Oleh-oleh Bandung : Inggit Garnasih
Oleh Andrianto Soekarnen Padmadinata                                    

Saya memiliki afeksi terhadap Inggit Garnasih, istri pertama Soekarno, tokoh 
proklamasi kita. Pada mulanya, ini sekedar disebabkan ia tinggal di Jl. 
Ciateul, Bandung, setelah meninggalkan Presiden Pertama RI itu. Rumah nenek 
saya ada di jalan sama dan Ibu Inggit adalah tokoh yang
 dihormati di lingkungan Ciateul, tempat saya sempat menghabiskan sebagian masa 
kanak-kanak.

Dalam biografinya, Soekarno menyinggung kisah Inggit sebagai l’Affair Inggit. 
Percintaan mereka kontroversial. Inggit 15 tahun lebih tua dari Soekarno. 
Perempuan berkulit putih ini adalah istri dari Sanusi. Soekarno mondok pada 
keluarga tanpa anak itu selama kuliah di Bandung.

Sebagai istri kesepian (Sanusi kerap melewatkan malam di ruang biliar), Inggit 
menghabiskan waktu menemani Soekarno belajar. Sejak muda, mahasiswa itu telah 
menunjukkan tanda-tanda orang besar. Ia cerdas, bercita-cita tinggi, dan 
terutama berani.
 Kepandaian Soekarno dalam berkisah menambah daya tariknya. Inggit adalah sosok 
pendengar atentif yang dibutuhkan Soekarno. Perempuan itu, dengan mata 
berbinar, sangat meminati kisah dan pemikiran yang dituturkan sang mahasiswa.

Inggit tak mau terbelenggu perkawinan tak bahagia. Ia memberanikan diri 
mengatakan apa yang terjadi pada suaminya, dan minta dicerai. Sanusi 
mengabulkan karena tahu perkawinan mereka kosong. Selang beberapa waktu, Inggit 
menikah dengan Soekarno, lelaki yang 15 tahun lebih muda itu.

Selama Soekarno menyelesaikan kuliah, Inggit menjadi penopang ekonomi keluarga, 
dengan berjualan bedak buatan
 sendiri. Perempuan itu banting tulang untuk memberi waktu bagi suaminya tumbuh 
kuat. Ketika Soekarno dipenjara, dan kemudian dibuang ke luar Jawa, Inggit 
setia mendampingi.

Dalam pembuangan ke Bengkulu, datang petaka. Soekarno, dengan alasan ingin 
memiliki anak, meminta izin untuk kawin lagi, dengan perempuan yang jauh lebih 
muda, Fatmawati. Inggit tak mau dimadu. Ia memilih berpisah dari Soekarno. Ia 
kembali ke Bandung dan menghabiskan sisa hidupnya di Jl. Ciateul. Baca 
selengkapnya di www.mahanagari.com


Baca juga cerita seputar Bandung dan desain Mahanagari lainnya berikut ini:
Komunitas di Bandung : Bandung Heritage
5 Dessert yang 'Highly Recommended' di Bandung 
6 Perpustakaan Nyaman Tenang Enak di Bandung 
Desain Perut :
 Kebanyakan Jajan Makanan di Bandung 
Desain F=V=P : Orang Sunda gak Bisa Ngomong F dan V
Desain Cepot : Karakter Punakawan di Hati Orang Sunda
Bandung-Cianjur bersama “Argo Peuyeum" 
Yang Spesial Dari Jalan Cipaganti di Bandung 
Tentang
 Mahanagari




Mahanagari - Bandung Pisan
http://www.mahanagari.com
http://mahanagari.multiply.com

Showroom:
@ Cihampelas Walk - Bandung




      

Kirim email ke