Dari Bandung untuk Indonesia Oleh Ki Supriyoko
Kiranya tidak banyak orang yang menyangka kalau Indonesia berhasil memasukkan 39 perguruan tinggi berkelas dunia, world class university dalam daftar 6.000 perguruan tinggi berkelas dunia yang baru saja atau tepatnya 30 Juli 2009 lalu dipublikasikan oleh Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC). Di dalam publikasinya, "Ranking Web of World Universities", CSIC menorehkan 39 nama perguruan tinggi Indonesia yang terdiri atas 22 PTN dan 17 PTS. Angka ini cukup fantastis karena dalam publikasi satu setengah tahun sebelumnya, edisi 29 Januari 2008, Indonesia hanya berhasil memasukkan 17 nama perguruan tinggi. Diakui atau tidak, ke-39 perguruan tinggi tersebut telah mengangkat nama baik negara Indonesia di mata masyarakat dunia karena nama yang belakangnya diikuti dengan inisial Indonesia telah dibaca ratusan juta manusia di dunia. Di samping Times di Inggris dan Shanghai Jiao Tong University di Cina, CSIC yang bermarkas di Spanyol diakui kredibel oleh masyarakat dunia dalam hal pemeringkatan perguruan tinggi. Publikasinya selalu diikuti ratusan juta orang. Enam di Bandung Masuknya 39 perguruan tinggi Indonesia dalam daftar perguruan tinggi berkelas dunia tentu membanggakan kita semua. Kalau kemudian kita cermati satu per satu ke-39 perguruan tinggi tersebut, ternyata enam di antaranya berasal dari Bandung. Adapun keenam perguruan tinggi yang berasal dari Bandung tersebut adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bertengger di peringkat ke-727 dunia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung (2.839), Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom (3.017), Universitas Padjadjaran (3.142), Universitas Parahyangan (4.220), serta Universitas Maranatha Bandung (5.996). Menjadi universitas berkelas dunia tentu saja bukan pekerjaan mudah karena untuk memilihnya, CSIC mendasarkan pada empat kriteria yang masing-masing menyangkut hal-hal yang berkait langsung dengan pemanfaatan internet dalam proses belajar mengajar, yaitu visibility (V), size (S), rich files (R), dan scholar (Sc). Jadi, keberhasilan keenam perguruan tinggi di Bandung tersebut tidak dapat dilepaskan dari keakraban civitas akademika, mahasiswa dan dosen, dengan internet. Kerajinan mengunduh atau men-download bahan kuliah, laporan penelitian, dan informasi lain serta mempublikasi atau meng-upload bahan kuliah, hasil studi, dan informasi lain dari dan ke internet merupakan implikasi atas keakraban dengan internet yang dimaksud. Berbagai sarana dan fasilitas keinternetan seperti komputer, notebook, laptop, jaringan komunikasi, hot spot, dan sebagainya, memberikan dukungan yang signifikan terhadap keakraban dengan internet tersebut. Memasuki kampus keenam perguruan tinggi tersebut, kita akan mendapati banyak hot spot dan instrumen lain yang memungkinkan dosen dan mahasiswa dapat mengakses internet untuk pembelajaran secara bebas bea alias gratis. Keadaan seperti ini juga telah lama terjadi pada kebanyakan perguruan tinggi di AS seperti Harvard University di Massachusetts, Princeton University di New Jersey, University of Chicago di Illinois, California Institute of Technology di California, dan sebagainya. Mengangkat Indonesia Relatif banyaknya perguruan tinggi di Bandung yang berkelas dunia amat membanggakan kita. Khusus ITB, lembaga ini mampu bertengger di ranking ke-2 di antara 39 perguruan tinggi Indonesia berkelas dunia. Bukan itu saja, bersama UGM Yogyakarta, ITB mampu menyelamatkan muka Indonesia karena hanya dua perguruan tinggi inilah yang mampu bertahan dalam daftar 1.000 perguruan tinggi berkelas dunia kali ini. Bagi masyarakat Jawa Barat, keberhasilan keenam perguruan tinggi itu tentu wajib disyukuri. Kalau jumlah provinsi Indonesia adalah 33, sementara jumlah perguruan tinggi berkelas dunia yang masuk dalam daftar CSIC ada 39 lembaga maka rata-rata setiap provinsi hanya ada satu atau dua lembaga. Dengan demikian kalau Bandung memiliki enam perguruan tinggi berkelas dunia hal itu merupakan prestasi tersendiri. Khusus ITB, lembaga ini selain telah menyelamatkan muka Indonesia di mata dunia karena daya tahannya di dalam daftar 1.000 perguruan tinggi berkelas dunia juga mampu mewakili Indonesia di bidang perguruan tinggi teknologi yang terkemuka. Dalam beberapa tahun terakhir ini, perguruan tinggi teknologi memang digandrungi banyak orang karena mampu mengakselerasi pengembangan teknologi untuk memajukan masyarakat. Kalau di Malaysia terdapat Universiti Sains Malaysia dan Universiti Teknologi Malaysia, di Jepang terdapat Tokyo Institute of Technology, di Jerman ada Technische Universitat Munchen, Technische Universitat Berlin, R.W. Technische Hochschule Aachen dan Technische Universitat Dresden yang mampu menyedot mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Di AS, terdapat California Institute of Technology (Caltech) dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang digandrungi masyarakat dunia dan mampu mengangkat nama baik negara Paman Sam tersebut. Lebih dari itu, MIT bahkan menduduki ranking ke-1 versi CSIC dan menjadi perguruan tinggi terbaik dunia. Kalau berbagai perguruan tinggi teknologi tersebut mampu mengangkat nama baik negaranya masing-masing, ITB Bandung pun mampu mengangkat nama baik Indonesia tentunya!!!*** Penulis, Direktur Program Pascasarjana Universitas Tamansiswa Yogyakarta serta Wakil Presiden Pan-Pacific Association of Private Education (PAPE) Tokyo, Jepang. Cite: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=92819