear Moms & Dads..
Dulu kayanya pernah ada artikel tentang air ketuban yah di BA... ada
yang masih nyimpen ngga? soalnya punyaku sudah kehapus tuh. Kemarin aku
cek kandungan (32 minggu) dan aku nanya ke DSOG berat janin berapa.
Ternyata cuma 2.3 kg, padahal berat badanku udah naik 19 kg. Kata
dokter, aku banyak air ketubannya. 
Yang aku mau tahu tuh, efeknya apa yah kalo kebanyakan air ketuban? 
Terima kasih ya Moms & Dads..
 
Regards,
Doro Endah



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke