hanjakal teuing ah..... aya naon nya ka bangsa uing teh..?? naha nepi kakiyeu kayaan teh ** http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=21650
Ribuan Balita di Bandung Menderita Gizi Buruk Untuk Jabar, Jumlahnya Menunjukkan Kenaikan *PETUGAS Puskesmas Caringin menimbang salah seorang balita tergolong penderita gizi buruk di Puskesmas Caringin, Jln. Caringin Kota Bandung, Selasa (6/5). Perilaku orang tua yang tidak peduli terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak selama tiga bulan terturut-turut akan meningkatkan potensi gizi buruk sampai 70%.* RIRIN N.F./"PR" * *BANDUNG, (PR).- Sampai Februari 2008, jumlah bayi-balita kategori gizi buruk di Kota Bandung mencapai 1.106 anak dari 150.219 anak (0,73%) yang mengikuti penimbangan. Untuk tingkat Jawa Barat, angka balita penderita gizi buruk menunjukkan kenaikan dari 1,08% pada 2006 menjadi 1,17% pada 2007. * *Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dr. Nina Manarosana mengungkapkan hal itu saat penyerahan bantuan dari PT Sidomuncul untuk bayi gizi buruk di Puskesmas Caringin, Jln. Caringin, Kota Bandung, Selasa (6/5). "Untuk Kota Bandung, kasus gizi buruk bukan berarti langsung terbayang bayi yang mengalami busung lapar, tapi secara standar WHO berat badan/umur tidak sesuai. Banyak juga balita yang mengalami gizi kurang dan berpotensi menjadi gizi buruk jika tidak diintervensi dengan makanan yang bergizi seimbang," ungkapnya. * *Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat yang dihimpun "PR", angka penderita gizi kurang di Jabar pada 2007 mencapai 11,02%, menurun dari 2006 yang 11,45%, sedangkan angka gizi baik di Jabar pada 2007 mencapai 85,92%.* *Menurut Nina, ketidakpedulian orang tua terhadap tumbuh-kembang anak memicu tingginya potensi mengalami gizi buruk. Jika perilaku orang tua yang tidak peduli perkembangan berat badan anak dalam tiga bulan terakhir tidak diubah, potensi anak mengalami gizi buruk mencapai 70%. "Kebanyakan ibu tidak terlalu memedulikan timbangan anak. Padahal, kalau dalam dua bulan berturut-turut tidak mengalami kenaikan berat badan, harus segera dicurigai mengalami gizi buruk," katanya.* *Ia menjelaskan, kejadian kasus gizi buruk tidak terjadi secara mendadak dan dapat dilihat tanda-tandanya minimal empat bulan sebelumnya. Misalnya, periksa kehalusan kulit bayi dan balita. Garis di bawah mata yang menghitam, terutama dari berat dan tinggi badan yang tidak meningkat.* *Soal masih ditemukannya kasus balita gizi buruk di Kota Bandung, Nina menegaskan, hal itu harus ditangani bersama masyarakat dan pemerintah. "Pemerintah sudah menyediakan program untuk mengintervensi bayi di puskesmas dengan dana Rp 1 miliar untuk 2008 dan pemberian makanan tambahan (PMT). Namun, hal itu hanya bertahan sesaat. Yang harus diperbaiki, yaitu perilaku orang tua yang harus lebih memerhatikan asupan gizi anaknya," ucapnya.* *Susah makan* *Seorang anak yang mengalami gizi buruk, Anggi Merdekawati (2), memiliki berat badan 7,6 kg dan tinggi badan 87,9 cm. Untuk anak seusianya, minimal Anggi memiliki berat badan 13-21 kg. * *"Anaknya memang susah dikasih makan, apa yang diberi jarang mau dikunyah. Jadi, saya juga suka enggak paksakan biar terserah apa maunya saja," ujar ibu Anggi, Yuyun (34), warga RT 3 RW 4 Kel. Margahayu Utara, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung.* *Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyerahkan bantuan Rp 50 juta yang dialokasikan untuk balita gizi buruk di Puskesmas Caringin (29 balita), Dago (16 balita), Kopo (27 balita), Cibuntu (13 balita), dan Arcamanik (16 balita). Bantuan serupa pernah diberikan di Makassar, Palembang, Banjarmasin, Bekasi, dan Jakarta Utara. * *Ia mengatakan, bantuan itu sebagai bentuk solidaritas swasta dalam membantu program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. "Kasus gizi buruk tidak hanya di Kota Bandung, tapi seluruh Indonesia. Yang paling memprihatinkan, akibat gizi buruk akan ditanggung balita sampai seumur hidup," katanya. (A-158* -- Aldo Desatura (R) & (c) 62.0817.19.40.50 ======== Sibukkan diri kita dengan Dzikrullah dan sempatkan diri kita menghadiri majelis-majelis dakwah [Non-text portions of this message have been removed]