Papanya Hafizh saya mau juga donk
Trus terang sy sendiri ' gregetan ' pingin kirim surat ke stasiun tv yg
sering 'insert tanyangan horror' diantara tanyangan kartun/acara anak2
Sejak saat itu anak sy wia - 8 thn pergi ke kamar mandi aja mesti
ditungguin sedih ...;((
Mulanya tertarik krn ada kaidahnya...eh lama keterusan wajah2 serem dan
mistiknya

Maaf jadi curhat, terima kasih ya Pak sebelumnya

B-regards

-----Original Message-----
From: Syah, Tengku Abdilah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 16, 2005 9:52 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] 70% Tayangan Anak dan Remaja Berbahaya


Fyi
Saya punya file isinya table/rangking channel tv di Indonesia yg paling
banyak memutar adegan2 :
-       Pornografi, Obrolan Porno, Pertunjukan Erotis
-       Sinetron Kekerasan
-       Pergaulan Bebas, Gaya Hura2 Remaja
-       Tema Tahayul, Horor
-       Berita Kekerasan
-       Infotainment Gosip/Gibah

Bagi bapak/ibu yg mau bisa japri. Soalnya pernah saya kirim ke BA tapi
tdk bisa karena terlalu besar sizenya. So dgn table tersebut paling tdk
kita bisa menilai channel tv mana yg paling buruk, dlm menyajikan acara2
tv.

Saya tunggu hari ini 16Nov2005 sampai jam 15:00 wib 

Papanya Hafizh
= = = = = = = = = == = 

Address : http://www.mediaindo.co.id
Televisi
70% Tayangan Anak dan Remaja Berbahaya
Penulis: Iis Zatnika
SUKABUMI--MIOL: Lebih dari 70% tayangan televisi untuk anak dan remaja
beresiko berdampak negatif pada penontonnya. Hanya 10% yang berkategori
bermanfaat, dan 20% sisanya tak memiliki dampak negatif atau positif
apapun. Demikian diungkapkan Kepala Divisi Informasi Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) B Guntarto kepada Media di sela
acara workshop Meningkatkan Kualitas Program TV untuk Anak dan Remaja di
Sukabumi, Selasa (15/11). Guntarto menjelaskan, berdasarkan riset yang
dilakukan pihaknya, disimpulkan televisi di Indonesia sangat tidak
bersahabat dengan anak-anak dan remaja. Pasalnya, tayangan berbau
mistis, seks dan kekerasan tidak hanya ditayangkan pada program untuk
dewasa. Namun juga, sangat mudah ditemui pada tayangan yang ditujukan
pada anak dan dewasa. "Secara general, 95% tayangan kita sangat
berbahaya. Ini sangat memprihatinkan. Televisi kita jauh lebih parah
dibandingkan negara tetangga kita, bahkan lebih rusak dari Amerika
Serikat (AS). Setidaknya mereka masih punya aturan, sementara kita tidak
punya aturan, bebas sebebas-bebasnya," kata Guntarto. Guntarto
menuturkan, hingga saat ini belum ada aturan disertai sanksi jelas pada
stasiun televisi yang menayangkan program berpotensi berpengaruh negatif
pada penontonnya. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
(P3 dan SPS) yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum
dilengkapi sanksi rinci. Akibatnya, lanjut Guntarto, hingga kini belum
ada satu pun stasiun televisi yang dapat dijerat hukum karena
menayangkan program yang merusak mental penontonnya. Kondisi itu membuat
pihak stasiun televisi dapat dengan bebas menayangkan program apapun
tanpa perlu khawatir terkena dampak hukum apapun. Sebenarnya, lanjut
Guntarto, secara kuantitatif, jumlah tayangan yang ditujukan untuk anak
dan dewasa telah mencukupi yaitu 10% dari total jam tayangnya. Bahkan,
beberapa stasiun televisi mengalokasikan waktu lebih dari 30%. Namun,
hal itu lebih didasari oleh pertimbangan bisnis. Sehingga kualitas
tayangan tidak menjadi pertimbangan utama. "Idealnya anak dan remaja
menonton televisi tidak lebih dari dua jam setiap harinya. Tapi,
tentunya dengan pilihan tayangan yang bukan cuma menjadi sarana hiburan,
namun juga pembelajaran," kata Guntarto. Guntarto juga menegaskan,
kenyataannya, tayangan yang ditujukan untuk anak dan remaja tidak
sepenuhnya ditujukan pada penonton muda usia. Sebagian besar tayangan
hanya dibalut dengan kemasan yang terkesan tayangan anak dan remaja
namun jalinan cerita yang ditayangkan sangat tidak bersahabat bagi anak
dan remaja. Belum serius Hal senada diakui Sekretaris Perusahaan RCTI
Gilang Iskandar. Ia mengaku, sebagian besar stasiun televisi belum
menggarap tayangan anak dan remaja dengan serius. Pasalnya, secara
komersial tayangan untuk kedua golongan usia tersebut masih dianggap
tidak potensial secara bisnis. Sehingga, sebagai jalan pintas tayangan
impor berupa kartun dipandang sebagai solusi instan untuk menghadirkan
program untuk anak. Sedangkan untuk remaja, drama serial impor juga
menjadi pilihan yang dianggap efisien dan praktis. "Kami akui televisi
juga berupaya menjaring penonton anak dan remaja pada tayangan yang
ditujukan untuk dewasa. Misalnya, pada sinetron yang dipasang pada prime
time. Ini jelas menguntungkan, semua segmen teraup," kata Gilang.
Kondisi serupa juga terjadi di TPI. Manajer Program TPI Sribudi Santosa
mengungkapkan memang masih banyak program televisi yang samar-samar, tak
jelas segmen penontonnya. "Sebagai solusi, memang sulit menayangkan
program idealis murni. Yang bisa dilakukan menayangkan program dengan
ide bagus tapi kemasannya harus bersahabat dengan pasar dan rating.
Unsur rating serta komersial memang masih menjadi proritas," kata
Sribudi. Sebagai langkah praktis yang dapat ditempuh masyarakat, kata
Guntarto, orang tua harus disiplin menerapkan diet televisi. Membatasi
jam menonton dan menyeleksi tayangan. Sedangkan sebagai langkah
advokasi, lanjut Gunarto, masyarakat dapat mengartikulasikan protesnya
terhadap tayangan yang merusak dengan berbagai cara. Langkahnya mulai
dari pemboikotan, mengirim surat protes, surat pembaca hingga menggalang
kekuatan publik untuk menekan stasiun. "Tahun lalu, kami berhasil
menghentikkan sinetron Bunglon di SCTV, memang perlu kerja keras.
Sekarang kami perlu bergerak untuk mendorong program anak dan remaja
yang berkualitas dan tentunya menggerakkan genderang perang pada program
yang merusak. Yang terdekat, sinetron Akibat Pergaulan Bebas yang bukan
cuma merusak tapi juga membahayakan," kata Guntaro. (Zat/OL-02)
 
--------------------------------------------------------

This message (including any attachments) is only for the use of the
person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential,
proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended
recipient, you should not copy, distribute or use this information for
any purpose, and you should delete this message and inform the sender
immediately.


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke