Dik Yongde, 
   Sudah apeq katakan, bantu usahakan tulisan Mancunya, apeq tak mampu, tapi 
punya kenalan baik mahasiswa riset sejarah modern di Wuhan, apeq akan kirim ke 
dia agar diserahkan kepada periset yang bisa baca. kalau di Wuhan tak ada yang 
bisa dapat membaca, bisa ditransfer ke Beijing atau ke Changchun, kalau tak 
salah di Changchun ada pusat riset bahasa Mancu.  Jadi kesimpulan bohong atau 
benar bukan kita, tapi para ahli. Apa cara saya salah/ Saya hanya menganjurkan 
jangan mengambil kesimpulan dulu sebelum pasti. Seperti kalau ditemukan 
tengkorak manusia purba yang agak mirip kera, lalu orang berteriak bohong, 
bohong, kan Adam tidak seperti kera. Kalau sudah begitu, ilmu tidak jalan, 
fanatisme yang jalan. Dunia sulit maju. 
   Jangan kita terjebak ke sana.
   Coba saya tanya, Yongzheng yang mati muda, kenapa?  Sampai sekarng tidak 
bisa dibuat kesimpulan, sakit, dibunuh, lalu para pengarang menghayal ia di 
bunuh Li Siniang (Lv Sun Nio) salah satu 8 pendekar dari Kanglam.
   Sunzhi mati muda? Selir yang disayanginya mati. Ia sakit kena cacar. Tapi 
ada versi lain, ia pergi ke sebuah kelenteng dan menjadi biksu. Tak baik 
catatan menulis Sunzhi mati muda karena gila selir, itu akan merusak reputasi 
pemerintah Qing. Pergi menjadi bhiksu juga tak baik diberitakan, lalu disebut 
saja kena cacar. Mana yang benar? Saya tak tahu, tapi sampai saat ini para ahli 
sejarah Qing di Tiongkok sendiri belum sepakat. Jadi dalam sejarah memang 
banyak misteri, karena tidak transparan? G-30S sampai sekarang tidak 
transparan. Untung menemui Suharto sebelum bergerak? Benar tidak orang hanya 
bisa menduga-duga. Sebelum ada kesimpulan yang pasti semua kemungkinan dan 
informasi harus dicatat.
   Ada yang bertanya pada apeq. Semua orang Tionghoa, keturunan pejabat tinggi 
dan kaisar. Sne Khiang (Kiang) turunan Yandi, sne Thung tururan Chengtang 
pendiri dinasti Shang, Sne He (Xia) turunan Xia Yu, coba cari semua turunan 
pejabat tinggi. Lalu orang bertanya. Raja, Kaisar cuma seorang, turunannnya 
sebanyak itu, lalu rakyatnya yang banyak masa tak ada turunannya? Ini dari 
catatan sejarah yang ditulis para ahli. Tolong kita pikirkan, dari mana rakyat 
yang sebanyak itu, masa semua turunan kaisar, rakyatnya dilarang punya anak?
   Muncullah banyak teori, apeq cenderung setuju, rakyat tak punya sne, tapi 
setelah sne menjadi umum, rakyat menggunakan sne majikannya. Lihat 
Shijiazhuang, atau kampung sne Shi (Tjiok), Zhangjiakou (kampung keluarga Zhang 
dll. Artinya di situ dulu hampir semua satu sne, maka turnannya ada turunan 
raja ada juga turunan rakyat. Cuma orang tak mau disebut turuan rakyat, semua 
turunan raja, kaisar, pejabat tinggi dll. 
   Catatan sejarah tidak selalu lengkap tidak selalu benar, kronologi 
kebanyakan benar, tapi masalah yang terjadi ada yang disensor.
   Kita lihat, Wang Zhaojun (Ong Ciao Kun) salah seorang wanita cantik yang 
mempengaruhi jalannya sejarah Tiongkok. Ia rakyat biasa, direkrut untuk dayang 
istana, karena ratusan kaisar tak mungkin melihat satu persatu, menurunkan 
derajatnya. Lalu tukang gambar yang menggambar wajah mereka nanti kaisar 
melihat wanita mana yang ia sukai, diangkat menjadi selir. Sisanya jadi dayang 
keraton yang menderita seumur hidup. Apa yang terjadi, pelukis disuap, Ong Ciao 
Kun tak mau menyuap sehingga wajahnya diberi noda hitam, sehingga tidak 
terpilih raja. Ketika suku dari utara ingin menyerang Tiongkok, Chanyu (kepala 
suku orang utara) datang bertamu sambil mengancam. Ia ingin menikahi adik atau 
puteri kaisar. Kalau ditolak akan perang, akhirnya dalam kebingungan kaisar 
menyerah. Putri negara bangsa Han yang besar menikah dengan Chanyu adalah suatu 
keaiban bagi negara. Seorang menteri mengusulkan mengambil dayang istana diaku 
sebagai adik kaisar dan dinikahkan. Orang
 yang terpilih adalah Ong Ciao Kun, ketika Ong datang kaisar sangat terkejut 
mengapa gadis secantik itu tidak terpilih jadi selir dia. Akhirnya terbongkar 
tukang gambar yang membuat ulah, sehingga dihukum mati, tapi karena Chanyu 
sudah melihat Ong, sudah  tak mungkin di ganti lagi. 
    Ong yang tadinya ingin melarikan diri dalam perjalanan, bahkan ingin bunuh 
diri, akhirnya sadar, bila dia tak ada, perang besar akan terjadi, rakyat akan 
menderita, akhirnya ia menjadi tegar, ia akan mengorbankan dirinya menjadi 
isteri yang baik bagi Chanyu, sehingga Chanyu hilang niatannya menyerang 
