Hati Seorang Ayah

By: agussyafii

Seorang ayah memiliki hati yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Hati seorang 
ayah akan tahan menderita bila sakit untuk dirinya sendiri, namun tidak akan 
tahan disaat melihat buah hatinya yang menderita. Bahkan jika sakit itu bisa 
digantikannya, ayah bersedia menggantikan sakit anaknya. Itulah hati seorang 
ayah.

Saya mengenal seorang teman yang juga seorang ayah. Saya biasa memanggilnya Mas 
Jay. Kami biasa berdiskusi lewat milis dan malam itu Mas Jay berkunjung ke 
Rumah Amalia. Mas Jay bertutur mulanya dirinya orang yang ‘mbeling’ tidak 
memiliki keyakinan yang mantap dan tetap. Ketertarikan belajar sholat secara 
serius ketika ajakan  yang begitu menyentuh dari anaknya yang masih TK. Anak 
yang masih relatif kecil setiap hari selalu mengajaknya untuk mengerjakan 
sholat.  Awalnya dirinya menanggapi hal itu sebagai biasa saja.

Ajakannya itu terasa betul-betul menampar hatinya. Begitu sangat berharga dan 
membuatnya menangis meraung-raung justru ketika anaknya sedang sakit masih 
sempat mengajaknya sholat Isya’. Katanya, ditengah malam anak saya  suhu 
badannya panas tinggi dan perutnya mengeras. Anaknya menangis tak 
henti-hentinya merengek mengajak saya sholat. Tanpa berpikir panjang saya 
memenuhi permintaannya untuk mengambil air wudhu. Setelah mengerjakan sholat, 
kami bergegas menuju Rumah Sakit.

Setelah diperiksa ternyata putranya harus dioperasi. Karuan saja dirinya 
menjadi panik. Bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil itu  dengan kekuatan 
fisiknya yang masih lemah untuk menghadapi operasi. ‘Saya hanya bisa berserah 
diri kepada Alloh SWT, saya berjanji jika anak saya sembuh. Saya akan rajin 
melaksanakan sholat seperti yang dimintanya.’ Tuturnya. 

Katanya Mas Jay sebelum anak saya masuk ruang operasi masih sempat bertanya 
pada dirinya, ‘ayah sudah sholat belum.’ Kata-kata itu begitu mengiris-iris 
hati saya. Dulu bila mendengar ajakan teman-temannya untuk sholat selalu 
menolaknya karena keengganan untuk melaksanakan sholat. Sekarang kata-kata itu 
justru muncul dari anak yang disayanginya, bagaimana mungkin dirinya bisa 
menolaknya, lanjutnya. Mas Jay tak bisa menyembunyikan airmatanya yang terus 
bercucuran.

‘Saya menunggu putranya didepan kamar operasi’ tuturnya. Ketika lampu operasi 
menyala. Dirinya bersama istri tercinta tidak bisa menyembunyikan 
kegelisahannya, hilir mudik didepan kamar operasi. Waktu seolah berjalan lama 
sekali. ‘Segala macam doa yang saya tahu saya panjatkan kehadirat Alloh SWT.’  
Setelah begitu  lama, kamar operasi itu terbuka. Seorang dokter muncul dari 
pintu. Mencopot sarung tangannya. ‘Operasinya berjalan dengan baik, anak bapak 
sekarang perlu istirahat setelah itu boleh pulang.’ Mas Jay menangis bahagia. 
‘Alangkah nikmatnya anugerah Alloh SWT yang diberikan kepada saya disaat 
harapan mulai memudar, Alloh SWT menyelamatkan putra saya,’ tuturnya. ‘Dan 
sejak itu saya lebih giat untuk melaksanakan sholat karena saya harus memenuhi 
janji saya,’ kata Mas Jay malam itu.  Saya bisa merasakan apa yang terjadi pada 
dirinya. Begitulah hati seorang ayah yang penuh kasih untuk sang buah hatinya.

Wassalam,
agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)'. Mari 
kirimkan dukungan anda pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, 
http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 
8777 12431


      

Kirim email ke