Mbak Ani,

Saya hanya bisa membagi info aja lewat artikel kesehatan yg pernah saya
terima, tapi saran saya apabila memang udara dingin yg menyebabkan anak
sesak napas, sedapat mungkin sikecil dihindari dari udara dingin, misalnya
AC, kipas angin dan seandainya memang musim hujan, yah diusahakan pake
pakaian yg hangat atau suhu ruangan dibikin hangat, ok...semoga artikelnya
bermanfaat

salam sayang buat sikecil
debby

++++++++++++
Minggu, 06 Februari 2000, 14:43 WIB

Hati-Hati Bila Terserang Asma

Jakarta, Minggu

Penyakit asma tampaknya tidak mengenal usia, miskin atau kaya. Data terakhir
dari WHO menaksir sekitar 150 juta penduduk dunia dewasa ini menderita
penyakit sesak nafas ini.

Di negara maju, seperti di Jerman saja, terdapat penderita asma sekitar
empat juta orang, dan di AS korban yang meninggal akibat asma sekitar 5.000
orang, sementara di Australia terdapat satu di antara enam anak di bawah
usia 16 tahun menderita asma.

Tak pelak, asma tak saja merupakan masalah kesehatan umum di negara-negara
miskin (di India ada 15-20 juta penderita asma), tapi juga negara-negara
maju. Hasil penelitian, asma berkembang secara epidemik dan menyerang
anak-anak muda, yang dengan
sendirinya memerlukan dana perawatan dan pengobatan yang tidak sedikit.

Sebenarnya apakah penyakit asma itu ?

Sebenarnya, asma dapat menyerang semua kelompok usia namun biasanya sudah
dimulai sejak usia kanak-kanak, yang ditandai dengan sesak nafas dan bunyi
desah nafas yang menciut-ciut.

Yang terjadi pada saat-saat yang berbeda-beda satu sama lainnya. Secara
individual, ia bisa mendapat serangan asma dari jam ke jam atau hari ke
hari.

Kondisi ini karena terjadi inflamasi dalam paru-paru. Asma sebenarnya tidak
dapat diobati namun dapat dikontrol.

Faktor penyebab yang paling kuat terutama bagi bayi-bayi justru adalah
benda-benda pencetus alaergi di dalam rumah sendiri seperti selimut bayi,
karpet serta perabotan rumahtangga, serta riwayat keluarga yang menderita
asma atau alergi lainnya.

Hasil penelitian, satu di antara 300 bayi menderita asma karena orangtuanya
sendiri juga adalah penderita asma.

Selain itu asap rokok bisa merupakan pencetus asma yang sering tidak
disadari oleh siapa pun, beberapa jenis obat tertentu seperti aspirin,
kelahiran bayi dengan kurang berat badan, infeksi pernafasan, cuaca dingin,
luapan emosional dan latihan olahraga yang berlebihan.

Urbanisasi juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya
epidemik asthma. Para ahli menyadari benar mengapa kenaikan jumlah penderita
asma setiap tahun rata-rata 50%, karena asma juga berkaitan erat dengan pola
atau gaya hidup seseorang.

Karena asma merupakan kondisi kronis, berati perlu perawatan kesehatan
secara berkelanjutan. Namun demikian, perawatan bukan satu-satunya cara
untuk mengontrol asma, karena yang penting dilakukan adalah bagaimana
mencegah serangan asma seperti lingkungan rumah serta gaya hidup.

Dari riwayat penderita yang berkunjung ke Puskesmas, banyak penderita yang
mengabaikan faktor-faktor pencetus seperti karpet yang kotor di rumah, udara
yang pengap karena kurnag ventilasi, sehingga sering mengalami serangan
mendadak.

Dari beberapa catatan kasus, banyak remaja penderita asma juga sering
mengalami penurunan prestasi di sekolah.

Belum ada penelitian apakah ada hubungan penyakit asma dengan prestasi
sekolah pada anak, namun dari berbagai kasus terungkap rata=rata mereka
mengalami penurunan karena serangan yang suka mendadak.

Ini berarti, orangtua sangat berperan dalam berjaga-jaga agar anak-anaknya
yang menderita asma tidak sampai menjadi malas sekolah.(Ant/kj)
+++++++++++++

Penyakit Rinitis Alergi Turunkan Kualitas Hidup

Surabaya, Kompas

Rinitis alergi sebagai penyakit keturunan meski bukan penyakit yang
mematikan manusia, mampu menurunkan kualitas hidup. Pengobatan
terhadap penyakit dengan gejala utama bersin, gatal hidung, beringus, dan
hidung tersumbat, bukan menghilangkan penyakitnya tetapi
sekadar mengurangi gejalanya.

Demikian diungkapkan dr Teti Madiadipoera Sp THT dari Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung, pada simposium "Alergi
dan Kualitas Hidup pada Abad ke-21" yang digelar PT Aventia Pharma di
Surabaya, Minggu (28/5). "Menurunnya kualitas hidup otomatis
berdampak pada penghasilan penderita rinitis alergi," katanya.

Hal senada dikemukakan dr Roestiniadi Djoko Soemantri Sp THT dari Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. "Upaya dini
menghindari penyakit rinitis alergi pada anak, gunakan kasur busa, jauhkan
karpet dan tumpukan buku dari kamar tidur, serta hindari
pemakaian kelambu."

Ditambahkan, karena penyakit ini kumat-kumatan sepanjang tahun (perenial)
dan gejalanya sering mengganggu, penderita harus diberi
edukasi dengan komunikasi dua arah antara dokter dan pasien, agar penderita
aktif menangani penyakitnya atau self management. "Usaha
lain mengubah perilaku sakit menjadi perilaku sehat dengan meningkatkan
komunikasi dokter, baik dengan pasien maupun keluarganya,
sehingga tercapai normal life," kata dr Roestiniadi.

Kurang tidur

Gejala pada penyakit rinitis alergi itu sangat mengganggu konsentrasi
penderitanya, sehingga tak jarang penderita menjadi kelelahan
akibat kurang tidur. "Kurang tidur yang sering dialami penderita
mengakibatkan psikomotor atau keterampilan penderita dan daya ingat
terganggu, karena hidungnya tersumbat atau bersin. Dampaknya produktivitas
menurun," ujarnya.

Terganggunya aktivitas sehari-hari penderita rinitis alergi, menurut hasil
penelitian Internasional Congress of Allergy and Clinical
Immunology (IAACI) Cancun Meksiko, kata dr Teti lagi, yakni di Amerika
Serikat terdapat 3,4 juta orang kerjanya terganggu. Di
Indonesia belum ada penelitian berapa besar dampak dari kurangnya
produktivitas pekerja yang menderita rinitis alergi. Meski
demikian, data dari rumah sakit besar di Indonesia menunjukkan, hampir 20
persen pasien yang berobat ke rumah sakit menderita
rinitis alergi.

Menurut dr Teti yang sehari-hari bekerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung ini, penderita rinitis alergi terbanyak menyerang anak
usia sekolah dan usia produktif. (eta)





>> www.jajak.com >> Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya <<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke