---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Jumat 07 Oktober 2011 14:00 UTC



** WISATAWAN BELANDA JADI KORBAN KECELAKAAN DI BANDUNG

** PERAIH NOBEL PERDAMAIAN: 3 PEREMPUAN 

** BELANDA SIAP LAWAN MOLDAVIA

** PERTUMBUHAN EKONOMI EROPA BEREFEK POSITIF 

** TINJAUAN PERS: SD BELANDA TAK PEDULI MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN ANAK 14 
TAHUN DITANGKAP DI BALI.

** GEMA WARTA TOPIK INTERNASIONAL: PENGARUH JOBS DI AFRIKA

** GEMA WARTA TOPIK INTERNASIONAL: NOVAJA GAZETA, RESERVAT KEBEBASAN PERS RUSIA 

** 

** GEMA WARTA TOPIK INDONESIA: KAMP TAPOL PEREMPUAN G30S DI PLANTUNGAN, KENDAL



* WISATAWAN BELANDA JADI KORBAN KECELAKAAN DI BANDUNG

Sebuah bus wisata yang berisikan rombongan wisatawan asal Belanda, Belgia dan 
Sri Lanka mengalami kecelakaan di dekat Tanjakan Emen, Subang. Terdapat 16 
orang dalam bus tersebut termasuk pemandu wisata, supir dan kenek.

Masih belum jelas apakah ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, namun 
kabarnya seorang warga Belanda telah menyatakan kabar istrinya meninggal dalam 
kecelakaan tersebut pada salah satu media di Indonesia, tandas ANP. Sebab 
Kecelakaan masih belum jelas, namun beberapa sumber mengatakan tampaknya rem 
bus blong.


* PERAIH NOBEL PERDAMAIAN: 3 PEREMPUAN

Oslo (ANP). Peraih hadiah Nobel perdamaian tahun ini adalah tiga orang 
perempuan.

Mereka adalah presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. Dia adalah presiden 
pertama Liberia yang terpilih berdasarkan pemilu demokratis. Lima tahun 
belakangan ini Johnson aktif mengobarkan perdamaian di negerinya. Selain itu 
dia juga aktif memperbaiki kehidupan sosial, petumbuhan ekonomi dan posisi 
perempuan dalam masyarakat.

Dua peraih hadiah Nobel perdamaian lainnya adalah aktivis asal Liberia, Leymah 
Gbowee dan aktivis Yaman, Tawakkul Karman.


* BELANDA SIAP LAWAN MOLDAVIA

ROTTERDAM (ANP) - Kesebelasan nasional Belanda hari Jumat malam waktu Belanda 
akan bertanding melawan Moldavia di Rotterdam. Timnas Belanda saat ini sudah 
berada di posisi aman dalam ajang kwalifikasi Piala Eropa yang akan berlangsung 
di Polandia dan Ukraina tahun depan. 

Tim Oranje hanya butuh satu poin lagi untuk benar-benar memastikan jalan masuk 
di grup E Piala Eropa. Jika Malam ini menang melawan Moldavia atau menang 
melawan Swedia hari Selasa minggu depan, maka Timnas Belanda pasti menduduki 
posisi teratas dalam grup E.

Dalam dua duel terakhir ini pelatih Bert Van Marwijk tak dapat menggunakan 
Wesley Sneijder, Ibrahim Afellay, Arjen Robben, Maarten Stekelenburg, John 
Heitinga dan Hedwiges Maduro. Semua pemain top itu mengalami cidera.


* PERTUMBUHAN EKONOMI EROPA BEREFEK POSITIF

BRUSSEL (ANP) - Pertumbuhan ekonomi ternyata berefek positif pada lingkungan 
hidup. emisi gas rumah kaca di Eropa menurun drastis sebesar 15, 5 persen sejak 
1990 sementara pertumbuhan ekonomi menningkat sebanyak 40 %. Demikian hasil 
penelitian Komisi Eropa. 
Negara-negara Uni Eropa bertekad untuk meraih rencana pengurangan emisi gas 
rumah kaca sampai 8 persen selama tahun 2008 - 2012. Meski demikian tahun 2010 
lalu dianggap tahun dengan hasil negatif, karena emisi gas rumah kaca meningkat 
2, 8 persen.


* EMPAT PERSEN ANAK DILECEHKAN DI INTERNET 
    
Sekitar empat persen anak usia 9 sampai 16 tahun acap kali mengalami pelecehan 
di internet. Demikian hasil penelitian Netherlands Institute of Social Research.

Sekitar 60.000 anak di berbagai negara dijadikan bahan penelitian. Meski 
demikian penelitian tersebut menyatakan jumlah pelecehan di internet tidak 
sebanyak yang terjadi dalam dunia nyata.

Sekitar 170 ribu anak-anak menerima pesan pesan berkonotasi seksual dalam 
e-mail mereka. Satu dari lima anak tidak menyukai pesan-pesan semacam ini. 
Berdasarkan penelitian, anak-anak Belanda tampaknya lebih sering menghadapi 
masalah ini daripada anak-anak lain di negara Uni Eropa lainnya.

Para peneliti beranggapan, anak-anak yang sering menggunakan komputer akan 
lebih sering menghadapi masalah pengejekan atau pelecehan di dunia maya 
daripada anak-anak yang jarang menggunakan komputer. Namun orang tua dan 
guru-guru menghadapi kesulitan mengontrol perilaku putra-putri mereka di dunia 
maya. Hal ini dikarenakan anak-anak sudah punya laptop masing-masing di kamar 
dan punya koneksi internet di komputer dan telefon genggam mereka.


* TURKI MARAH PADA PRANCIS

Pemerintah Turki marah terhadap presiden Sarkozy atas permintaannya mengangkat 
kembali kasus pembantaian etnis Armenia tahun 1915 lalu. 

Menurut menteri urusan Eropa Egebis Bagis, Sarkozy seharusnya memikirkan 
hal-hal yang lebih penting, seperti bagaimana cara mengeluarkan Prancis dari 
krisis ekonomi ketimbang mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Selasa lalu Sarkozy mengeluarkan komentar, dia akan membantu Turki jika visi 
Turki tentang satu peristiwa bersejarah itu 'diperbaharui'.


* KARZAI AKUI AFGHANISTAN BELUM AMAN

Kabul (ANP). Dalam wawancara bersama BBC, Presiden Afghanistan Hamid Karzai 
mengakui pemerintahannya belum dapat membuat Afghanistan aman. Karzai menyebut 
dirinya dan mitra-mitranya gagal membuat rakyatnya aman di rumah sendiri.

Dia bahkan menyebutkan 'sebuah kekurangan yang besar' bahwa pemerintahnya tidak 
dapat mencegah serangan-serangan yang digencar Taliban dalam beberapa bulan 
belakangan ini di kota-kota pusat militer. Sebagai contohnya dia menyebutkan 
pembunuhan mantan presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani.


* KANTONG URIN DI KERETA BELANDA

Perusahaan jawatan kereta api Belanda, NS, berencana ingin menggunakan kantong 
urin dalam kereta-kereta yang tidak ada WC-nya. Para masinis NS terkejut 
mendengar berita ini. Mereka beranggapan sangat tidak sopan dan tidak etis 
menyarankan penumpang, di kereta-kereta yang tidak ada WC-nya, buang air kecil  
menggunakan plastik. Selain itu masalah kebersihan kereta juga akan menjadi 
masalah, jika rencana ini digolkan.


* SD BELANDA TAK PEDULI MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN ANAK 14 TAHUN DITANGKAP DI 
BALI.

Sekolah-sekolah dasar di Belanda kini tak pedulikan lagi mata pelajaran 
Biologi, demikian koran Belanda Trouw. Instansi pendidikan lebih peduli mata 
pelajaran bahasa dan matematika. Beberapa tahun belakangan nilai biologi 
murid-murid kelas 6 SD di Belanda turun drastis. Hal ini diketahui berdasarkan 
hasil penelitian ujian CITO, atau ujian nasional mereka. 
Para murid hanya mengerti hal-hal yang umum saja, misalnya mereka tahu bunga 
juga bisa berkembang biak namun tidak tahu caranya. Mereka tahu efek gas rumah 
kaca tapi tidak tahu apa penyebabnya. 
Anak-anak juga semakin jarang bermain atau belajar di alam bebas, tandas Trouw. 
Guru jarang membawa murid-murid belajar sambil bermain di taman padahal 
terbukti cara ini efektif meningkatkan konsentrasi belajar dan menyehatkan 
anak. Banyak pakar pendidikan dan lingkungan khawatir, jika anak-anak sama 
sekali tak paham biologi, mereka akan tumbuh jadi orang-orang yang tidak peduli 
lingkungan, demikian Trouw. 
Koran The Age, Australia, membahas panjang lebar tentang anak laki-laki usia 14 
tahun yang ditangkap di Bali. Anak asal Australia ini ditangkap di dekat Hotel 
Padma, Kuta, akibat ketahuan membawa 3, 9 gram ganja. Kini dia meringkuk di 
Penjara di Kerobokan. 
Orang tua sang anak, yang juga berada di Bali, datang keesokan harinya bersama 
pengacara. Mereka mengatakan anaknya trauma , menangis seharian dan tak mau 
makan setelah ditangkap. Pengacara mereka Muhammad Rifan mengatakan, untuk 
dapat bebas, orang tua anak itu harus menunjukkan bukti bahwa putra mereka 
tidak kecanduan narkoba, jika tidak maka putra mereka terancam dipenjara enam 
bulan sampai empat tahun. 
Penangkapan dilakukan oleh polisi berpakaian sipil. Sang remaja usia 14 tahun 
itu baru saja keluar dari tempat pijat pukul 2 pagi bersama temannya. Dua orang 
polisi berpakaian sipil langsung menangkap keduanya. Namun penangkapan 
berlangsung cisruh. Banyak saksi mata yang ingin mem-videokan proses 
penangkapan dengan telefon genggam tapi ketika ketahuan, polisi langsung 
menyita telefon danmenghapus video tersebut. Kemungkinan polisi mendapat tips 
dari orang sekitar yang melihat terjadinya transaksi, tandas The Age. 
Menteri luar negeri Australia, Kevin Rudd, langsung turun tangan menangani 
kasus ini, tandas the Age.


* PENGARUH JOBS DI AFRIKA

Seluruh dunia kehilangan Steve Jobs pendiri Apple. Ia dipandang sosok jenius 
pencipta generasi baru peranti komunikasi iPhone, iPod dan iPad. Di dunia Barat 
dia disanjung, bagaimana di belahan lain?

Kalangan berduit di perkotaan. Orang-orang yang terutama suka desain dan 
barang-barang praktis. Itulah pengguna produk Apple di negara-negara 
berkembang. Bagi kalangan menengah ke bawah, telepon genggam merupakan alat 
komunikasi dan biasanya dari jenis kualitas harga terjangkau. Ini berlaku juga 
bagi komputer dan tablets. Mereka yang ingin kreatif, akan memilih telepon 
pintar berbasis Android.

Terlalu Berpengaruh
Masalah terbesar semua produk Apple adalah sistem operasi tertutup. Bagi 
komputer engkol murahan untuk anak-anak sekolah di negara-negara berkembang, 
yaitu program pengenalan komputer pada anak, One Laptop Per Child (OLPC), Steve 
Jobs bersedia memberi cuma-cuma piranti lunak sistem operasinya. Tapi 
tawarannya ditolak.

Orang-orang tidak mau tergantung updates yang ditentukan Apple, tapi justru 
ingin menyesuaikan sistem operasi menurut selera. Demikian tutur webmaster 
Haapee de Groot dari LSM pembangunan Belanda Hivos, yang sering berkunjung ke 
Afrika.

"Steve Jobs secara umum diakui sebagai pria bervisi, tapi orang bervisi pun 
bisa salah ambil keputusan. Apple mengaitkan piranti keras yang diproduksinya 
dengan piranti lunaknya. Jadi pada akhirnya Apple-lah yang menentukan apa yang 
boleh dipakai konsumen apa yang tidak. Dan itu ada harganya. Itulah salah satu 
alasan Android lebih populer. Sebenarnya sms lebih populer di Afrika. Jadi 
mereka tidak butuh smart phones atau iPads."

OLPC akhirnya memilih Linux. Sama halnya dengan Brazil yang memiliki program 
ICT serupa. Apple terkenal karena mudah penggunaannya; tapi itu sudah menjadi 
hal umum dan bukan keunggulan Apple lagi.

Bukan desain licin atau penggunaan yang mudah yang menjadi dobrakan dunia ICT 
di negara-negara berkembang, tapi program One Laptop Per Child, kata Stijn van 
der Krogt dari lembaga internasional Komunikasi dan perkembangan, International 
Institute for Communication and Development (IICD), yang aktif dalam bidang ICT 
di negara-negara berkembang. Ternyata laptop bisa juga dibuat dengan beberapa 
ratus dollar saja.

Generasi Baru
Generasi baru pengguna telpon genggam dan laptop punya selera sendiri. Mereka 
sangat kreatif dan pakai piranti lunak terkini, kata Van der Krogt. Dan mereka 
sama sekali tidak membeli aplikasi. Bukan karena harganya tidak terjangkau, 
tapi karena dianggap tidak penting. Mereka merakitnya sendiri.

Stijn van der Krogt: "Terutama anak-anak muda ingin melakukan hal-hal fantastis 
dengan smart Phones dan komputers. Membuat aplikasi sendiri, menggunakannya dan 
membuka produk lain. Konsumen cenderung memilih jalan keluar yang berguna 
seperti telepon Android phones dan sistem open source. Karena itu berguna bagi 
mereka."

Selain itu mereka juga tidak bisa memperbaiki sendiri Apple yang rusak. 
Baterainya tidak bisa dikeluarkan begitu saja. Di Afrika atau Amerika Latin 
telepon atau laptop yang rusak harus bisa dibawa ke tukang terdekat untuk 
direparasi. Atau reparasi dilakukan sendiri. "Yang pertama dilakukan adalah 
mengeluarkan blokade telepon baru. Tapi teleponnya harus bisa dibuka dulu," 
kata Stijn van der Krogt.

Aplikasi Berguna
Tampaknya Apple tidak bisa lagi mengejar ketinggalan. Cina memproduksi 
telepon-telepon murah.

Stijn van der Krogt: "Di sana pelbagai variasi masuk pasaran dan itu cepat 
sekali. Tapi laptops dan komputer butuh waktu cukup lama. Itu sedang terjadi. 
Yang pasti di Amerika Latin. Proses perkembangan di Afrika berlangsung lebih 
lamban, karena hambatan pelbagai bea masuk. Tapi kami berharap, dalam tempo 
setahun ini sudah akan bisa menggunakan berbagai program ICT untuk berbagai 
proyek pertanian, pendidikan dan kesehatan."

Bervisi
Tapi itu semua tidak berarti kematian Steve Jobs bisa dibiarkan berlalu begitu 
saja. Jobs diakui sebagai pria yang berwawasan, kata webmaster Haapee de Groot 
dari LSM Hivos.

Haapee de Groot: "Saya dengar kabar dari Kenya bahwa Steve Jobs dianggap setara 
dengan Wangari Maathai, pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian. Dalam satu 
minggu dua pria berwawasan itu dikalahkan kanker. Dengan demikian, peran Steve 
Jobs sebagai pria berwawasan, juga diakui di Afrika."


* NOVAJA GAZETA, RESERVAT KEBEBASAN PERS RUSIA

Pekan ini, Elena Milashima berkunjung ke Belanda dalam rangka peringatan 
tewasnya Anna Politkovskaja. Pejuang HAM itu dibunuh lima tahun lalu. Walaupun 
bisa bernasib sama tapi ia tetap melanjutkan pekerjaan Anna Politkovskaja. Ia 
tidak punya pilihan lain. "Saya wartawan. Dan ini memang tugas saya."

Sebagaimana Anna Politkovskaja, Elena Milashima juga bekerja di koran 
independen terbesar di Rusia, Novaja Gazeta. Maut juga selalu mengancam 
dirinya. Menurut Elena Milashima, di Rusia, impunitas dan korupsi masih 
meraja-lela.

Pembunuhan Wartawan
Contoh gamblang adalah kelompok pembunuh Anna Politkovskaja yang tidak pernah 
diseret ke pengadilan. Dan itu bukan satu-satunya kasus pembunuhan terhadap 
wartawan, yang tidak ada tindaklanjutnya.

"Anna Politkovskaja adalah wartawan ke tiga yang dibunuh. Bagi kami semua, itu 
merupakan pukulan sangat berat. Seluruh dunia heboh. Dan kami berharap, 
pemerintah akan menyidik kasus tersebut. Namun, ternyata itu harapan sia-sia. 
Selanjutnya, kami paling tidak memperkirakan, tidak akan ada pembunuhan lagi."

Ternyata, keadaan malah makin menjadi-jadi. Sejak pembunuhan Anna Politkovskaja 
tahun 2006, tiga rekan yang bekerja di koran kami juga dibunuh. Mereka memang 
sering mengeritik kebijakan pemerintah. Semua korban tewas adalah rekan kerja 
Elena Milashima.

Masa Depan Suram
Pernyataan Perdana Menteri Vladimir Putin bahwa ia kembali mencalonkan diri 
sebagai presiden, membuat harapan Elena Milashima mengenai masa depan tetap 
suram. Namun, ia tidak menyerah, seraya menyadari bahwa dampak penerbitan 
korannya, sangat terbatas.

"Kebebasan pers? Saya tidak bisa bilang bahwa di Rusia tidak ada kebebasan 
pers. Tapi, keberadaannya hanya sebagai cadangan. Tujuhpuluh persen warga Rusia 
mengandalkan informasi dari televisi. Dan rekan kami yang bekerja di televisi, 
semua bekerja untuk pemerintah. Jadi, itu sebenarnya bukan jurnalisitik, tapi 
propaganda. Dengan demikian, kami berupaya menawarkan informasi yang 
sebenarnya. Jumlah pembaca kami sekitar tiga juta orang. Itu cukup banyak. 
Namun masih terlalu sedikit jika dibandingkan populasi bangsa Rusia sebanyak 
140 juta orang."

Walaupun demikian, masih ada beberapa titik terang. Koran Novaja Gazeta masih 
bisa menerbitkan apa yang mereka inginkan. Meskipun para wartawannya mendapat 
berbagai macam tekanan dari pihak luar.

Alasan koran mereka masih tetap bisa terbit, menurut Elena Milashima sederhana. 
Dengan ini pemerintah bisa menunjukkan pada dunia luar, bahwa Rusia adalah 
negara demokratis, yang menghormati kebebasan pers.

Membalik Arus
Kadang, Novaja Gazeta juga berhasil mengubah opini publik. Sebagaimana yang 
terjadi pada kasus Michail Chodorkovski. Mantan konglomerat minyak ini ditahan 
sejak tahun 2003. Tuduhan resminya, penipuan dan penggelapan pajak. Namun, 
semua orang tahu, bahwa Michail Chodorkovski ditangkap karena ia secara terbuka 
memberi bantuan dana pada lawan politik Vladimir Putin.

Walaupun pemerintah Rusia terus menerus menjelek-jelekkan Michail Chodorkovski, 
namun makin banyak warga Rusia yang berpendapat bahwa ia tidak bersalah.

"Di situlah letak pentingnya pekerjaan kami. Cepat atau lambat, rakyat akan 
mengerti, siapa musuh Rusia sesungguhnya. Siapa musuh rakyat sebenarnya. Rakyat 
akan mengerti apa sebenarnya yang dilakukan oleh Vladimir Putin dan 
rekan-rekannya. Proses ini memang berlangsung sangat lambat. Tapi, masih 
berjalan terus."

Elena Milashima memperkirakan, jika Vladimir Putin kembali menjadi presiden, 
suasana akan tetap suram. Namun, jurnalis wanita ini yakin akan kegigihan warga 
Rusia.

"Saya tetap berharap banyak bagi negeri kami. Saat ini kami semua sedang 
menghadapi dan menjalani masa perubahan. Kami semua sedang membuat beberapa 
langkah maju ke arah demokrasi. Dan pada saat yang sama, juga berlangsung 
ribuan langkah mundur, kembali ke zaman Uni Sovyet. Tapi, bagaimanapun, kami 
sedang melaksanakan perubahan."

Itu semua, bagi Elena Milashima, merupakan sumber kekuatan untuk terus bekerja, 
dan memperluas reservat kebebasan pers di Rusia.


* GEMA WARTA TOPIK INTERNASIONAL: BARBIE TINGGALKAN APP
Pabrik mainan anak Mattel memutus kerjasama dengan APP, Asia Pulp & Paper. 
Mattel tidak akan lagi membeli produk-produk APP dan menjual produk yang 
merusak hutan rimba. 
APP yang juga memasang iklan di televisi Beland diyakini a bertanggungjawab 
atas penggundulan besar-besaran hutan Indonesia. Organisasi lingkungan 
Greenpeace, gembira menyambut langkah Mattel ini.
"Kami gembira mendengar kabar Mattel mengumumkan memutuskan kontrak dengan APP. 
Dan perusahaan ini menyatakan akan memilih kertas dan pembungkus yang ramah 
lingkungan."
Kodde merasa ini adalah hasil perjuangan sebelumnya, sejak penemuan jejak kayu 
hutan tropis pada pembungkus Mattel:
"Pada kardus boneka Barbie, kami menemukan jejak sisa-sisa kayu hutan tropis. 
Kami kemudian mengimbau Mattel agar mengganti bungkus dengan bahan yang ramah 
lingkungan. Kami minta supata mereka tidak dipersalahkan sebagai penyebab 
pembabatan hutan."
Greenpeace melakukan kampanye dunia untuk menyadarkan mitra bisnis APP akan 
dampak kinerja APP bagi hutan rimba Indonesia. Sebelum Mattel, perusahaan lain 
seperti Unilever, Nestle, Carrefour dan ING sudah menghentikan kerjasamanya 
dengan APP.
Kepada Radio Nederland siaran Indonesia, Ranesi, APP Inggris menanggapi langkah 
Mattel lewat email:
Asia Pulp & Papermemuji komitmen Mattel untuk daur ulang, legalitas kayu, 
perlindungan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi, menghormati hak-hak masyarakat 
adat dan prosedur auditdan sertifikasiyang kuat. Prinsip-prinsip ini sangat 
mencerminkan filosofi APP dan komitmen lingkungannya dan kami senang melihat 
produsen mainan besar di dunia mengadopsi prinsip yang sama.
Bahkan, APP mendukung semua sertifikasi industri kredibel, tapi bagaimanapun, 
kami sangat mendesak perusahaan untuk tidak membatasi kebijakan pembelian 
mereka pada satu standar, dalam hal ini FSC, yang mendiskriminasikan produk 
dari Indonesia dan pasar berkembang lainnya. APP mendukung kebijakan yang 
melindungi lingkungan dan pendapatan penting yang diterima negara-negara 
berkembang  dari industri pulp & kertas.




