Para Sexy Dancer Pun Mulai Berpakaian 'Sopan'

Maryadi – detikcom

Jakarta - Belum juga RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP)
diketuk menjadi UU, imbasnya sudah sangat terasa. Sejumlah club,
kafe ataupun diskotek yang biasa menggelar acara sexy dancer
dengan menghadirkan gadis-gadis berpakaian minim, kini tak
terlihat lagi.

Acara sexy dancer itu sebenarnya tetap digelar, namun jangan
harap menemukan para penari seksi itu berpakaian minim. Mereka
kini tampil lebih "sopan", tidak seperti sebelumnya yang kerap
mengumbar syahwat dengan pakaian minim dan tarian seronoknya.

Kenyataan ini dapat terlihat di sejumlah club di Jalan Hayam
Wuruk Jakarta Barat, misalnya. Saban malam, club ini biasa
menampilkan gadis-gadis penari dengan pakaian minim misalnya
hanya menggunakan penutup di bagian tertentu saja dengan hanya
menggunakan cd ataupun bra ketat.

Tapi pemandangan itu kini tidak ada lagi. Semua penarinya memakai
celana jeans panjang dan berpakaian yang menutupi hampir semua
bagian tubuh penarinya. Tentu saja pemandangan seperti ini
membuat hampir semua laki-laki yang berada di tempat dugem itu
kecewa.

Soalnya, nyaris semua laki-laki yang datang ke tempat itu hanya
untuk melihat para dancer itu menari dengan berpakaian minim.
Alhasil mereka hanya melihat goyangan seronok para penari itu.

Hal yang sama juga ditemui sebuah club di Jalan Thamrin, Jakarta
Pusat yang biasa menampilkan tarian seksi para penari dengan
berpakaian minim. Di tempat ini juga para penarinya memakai
pakaian yang hampir menutup semua tubuhnya, seperti celana jeans
dan tanktop. "Yah kalau seperti ini mah, mending lihat
cewek-cewek di kompleks gue kalau senam pagi. Sama aja kok,"
keluh salah satu pengunjung setia club itu.

Begitu juga dengan sebuah bar yang berada di kawasan Kemang. Para
pengunjung hanya menyaksikan tarian para sexy dancer dan tidak
lagi melihat lekuk-lekuk tubuh penarinya secara jelas.

Akan tetapi masih banyak club, bar ataupun diskotek yang masih
berani menggelar sexy dancer dengan menyuguhkan penari perempuan
yang berpakaian minim. Acara itu biasa bertajuk fashion show,
naughty girls, atau malah yang lebih berani lagi misalnya lingery
show.

Bisa ditebak kemana arahnya acara yang modelnya seperti ini.
Mereka tetap cuek menggelar acara ini, tak peduli materi seperti
ini sekarang terus mendapat sorotan.

Diva, seorang sexy dancer merasa khawatir isu RUU APP itu bakal
membuat job-jobnya berkurang. Saat ini pun sudah cukup terasa.

Jika dulu dalam satu malam dia bisa mengisi acara sexy dancer di
beberapa club ataupun bar, kini sebagian club ataupun bar itu
mulai mengurangi model acara seperti itu.

"Yah agak  worry  juga sih, solanya sekarang job sudah agak sepi.
Mereka khawatir pas acara mulai eh distop polisi," ujarnya kepada
detikcom  saat dihubungi via ponselnya pagi ini.



http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/

[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke