http://www.kompas.com/health/news/0010/22/541.htm

Minggu, 22 Oktober 2000, 10:48 WIB

Ubi Jalar Kurangi Risiko Buta

Jakarta, Kompas

BERBAGAI berita tentang para anak di bawah usia lima tahun yang terancam
buta sungguh menyentakkan hati para orangtua. Untuk mencegahnya pemerintah
menyelenggarakan bulan pemberian vitamin A dosis tinggi kepada para balita
di seluruh tanah air pada bulan Februari dan Agustus setiap tahun.
Meskipun bulan pemberian vitamin A, Agustus 2000 telah berlalu, namun
upaya menjaga kesehatan mata anak-anak terutama balita harus terus
diupayakan orangtua melalui berbagai cara.

Ada kekhawatiran tingkat cakupan pemberian vitamin A tahun 2000 ini hampir
sama dengan tahun 1999 lalu. Dilaporkan bahwa tingkat cakupan pemberian
vitamin A tahun 1999 lalu, pada balita kurang daripada 60 persen dan pada
ibu nifas kurang daripada 40 persen. Hal ini akan memperbesar risiko para
balita terancam kebutaan. Tidak mustahil mereka juga akan memiliki daya
tahan tubuh yang rendah.

Untuk menghindarinya, para orangtua perlu memberikan vitamin A dosis
tinggi sekitar bulan Februari 2001 nanti. Selama menunggu bulan tersebut
maka upaya lainnya yang harus dilakukan para orangtua adalah memberikan
makanan bergizi, terutama makanan sumber vitamin A. Salah satu makanan
sumber vitamin A itu adalah ubi jalar.

Ubi jalar (Ipmoea batatas L) terbukti mengurangi resiko buta pada anak
balita. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian oleh Dr Muhilal (1991)
dan para peneliti dari Puslitbang Gizi Depkes. Dilaporkan bahwa di
Kabupaten Jaya Wijaya, Irian Jaya, yang semula diduga mempunyai prevalensi
xeroftalmia lebih daripada 0,5 persen, ternyata tidak dijumpai satu kasus
pun penyakit xeroftalmia. Xeroftalmia adalah suatu penyakit mata yang
disebabkan kekurangan vitamin A, berupa adanya bercak bitot dan bila tidak
segera diobati dapat mengakibatkan kebutaan.

Menurut Muhilal, hal ini antara lain disebabkan oleh kebiasaan masyarakat
Lembah Baliem tersebut yang senang mengkonsumsi ubi jalar dan daunnya,
serta buah merah, yang masing-masing mengandung betakaroten, senyawa
provitamin A dalam jumlah yang banyak.

Satu porsi ubi rebus yang berwarna kuning emas, sekitar 200 gram saja
misalnya, mampu menyediakan betakaroten sekitar 5400 mikrogram, atau
setara dengan 900 retinol ekivalen (RE). Angka tersebut sudah jauh di atas
angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan (350-600 RE). 

Kadar betakaroten ubi jalar dapat diperkirakan dari warnanya, kecuali ubi
jalar ungu, semakin kuat intensitas warna kuningnya semakin besar pula
kandungan betakarotennya. Kandungan beta karoten ubi jalar tersebut adalah
paling tinggi di antara padi-padian, umbi-umbian, dan hasil olahannya.

Harus dimasak

Perlakuan panas pada saat pemasakan (direbus atau digoreng) menyebabkan
retensi betakaroten menjadi 80-90 persen. Angka tersebut tidak dijumpai
pada bahan makanan pokok lainnya seperti beras, singkong, jagung, dan
sagu.

Ubi jalar yang digoreng akan meningkat bioavailability betakarotennya
karena minyak berperan sebagai pelarut senyawa tersebut. Di dalam tubuh,
betakaroten menjadi lebih mudah diserap dan akan mengalami metabolisme
lanjutan. Sekitar sepertiga dari beta karoten yang diserap kemudian
diangkut oleh chylomicron, dan sisanya akan diekskresikan. Selanjutnya
betakaroten akan diubah untuk beberapa fungsi.

Fungsi betakaroten tersebut, pertama, adalah sebagai prekursor vitamin A
yang secara enzimatis berubah menjadi retinol, zat aktif vitamin A dalam
tubuh. Dilaporkan konsumsi vitamin A yang selalu cukup dalam jangka waktu
beberapa tahun, di dalam hati akan tertimbun cadangan vitamin A yang dapat
memenuhi kebutuhan sampai sekitar tiga bulan tanpa konsumsi vitamin A dari
makanan.

Vitamin A sangat berperan dalam proses pertumbuhan, reproduksi,
penglihatan, serta pemeliharaan sel-sel epitel pada mata. Vitamin A juga
sangat penting dalam meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit.

Fungsi kedua, sebagai anti-oksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan
radikal bebas, penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit
degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung. Jadi hal ini juga akan
meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit
degeneratif.

Ketiga, menghaluskan kulit dan menyehatkan mata. Hal ini sangat penting
terutama bagi wanita yang ingin berkulit halus dan memiliki kecantikan
alami.

Selain kandungan betakaroten dan vitamin A yang tinggi, ubi jalar
mengandung banyak karbohidrat (75-90 persen) yang terdiri dari pati (60-80
persen berat kering), gula (4-30 persen berat kering), selulosa,
hemiselulosa, dan pektin.

Dalam 100 gram ubi jalar terkandung energi (123 kkal), protein (2,7 gram),
lemak (0,79 gram), mineral kalsium (30 mg), fosfor (49 mg), besi (4 mg),
Vitamin B-1 (0,09 mg), vitamin B-2 (0,32 mg), vitamin C (2-20 mg), dan air
(68,5 persen).

Selain direbus atau digoreng, ubi jalar dapat diolah jadi keripik, tepung
ubi jalar, bahan campuran garam meja, CMC (carboxymetyhyl cellulose), dan
bahan MSG. Dari tepung ubi jalar dapat dibuat menjadi cookies, jam, kecap,
muffin, dan lain-lain.

Mencegah konstipasi

Hal yang mesti diperhatikan dari tepung ubi jalar antara lain kandungan
proteinnya relatif rendah dan kadang-kadang rasanya agak pahit. Untuk
meningkatkan kadar protein tersebut, dalam pembuatan kue tepung ubi jalar
dapat dicampur dengan kacang hijau, kedelai, atau gude. Sedangkan untuk
memperbaiki rasanya dapat dilakukan dengan menambahkan bahan flavor.

Umumnya kalau makan ubi jalar atau singkong orang akan sering buang angin.
Hal ini karena kandungan oligosakarida pada ubi jalar cukup banyak
sehingga akan menimbulkan flatulens. Namun hal itu tidak terlalu
bermasalah, karena oligasakarida tersebut bermanfaat untuk kesehatan,
khususnya untuk mencegah timbulnya konstipasi.

Oleh karena itu sediakanlah makanan ringan dari ubi jalar dalam menu Anda.
Bisa dalam bentuk gorengan, rebusan, atau kue dari tepungnya. Tidak perlu
setiap hari, kudapan ubi jalar itu cukup 2-3 kali seminggu. 

Ubi jalar yang baik dikonsumsi adalah yang berwarna kuning hingga oranye,
karena kandungan provitamin A-nya tinggi. Dengan itu diharapkan akan
mengurangi resiko mata mereka buta akibat kekurangan vitamin A, dan
sekaligus juga akan meningkatkan daya tahan maupun kekebalan tubuh mereka
terhadap serangan penyakit. 

(Mohamad Harli, sarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, IPB).  

=====
best regards,Quinikehttp://pages.prodigy.net/monthmary

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Messenger - Talk while you surf!  It's FREE.
http://im.yahoo.com/


>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke