Orang Sunda Sulit Mendapatkan Rujukan Kesundaan
Rabu, 29 Juli 2009 | 02:22 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com--Orang sunda maupun orang yang bergelut di
kebudayaan dan kesenian sunda dinilai sulit untuk mendapatkan rujukan
tentang kesundaan.

Pernyataan tersebut diungkapan oleh budayawan juga seniman serta salah
satu personel kelompok musik "Bimbo", Acil Bimbo saat menggelar
diskusi bersama dengan seniman dan budayawan sunda di gedung kesenian,
Kota Tasikmalaya, Jabar,  Selasa.

Menurutnya, bagi calon pemimpin dari kalangan orang sunda sulit
mendapatkan rujukan tentang sejarah maupun budaya tentang kesundaan.

"Sampai kini, hanya beberapa saja buku sejarah yang membahas tentang
kebudayaan sunda," katanya.

Dijelaskannya permasalahan tersebut karena orang sunda sendiri lebih
cenderung memegang budaya lisan dibandingkan budaya tulis sehingga
kurang menyimpan banyak rujukan yang membahas kesundaan.

Selain itu kata Acil orang sunda dinilai kurang giat membaca sehingga
sulit masyarakat sunda mengikuti kemajuan jaman yang sekarang ini
semakin terus menunjukan perkembangan.

Dicontohkannya, rujukan tentang kesundaan seperti pembahasan sejarah
dan asal usul Tasikmalaya sangat kurang dan sulit untuk dicari serta
dibaca untuk umum.

"Coba sekarang telusuri pembahasan tentang sejarah Tasikmalaya, kita
akan begitu kesulitan mencari informasi tersebut secara tertulis,"
katanya.

Diterangkannya masalah tersebut harus ditanggapi serius agar menjadi
referensi dan bagi masyarakat sunda bisa dipakai sebagai rujukan.

Acil menyatakan bahwa peran media massa yang diyakini mampu dalam
mengembangkan dan melestarikan budaya dinilai kurang membantu terhadap
pemunculan budaya daerah dalam setiap penayangannya.

"Di televisi saja saya rasa belum ada yang cenderung membahas budaya
daerah termasuk sunda, yang katanya nilai jual tayangan kebudaayaan
kurang diminati," katanya.

Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2009/07/29/02225987/Orang.Sunda.Sulit.Mendapatkan.Rujukan.Kesundaan

Kirim email ke