Hati Yang Lembut Seorang Ibu

By: agussyafii

Hati seorang ibu begitu lembut. Tangis anaknya ditengah malam mampu 
membangunkan dirinya sekalipun tertidur lelap. Seorang ibu mampu menahan lapar 
demi untuk kebutuhan makan anak-anak agar tumbuh dewasa. Disetiap langkahnya 
senantiasa ada tetes airmata dan doa ibu bagi kebahagiaan anak-anaknya. Itulah 
sebabnya Baginda Nabi Muhamad SAW bersabda, 'aljannatu tahta akdamil ummahat' 
artinya, 'surga itu dibawah telapak kaki ibu.'

begitu mulianya hati seorang ibu, demikian halnya ibu yang saya kenal. beliau 
mengadukan perilaku anak lelakinya yang tidak difahaminya. Kata ibu tersebut, 
anak lelakinya yang sekarang duduk pada semester 6 pada sebuah akademi bank 
sejak empat bulan lalu menunjukkan perilaku yang aneh, yaitu selalu mengurung 
diri dalam kamar. 

Pulang dari kuliah, langsung masuk kamar, tidak mau makan bersama dengan 
keluarga, tidak juga duduk-duduk bersama dengan kerluarga.  Makan dan minum ia 
ambil sendiri ketika tidak ada orang dan ia makan di kamarnya. Setiap ditanya 
ada masalah apa, ia selalu menjawab nggak apa-apa, saking tidak fahamnya, 
ayahnya  sering memarahinya, dan semakin dimarahi membuatnya menjadi semakin 
diam dan semakin mengurung diri. 

Jika ada teman-teman kuliahnya datang, ia juga tidak bersedia menemuinya dengan 
alasan kurang sehat. Pokoknya, kata ibunya, saya benar-benar tidak faham, tidak 
mengerti,  dan akhirnya saya cemas. Pernah dibawa ke psikiater, tetapi ia tetap 
diam, tidak mau menjawab, dan ia pun merasa enggan dibawa ke psikiater. Kata 
ibunya, anaknya rajin salat, dan bahkan selama mengurung diri sering 
dipergokinya malam hari sedang salat malam.

Dari ceritera ibunya, maka saya menduga bahwa anaknya merasa tertekan karena 
melakukan suatu perbuatan dosa yang tidak diketahui keluarganya. Ia merasa 
berdosa besar, tetapi ia tidak mungkin menceriterakanya kepada keluarganya. 
Semakin hari ia menjadi semakin tertekan, karena dikejar-kejar oleh perasaan 
berdosa. Jiwanya menjadi gelap karena terkurung oleh perasaan berdosa. 

Kepada ibu itu saya minta agar anaknya diajak main ke Rumah Amalia untuk 
ngobrol-ngobrol. Ketika datang ke  rumah, saya minta ibunya pulang dulu saja, 
sekitar tiga jam lagi biar supir menjemput, dan pemuda itu saya ajak 
jalan-jalan.

Dalam obrolan perjalanan, saya katakan bahwa saya sudah tahu permasalahannya 
dan memberi tahu bahwa sebenarnya Alloh SWT telah mengampuni dosanya, karena 
kamu telah dipenjara selama empat bulan oleh hati nuranimu sendiri.dan nurani 
itu mempunyai hotline dengan Alloh SWT. Alloh mendengar tangisanmu ketika kamu 
salat malam. Saya katakan bahwa jangan kau kira Alloh itu galak, Alloh SWT itu 
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alloh SWT tersenyum lho melihat kamu 
menyesali perbuatanmu. Sudahlah, yang penting sekarang kau harus memulai 
lembaran baru, waspada di hari yang akan datang, jangan sekali-kali kau ulangi 
perbuatanmu.

Ternyata ia cukup dua kali saja bertemu saya, dan pertemuan keduapun hanya 
untuk mengajak sholat berjamaah di Masjid Al-Hikmah dekat rumah, tidak 
berbicara lagi tentang masa lalu, tetapi berbicara tentang masa depan.

Ibunya memberitahukan saya, menyatakan keheranannya atas kesembuhan anaknya, 
dan menanyakan problem apa sebenarnya yang selama ini dipendam oleh anaknya, 
maka saya jawab, tidak penting yang sudah lalu, yang penting masa depan, saya 
jawab demikian karena sebenarnya sampai akhirpun saya tidak tahu, tetapi pemuda 
itu merasa bahwa saya telah mengetahui rahasianya, padahal yang sebenarnya saya 
benar-benar tidak tahu karena memang tidak menanyakannya.

seseorang merasa tidak akan diampuni Alloh SWT atas dosa yang telah 
diperbuatnya, karena ia tidak tahu bahwa Alloh Maha Pengampun. Perasaan berdosa 
itu membuatnya tertekan dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. 
Untungnya ia termasuk pemuda yang taat beragama, meskipun masih dalam proses 
belajar. Akhirnya betapa bahagianya Sang Ibu melihat perkembangan putranya yang 
bisa berkumpul kembali bersama keluarganya. Sayapun turut berbahagia melihat 
kebahagiaan Ibu itu. begitulah hati Sang Ibu, sangat lembut dan penuh cinta 
kasih kepada putranya.


Wassalam,
agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)'. Mari 
kirimkan dukungan anda pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, 
http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 
8777 12431





      

Kirim email ke