*Jadi Motivational Speaker, Mau?*

Seseorang mengirim pesan kepada saya, menanyakan tentang bagaimana caranya
menjadi seorang professional motivational speaker alias pembicara
motivasional yang profesional.

Dari ungkapannya, dia seperti melihat bahwa profesi ini sangat menyenangkan.
Mungkin baginya, pembicara motivasional itu funky dan fancy. Buat saya
pribadi, ya. Buat orang lain belum tentu.

He...he...he... bingung juga menjawabnya, sebab saya seperti diingatkan
kembali dan merasa seperti tiba-tiba sudah berada di sini, dalam posisi
sebagai seorang pembicara motivasional profesional.

Apa yang di bawah ini, merupakan kombinasi dari opini saya pribadi dan
berbagai referensi yang saya ambil dari mereka yang lebih dahulu terjun dan
lebih berpengalaman dalam profesi ini. Sepanjang yang saya tahu, belum ada
panduan resmi terkait dengan cara untuk menjadi pembicara motivasional.

*BASIC BELIEFS*

1. Setiap orang bisa menjadi pembicara motivasional.

Sejarah kehidupan setiap pembicara motivasional, tidak menunjukkan pola
hidup tertentu yang bisa dipastikan sebagai jalan setapak atau peta yang
presisi untuk menuju profesi sebagai pembicara motivasional.

Ada yang sejarahnya adalah keberhasilan, kemudian terdorong untuk berbagi
tentang fenomena keberhasilan itu.

Ada yang sejarah hidupnya kelam, lalu menemukan pencerahan untuk bangkit
memperbaiki kehidupan, dan lantas juga terdorong untuk berbagi tentang
fenomena kebangkitan itu.

Ada yang terlahir dengan kekurangan, dan kemudian bisa menerima dengan besar
hati, lalu mencapai tingkat kehidupan yang dirasakan nyaman dan
membahagiakan, dan akhirnya terdorong untuk berbagi dengan orang lain yang
juga terlahir di dalam kekurangan.

Ada yang mengalami kegagalan berulang-ulang, lalu kemudian menjadi orang
yang berhasil, dan kemudian terdorong oleh semangat untuk berbagi inspirasi
tentang berbagai fenomena tentang kegagalan.

Ada yang merasa bahwa kehidupannya seperti datar dan biasa-biasa saja, lalu
kemudian melakukan pergeseran dan perombakan di dalam kehidupan, dan menjadi
orang yang makin berfokus pada kepentingan untuk membahagiakan orang lain.

Ada yang menjalani proses kehidupan sesuai jalur keahlian dan menapaki
profesi, sampai akhirnya tersadarkan bahwa apa yang ia miliki di dalam
keahlian itu, akan makin bermanfaat jika tersebar makin luas.

Ada yang hidupnya biasa saja, kemudian mengalami apa yang disebut dengan
PEE, Peak Emotional Experience, sebuah kejadian atau pengalaman hidup yang
merupakan puncak pengalaman emosi, dan kemudian terdorong untuk berbagi
dengan sesama.

Masih banyak lagi latar belakang sejarah dari para pembicara motivasional
yang tak mungkin saya sebut satu-persatu di sini. Intinya, *setiap orang
bisa.*

2. Pendorong utamanya adalah keinginan untuk *membantu* dan *berbagi* dengan
orang lain.

Contoh-contoh dalam poin 1 di atas jelas sekali mempertegas hal ini. Begitu
pula, setiap sejarah dari para pembicara motivasional lainnya.

3. Anda tidak perlu ideal atau sempurna.

Nyaris setiap pembicara motivasional, justru punya sejarah hidup yang
mencerminkan segala hal, yang justru ingin dihindari oleh audiencenya. Bagi
sebagian pembicara motivasional, penderitaan dan pengalaman buruk di dalam
hidup justru merupakan salah satu syarat untuk bisa banyak bercerita.

4. Anda bisa memulainya sekarang juga.

*Setiap orang pada dasarnya adalah motivator*. Setiap kali seseorang
berhubungan dengan orang lain, apa yang diharapkan dari orang lain itu
adalah berbagai sikap, tindakan, atau cara berpikir yang perlu dimotivasi.
Jika Anda memahami hal ini, kemudian berhadapan dengan keadaan atau situasi
seperti yang baru saya sebutkan, maka detik itu juga adalah peluang bagi
Anda untuk berbicara motivasional.