* KAMP TAPOL PEREMPUAN G30S DI PLANTUNGAN, KENDAL

Nama Plantungan memang tak setenar Pulau Buru yang menjadi tempat pembuangan 
para tahanan politik dengan cap PKI. Namun Plantungan yang terletak di Kendal, 
Jawa Tengah menjadi saksi dari kisah tragis perempuan Indonesia yang dikurung 
di bekas Rumah Sakit Lepra tersebut.

Di sinilah sekitar 500an perempuan yang dituduh komunis ditahan selama 
bertahun-tahun. Reporter KBR68H Suryawijayanti mengajak salah satu penghuni 
Plantungan kembali menyusuri kamp pembuangan tapol perempuan ini.

Perkenalan
Mujiati: Nama saya Mujiati, dulu saya tinggal di Slipi, Jakarta. Waktu 
peristiwa 65, saya termasuk orang yang ditahan, bersama bapak saya. Karena 
waktu itu saya menjadi anggota organisasi pemuda rakyat. Saya tak mengerti 
kenapa anggota pemuda rakyat dituduh melakukan pembunuhan di Lubang Buaya. 
Padahal saya juga gak mengerti Lubang Buaya itu di mana.

Sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya, Mujiati menunjuk sejumlah 
perempuan dalam foto hitam putih. Foto itu diambil di depan sebuah klinik di 
Plantungan, sekitar 40 tahun lalu.

Suasana Menunjukkan Foto-foto
Mujiati: Ini yang sebaya aku, yang dibuang ke Buru semua. Ini Nyonya Heriani, 
ini Tatik Lestari dari Satyawacana, lalu ini wartawan Antara, sekarang di 
Belanda, Ini Endang dari Pekalongan, ini Ibu Dokter, ini Ibu Cahyamurat. Lha 
ini kliniknya, panggung bentuknya, di bawahnya kali Lampir.

Plantungan, nama desa di perbatasan Kabupaten Kendal dan Batang, Jawa Tengah. 
Pada zaman penjajahan Belanda, Plantungan menjadi tempat penampungan penderita 
lepra. Selama hampir 100 tahun sejak dibangun pada 1870, para penderita lepra 
diisolasi di desa ini. Pada 1970-an, Plantungan menjadi tempat pembuangan 500an 
perempuan yang divonis terlibat atau dianggap dekat dengan Partai Komunis 
Indonesia. Mujiati, salah satu bekas penghuni Plantungan.

Kondisi Blok
Mujiati: Blok untuk ruang tidur itu hanya dipan, paling banyak diisi 50 orang. 
Satu dipan dipakai 4 orang. Trus ada kotak untuk tempat pakaian. Kita ruang 
makan di luar, jadi gak boleh bawa makanan ke blok. Lalu makan di luar ada 
meja, kita dapat rantang.

Tiap tapol mempunyai tugas rutin yang wajib dilakukan dengan pengawasan ketat.

Kegiatan di Kamp
Mujiati: Kita rata-rata jam lima bangun, karena jam 5.45 harus apel. Kalau yang 
tugas dapur ya jam 3 bangun, dan ini tugas giliran sebulan sekali. Lalu yang 
tugas bersih-bersih ruangan sampai ambil makanan. Nah yang tidak dapat tugas 
itu ada kerja unit, ada unit pertanian, penjahitan, peternakan. Kalau 
peternakan ada ternak kambing, kelinci, ayam. Kalau pertanian kita nanam 
singkong, ubi, lalu sayuran. Di sini yang tumbuh bagus sawi, labu siam. Nah 
kangkung gak bisa tumbuh di sini.

