Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun
terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai
sambil minum kopi di sebuah cafe.
Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman
sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka
sekarang ini.
“Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?”
ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.
“Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna.
Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu saya berjumpa dengan
seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir ini adalah wanita
ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata dimasa pacaran
ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.”
“Suatu saat, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan
dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir
kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya
ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.”
“Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan
kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya
bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik,
pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah
pendamping hidup yang dikirim Tuhan.”
“Lantas,” sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, “Apa yang
terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?”
Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening.
Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, “Baru belakangan aku
ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna.”
Adakah yang sempurna? Siapa?
dari : milis cetivasi


      

Kirim email ke