*TEKNIS*

1. Anda harus senang berbicara.

Namanya juga pembicara. Belum perlu pandai, senang saja dahulu. Kepandaian
nanti bisa dilatih. Jika Anda senang berbicara, maka biasanya Anda senang
berbagi dan lebih mudah mendapat teman atau audience. Jika Anda senang
berbagi, maka Anda akan punya semangat tinggi dan selalu terjaga.

2. Anda harus punya pesan.

"Pesan" adalah sesuatu yang menjadi fokus pembicaraan Anda. Atau dengan kata
lain, Anda harus punya topik utama dan andalan, yang akan menjadi
identifikasi Anda. Ini biasanya terkait dengan keahlian dan spesialisasi
Anda. Secara marketing, ini disebut dengan niche atau ceruk atau target
audience. "Pesan" inilah yang akan menjadi nilai tambah bagi audience Anda.
Lagi pula, untuk apa Anda berbicara, jika tidak punya nilai tambah bagi
orang lain?

3. Mulailah dengan berbicara tanpa bayaran.

Ini adalah bentuk terbaik dari latihan Anda. Kecuali, jika Anda sudah yakin
bahwa apa yang menjadi topik Anda dan bagaimana Anda menyampaikannya, memang
pantas langsung dihargai.

4. Banyaklah menulis, mendengar, membaca, merenung, dan berpikir.

Berbicara adalah bagian dari perangkat komunikasi yang terdiri dari bicara,
mendengar, membaca, dan menulis.

5. Walk The Talk.

Lakukan apa yang Anda bicarakan. Gampang-gampang susah. Maka, mulailah dari
berbagai hal di sekitar dan apa yang terjadi pada diri Anda sendiri.
Selalulah hindari, mengatakan apa yang tidak Anda lakukan.

6. Berbekallah.

Bekal utama Anda adalah ilmu komunikasi, alias ilmu menyampaikan alias ilmu
berbagi. Di antara yang terpenting adalah NLP, Hypnosis, Hypnotherapy,
Psikologi, Logika, Semantik, Sastra, Training, Consulting, Coaching,
Mentoring, Consulting, Facilitating, Presenting (brainware dan software),
persuasi, negosiasi, mind-body-emotion works, dan sebagainya. Tidak ada
keharusan tentang hal ini, namun demikian semua itu bisa menjadi motor untuk
menyampaikan ilmu, keahlian, atau bidang utama Anda.

7. Pelajari Entrepreneurship dan leadership.

Jika Anda serius, Anda harus fokus dan total. Dalam hal ini, Anda mau tidak
mau akan menjadikan "bicara" sebagai aktivitas utama Anda sehari-hari. Itu
artinya, bisa jadi seluruh kehidupan Anda akan sangat tergantung pada
aktivitas "bicara" Anda. Paling tidak, sebelum Anda menjadi mampu untuk
menopang kehidupan dari mekanisme lain yang cenderung berjalan otomatis dan
tidak terlalu menyibukkan diri Anda sendiri. Sebab, kesibukan utama Anda
adalah "berbicara". Anda harus bisa melakukan manajemen dengan baik, dalam
organisasi dan kepemimpinan.

8. Branding, Personal Branding, dan Marketing.

Sejalan dengan fokus topik dan aktivitas Anda sebagai entrepreneur, cepat
atau lambat Anda diharuskan untuk memaket diri Anda dan topik Anda menjadi
semacam "produk". Terlebih lagi, jika Anda memutuskan untuk menjadikan
pembicara motivasional sebagai profesi tunggal dan bukan sambilan atau
sampingan di sepanjang sisa hidup Anda.

9. Tentukan arah perjalanan Anda.

Kemana? Mau sampai mana? Mau jadi apa? Mau menciptakan dan membuat apa?
Kapan? Di mana? Bagaimana? Dengan cara apa?

10. Keluarga dan kerabat.

Yakinkan bahwa keluarga dan kerabat Anda mendukung penuh cita-cita dan
keinginan Anda. Dalam banyak kasus, menjadi pembicara motivasional yang
profesional adalah berganti profesi dengan tetap membawa ilmu dan keahlian
terdahulu. Paling tidak, inilah awal langkah Anda, sebelum Anda
mengembangkan ilmu dan keahlian baru dalam profesi yang baru.

11. Reviewlah setiap saat poin 1 s.d. 10.

Ada saatnya, di mana sebuah gong akan berbunyi di kepala Anda, sebagai tanda
bagi Anda untuk menerjuni dunia baru ini secara total dan fokus. Sebelum
itu, teruskanlah latihan-latihan Anda.

Semoga bermanfaat.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://milis-bicara.blogspot.com
http://www.facebook.com/motivasi

Kirim email ke