Makanan
Mujiati: Kadal, bekicot itu makanan kita sehari-hari. Lalu ada daun-daun yang 
kita makan. Nah ini ada daun tikim, ini obat lapar. Asinan betawi dulu pakai 
ini. Ini juga namanya daun sintrong, kita makan juga. Kita makan segala untuk 
bertahan hidup, protein hewani ya bekicot, yuyu, sompil, kadal, ular. Ular itu 
takut sama kita, bukan kita takut sama ular.

Di Plantungan, tiap tapol terikat pada pola yang wajib dilakon. Mata pengawas 
di mana-mana, bahkan menyusup ke dalam blok.

Pertengkaran
Mujiati: Di sini khan ada juga yang dekat dengan komandan, ya kita harus 
hati-hati saja. Mereka dapat tugas untuk mengawasi teman-temannya.

KBR68H: Jadi tugasnya mengadu domba?

Mujiati: Iya. Mereka itu dipanggil ke atas. Kalau istilah kita mereka makan 
nasi putih, makan enak, diajak pergi, dibelikan baju baru. Yang dilaporkan itu 
hal-hal yang tak prinsipil. Misalnya saya yang Nasrani, makan gak berdoa, tidur 
gak berdoa, itu dilaporkan ke komandan. Khan bukan hal politis banget.

Penjagaan
KBR68H: Penjagaan waktu itu seperti apa?

Mujiati: Mereka selalu kontrol, maka demi keamanan kalau tidur kita pakai 
celana panjang.

KBR68H: Tapi ada kasus-kasus pelecehan seksual?

Mujiati: Waktu itu yang melayani komandan, sakit, dipanggil Bu Bidan Ratih, 
diperiksa. Dan hasil pemeriksaan, hanya dengan diraba, sudah ketauan kalau 
hamil. Lalu komandan sejak saat itu tidak boleh turun, kalau turun ke blok 
dijaga oleh anak buahnya atau CPM

KBR68H: Akhirnya nasib dari tapol yang hamil, gimana?

Mujiati: Komandan akhirnya dibebas-tugaskan dari sini dan diganti. Aminah 
kemudian dibebaskan pada 1978 dalam posisi mengandung 6 bulan dan sampai saat 
ini kami gak pernah dengar beritanya.

Orde Baru sukses menciptakan cap buruk bagi perempuan yang terlibat atau 
dituding simpatisan PKI. Para aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) 
digambarkan turut terlibat dalam pembunuhan para jenderal di Lubang Buaya 
dengan melakukan tari-tarian saat pembantaian dilakukan. Mereka bahkan 
dilukiskan turut menyilet para jenderal.

Namun stigma yang keji itu pupus ketika para tapol justru menjadi penyelamat 
warga sekitar, di Plantungan.

Ngobrol Dengan Warga
Mujiati: Sebelum kami datang masyarakat sudah diindoktrinasi, hati-hati dengan 
orang-orang di blok. Ada tuh pak Haji kalau hari Jumat khotbahnya bilang: 
Saudara-saudara jangan dekat dengan bekas-bekas PKI, perempuan pakai celana. 
Padahal kita pakai celana khan biar praktis kalau ke sawah manggul pacul.

Kamp Tapol Perempuan G30S di Plantungan - Kendal
Foto KBR68H

Slamet: Saya berterima-kasih dengan pertolongan Bu Bidan Ratih dan kawan-kawan, 
karena banyak pertolongannya. Warga di sini gak ada yang berobat ke tempat 
lain, selain di klinik.

Slamet, salah satu warga yang merasakan pertolongan para tapol perempuan. 
Anak-anaknya lahir lewat tangan Bidan Ratih yang kondang di sekitar Plantungan. 
Siti Duratih dulunya bidan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Ia dibuang ke 
Plantungan karena suaminya, Oloan Hutapea menjadi anggota Departemen Agitasi 
dan Propaganda, Partai Komunis Indonesia. Siti Duratih di usia senjanya sudah 
susah untuk diajak berjalan jauh, karena kakinya yang semakin renta.

Sudah hampir 46 tahun semenjak peristiwa 30 September 1965. Namun bagi Mujiati, 
peristiwa itu masih menyisakan tanda tanya besar. Ia yang ditahan tanpa 
diadili, selama puluhan tahun harus menanggung diskriminasi. Dikucilkan, tak 
diakui sebagai warga negara.