Tiongkok.
    Cerita ini menunjukkan, catatan istana tidak selalu tepat. Kalau ada 
pejabat yang berpengaruh main, bisa melenceng. Kaisar yang seperti Kangxi rajin 
membaca menaruh perhatian pada semua peristiwa, sampai memerintahkan penyusunan 
kamus besar, Kangxi Cidian, dalam sejarah tidak banyak. Yang lain kebanyakan 
hanya mau terima laporan dan mengeluarkan perintah saja, tak mengerti situasi.
   Beberapa hari yang lalu, saya menulis sanxingdui, siapa yang percaya di 
Sichuan sudah ada kebudayaan yang demikian tua? Semua buku, baik tulisan orang 
Tiongkok maupun tulisan orang Barat yang selalu kita agung-agungkan, tak 
menulis itu? Tapi setelah itu diteliti memang ada, bahkan ada ahli yang 
mengatkan penemuan ini lebih pending dari penemuan teracottanya Qin Shihuang. 
Bukan itu saya sekarng ditemukan lagi penemuan Jinsha, dinamakan demikian 
karena ditemukan sepanjang sungai Jinsha (Jinsha Jiang). Sudah dibuat museum 
yang besar di Chengdu, musium Sanxingdui di Mianyang kota di utara Chengdu. 
Menurut keterangan di sana, benda peninggalan di Jinsha, setelah runtuhnya 
zaman sanxingdui. 
Kalau kita berpegang pada referensi barat yang sudah terbit, langsung kita akan 
berteriak lagi "bohong", omong kosong, dari dulu tak ada catatan adanya 
kerajaan dan negara di situ. Di Sichuan negara paling awal adalah negara Shu 
atau Siok zaman Samkok, kedua peninggalan itu menungjukkan jauh lebih tua dari 
zaman Samkok. 
   Belakangan ini juga ditermukan peninggalan Yu atau Xia Yu ada di Beichuan, 
kabupaten terparah yang kena gempa tahun yang lalu. Ada kecamatan yang bernama 
Yuli (禹里)yang dipercayai adalah kampung halaman Yu atau Yi yang Agung pendiri 
dinasti pertama Tiongkok dinasti Xia atau He. Masih ada beberapa 
peninggalannya, saya tak tahu setelah digoyang gempa.
  Tapi apeq  punya kenalan orang Yuli, ia katakan tunggu satu dua tahun (dari 
saat gempa) karena perbaikan jalan belum selesai, kita masih harus jalan kaki 
di jalan pegunungan yang terjal, ia khawatir apeq tak kuat. Tapi mengirim 
potret pada saat Yuli terendam, karena aliran sungai tertutup longsoran gunung 
setelah gempa. Kampung yang sebagian rubuh kena gempa sebagian rubuh terendam, 
kebanyakan sudah dibangun kembali termasuk rumah dia, ia adalah etnis Qiang, 
etnis yang pernah mendirikan negara Xi Xia (Se He) pada zaman Song yang 
akhirnya musna oleh serangan Jengis Khan. Orang Qiang lari meninggalkan Ningxia 
dan masuk ke Sichuan utara. 
   Apeq sudah lama ingin ke situ, tapi menunggu jalan agak baik, supaya bisa 
naik kendaraan umum. 
   Apeq selalu berpendapat, semua informasi sejarah dikumpul lalu nanti dikaji, 
sebab milis kita memang meliputi sejarah Tiongkok. 
   Kalau mau extrim kita bilang Yu pasti orang Han, mana mungkin orang Qiang 
(suara ini di Tiongkok juga muncul, tapi cuma emosi, tidak bisa membantah 
secara paksa). Apeq tetap berpendirian dikaji. Kalau betul Yu orang Qiang, lalu 
apa salahnya?
   Kita bilang lagi, selain Chunqiu tak mungkin ada negara lain di barat 
seperti di Sichuan mana mungkin ada budaya Sanxingdui dan Jinsha, di literatur 
saja tak ada? Memang misterious, tidak diduga sama sekali, mengapa memang ada, 
peninggalan bukan hanya sekeping pering, tapi ratusan.
Sayang sanxingdui belum pernah saya lihat.
   Terlampir dua foto budaya Jinsha pada milis ini, hanya contoh dari yang 
banyak itu, supaya tidak disebut bohong itu.
    Saya mengharap anda dapat menenangkan diri, apalagi moderator yang harus 
mengumpulkan semua infromasi, bukan menolak. Lalu kita diskusi untuk 
mengkajinya.
    Semoga
    Kiongchiu
    Liang U




________________________________
From: henyung <heny...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, December 6, 2009 3:32:36 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua 
Square bersama cicit Kaisar Guang Xu

  
Zhou xiong ngerti bahasa Man tidak ?

Saya sih tidak mengerti. Jadi kalaupun dikeluarkan catatan berbahasa Man, siapa 
yang bisa verifikasi ? Kalau ada teman yang kebetulan paham bahasa Man, bisa 
minta tolong diajak juga ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Yg paling saya tunggu:
> Tulisan si nenek dalam bhs mancu! Masak seorang yg mau memperjuangkan 
> keadilan dari bapak ibunya tak fasih bebahasa ibunya? Kan ajaib! 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 


 


      

Kirim email ke