Soal Lubang Buaya
Mujiati: Kamu ikut ke Lubang Buaya yah? Nggak pak. Ya tuduhannya itu, kalo 
pemuda rakyat pasti tuduhannya tanggal 30 di Lubang Buaya, nyilet-nyilet 
jenderal, kita disuruh mengaku. Kalau gak mengaku ya disiksa, dipukul. Saya 
ditampar mulut saya, muka saya. Lha karena saya gak kesana ya saya bertahan gak 
ngaku.

Meski mengaku tak bersalah, Mujiati tetap dijebloskan ke penjara wanita 
Bukitduri. Enam tahun kemudian, Mujiati bersama puluhan tapol lainnya 
digelandang ke Plantungan, Jawa Tengah. Mujiati menjadi tahanan ke-358 yang 
dijebloskan ke penjara itu.

Menuju Plantungan
Mujiati: Jam tiga kita dibangunkan, trus kita dikumpulkan di aula, 
barang-barang diperiksa, orangnya diperiksa ditelanjangi, jadi kita cuma pake 
BH dan celana dalam, diperiksa oleh KOWAD (Korps Wanita Angkatan Darat). Kita 
diberangkatkan kira-kira jam 4 dengan 2 bus. Waktu itu depan Jatinegara sepi, 
dikawal. Di Wleri kita dijemput oleh komandan Plantungan

KBR68H: Pertama kali sampai di Plantungan gimana?

Mujiati: Kita gak dicampur dengan teman-teman terdahulu. Kita dipisah selama 
kurang lebih sebulan, baru kemudian dikumpulkan jadi satu dengan yang lain. 
Kita khan pakai nomer, nah saya dapat nomer 358. Artinya adalah orang yang 358 
tiba di Plantungan.

Pengasingan terhadap Tapol berakhir pada 1979 ketika dunia Internasional 
mengecam Indonesia. Tekanan datang terutama dari Amnesti Internasional dan 
negara-negara donor. Mereka mendesak Indonesia untuk membebaskan para tahanan 
politik sebagai prasyarat cairnya bantuan internasional bagi pemerintah 
Indonesia.

Mujiati masuk kloter terakhir yang keluar dari Plantungan. Pembebasan bukan 
berarti kebebasan tanpa syarat bagi bekas tapol. Hingga memaksa Mujiati dan 
suaminya mengubur sejarah kelam itu.

Soal Anak dan PKI
Mujiati: Pada waktu masih ada ayahnya kita rahasiakan, agar anak-anak tak tahu. 
Tadinya dia bilang, Bu kita tanggal 1 Oktober nonton film G30S/PKI, Bu PKI itu 
jahat, bunuh jenderal, ya kita diam saja. Setelah ayahnya meninggal pada 1994, 
saya berterus terang, daripada nanti dengar dari orang, lebih baik saya yang 
kasih tahu. Memang betul nak, enam Jenderal dibunuh, ditambah 1 perwira. Tapi 
yang membunuh itu tentara, bapak dan ibumu menjadi korban dituduh menjadi 
anggota PKI. Ribuan teman-teman bapak dan ibumu jadi korban. Sejak saat itu 
mereka tahu soal bapak dan ibunya.

Di usia lebih 60 tahun, Mujiati kini masih sibuk dengan aktivitas bersama 
teman-teman seperjuangannya. Nenek satu cucu ini masih berjuang meluruskan 
sejarah. Rekaman kesewenang-wenangan rezim Orde Baru diimbanginya dengan kisah 
yang dia tuturkan sebagai pelaku sejarah.

Tanggapan Atas Napak Tilas
KBR68H: Sehari ini kita napak tilas, lalu kemudian kita bertemu dengan warga 
dan para saksi sejarah, bagaimana perasaan eyang?

Mujiati: Terharu ya, teryata mereka terhadap kami tidak ada kesan yang jelek. 
Begitu cintanya dengan kita, sampai pertemuan tadi yang begitu hangatnya. Gak 
bisa terkatakan, haru, bangga yang masih mengenal kita. Mereka mengenang 
baiknya, merasa ditolong.

Soal Sejarah
Mujiati: Inilah dari kami seperti ini, lalu yang kalian dengar dari versi 
pemerintah. Anda-andalah yang menentukan. Itu terserah anda yang menilainya

Laporan ini disusun oleh Reporter KBR68H, Suryawijayanti, untuk Radio Nederland 
Wereldomroep.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia

Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke:
berita-sign...@listserv.rnw.nl

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
ran...@rnw.nl

Copyright Radio Nederland Wereldomroep. 
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke