Salam...

  Saya mengerti dan memahami apa yg bro Erik paparkan, tg perusakan budaya, 
termasuk artefak2nya dan nilai2 yang terkandung didalamnya.
Apakah aretefak2 itu kalau ditempatkan ditempat terhormat, spt museum dll, 
apakah cuma menjadi pajangan semata mata, dan bagaimana barang2 itu didapatkan, 
apakah dirampas paksa dng bantuan militer atau misionaris atau di curi..? atau 
di hibahkan...

Terus apakah benda2 tsb , masih mempunyai fungsi semulanya , secara budaya , 
ritual , filosopis , fungsi sosial dll...dng berpindahnya benda tsb dari asal 
muasal originalitas benda2 tsb ketempat yg berbeda kultur...dan pandangan..?
Apakah benda2 tsb tidak menjadi semakin rusak karena berpindah pindah tempat..?
Oh kejam nya imperialis....!

Tapi bro Erik dng jernih juga mengatakan , seandainya benda2 tsb tetap berada 
ditempat asalnya , apakah masih terawat , terjaga , masih diperdulikan...?
Benda seni beragam bentuk , beragam bahan materinya , beragam fungsi dan 
pengertiannya, ada yg bersifat ritual , pengkultusan atau hanya sekedar simbol 
atau berfungsi untk pemakaian kehidupan se hari hari..

Wah pasti repot untk menjelaskan nya.. Saya cuma mau berbagi sedikit apa yg 
saya tahu berkenaan uneg2 ( bahkan erik mengatakan mimpinya ) tsb.
Pertama , kt bicarakan tg museum yg menaruh benda2 tsb , Saya bisa mengatakan 
untk museum yg reputable, tentu mrk punya tim ahli nya. Benda2 itu bukan 
menjadi pajangan semata mata,  ada penjelasan memadai dan lebih memadai kalau 
anda tidak puas dng keterangan singkat yg ditulis diantara benda2 yg dipajang 
itu. Silahkan hubungi pihak museum , kuratornya , tim ahlinya dlll..Ada banyak 
literatur , buku yg membahas khusus items2 koleksi mereka yg bertebaran di 
banyak negara. Semua di urai dng baik , kalau pun ada missing link yg hilang 
atau keraguan , pasti akan disertakan pendapat , argumentasi dari pihak2 , ahli 
lain...

Nah dalam literatur2 , buku2 atau penjelasan tsb , saya tidak menemukan unsur2 
yg bersifat melecehkan , menodai artefak2 , kebudayaan2 tsb ...Ingat , mrk 
membhas tentang seni , tentang sejarah , tentang kebudayaan , dan implikasi2 
didalamnya, mrk bukan bicara agama , imperialisme, pertentangan budaya 
dlll..bahkan disertai asal usul barang tsb ( provenance ), kalau ada data2 
barang itu ex jarahan , rampasan , ada disertai keterangannya. Silahkan 
goverment to goverment yg mengurusnya. Toh ada brapa artefak2 kt yg dibawa oleh 
orang2 belanda, dikembalikan ke indonesia.
Balai lelang international , spt Christies atau Southebys sudah beberapa kali 
di gugat oleh pemerintah China, dan ada yg di withdraw, Balai lelang dan museum 
punya kode etik. Kalaupun dableg , ya mau dibilang apa, silahkan ambil jalur 
penuntutan yg resmi , buy back atau diplomasi lain nya. Atau lakukanlah apa yg 
dilakukan seorang warga China, ktk tahun lalu balai lelang Chriestie  melelang 
artefak kerajaan Qian Lung, bid terus sampai dpt, setelah dia berhasil 
mendapatkannya atau menang dlm lelang tsb, dia TIDAK mau 
membayar...ah''ah''..itulah cara dia untk memprotes ktk pemerintahnya sendiri 
tak perduli atau mempermalukan balai lelang tsb.

Saya ingin bercerita lagi, tg barang seni yg jatuh ditangan orang lain , 
berbudaya lain...
Saya sering hunting untk barang seni, pernak pernik yg berhubungan dengan 
kebudayaan peranakan tionghoa di indonesia atau di asia tenggara. 
Ambil contoh tentang keramik, Sangat menarik ktk pd permulaan abad 19 , orang2 
keturunan peranakan , untk masalah keramik2 ( porcelain ), yg untk dipakai 
sehari hari, baik itu untk upacara perkawinan, sembahyang dll, mereka memesan 
khusus ke China, dng sedikit meniru model keramik yg lg trend saat itu. ( 
family rose, atau keramik berwarna warni ). Mrk memesan dng design khusus yaitu 
dng gambar "bunga peony dan phoenix ( burung hong ) dan disertai ornament 
hiasan taoism simbol ( eight immortal ). Dan bagi pecinta barang antik di 
klasifikasikan sbg item "Nyonya Wares ", Hanya diketemukan di Indonesia, 
Sngapore , Malacca , Penang , dan brapa tempat di Malaysia yg ada komunitas 
keturunan. 

Keramik2 itu ada berbentuk mangkuk, piring, cangkir, tempat menaruh perhiasan , 
untk menyimpan makanan , untk menaruh hio dll. Ada satu keramik berbentuk wadah 
dng penutupnya, Disebut "kamcheng ", untk menaruh beras , nasi atau acar 
...ukuran dan warna nya macam, paling kecil skitar 10 cm , dan besar skitar 40 
cm. Diatas wadah keramik itu selalu ada penutupnya ( dari keramik juga ), dan 
diatas penutup atau tutupan ( lid cover ) selalu ada "Kilin atau Qi lin ", lion 
dog , spt binatang anjing atau singa yg lg menyeringai. Kt keturunan tionghoa 
tentu mengerti tg "Kilin" atau lion dog tsb., biasa terdapat di depan klenteng2 
..
Nah saya pernah berburu barang2 tsb sampai sumatera , khususnya palembang , 
medan dan aceh.. Ini yg menarik, ..Ktk saya mendapat kan keramik "kamcheng " 
itu yg ada bentuk "kilin" nya , di palembang saya hampir sebagian besar 
mendapatkan nya dlm bentuk utuh, tentu ada yg retak atau bocel...bentuk patung 
kilin itu masih bertengger di atas tutup wadah itu, tapi ktk mendptkan barang 
tsb di Medan atau Aceh , lah , koq kilin nya atau lion dog itu sudah hilang , 
sudah dipatahkan , dibuang dng sengaja. Kebetulan kamcheng tsb saya dptkan 
dipedagang antik setempat atau rumah penduduk lokal , atau maaf , pribumi.  
Saya bertanya kemana "kilin" nya.....? Wah , pak sudah dipatahkan , 
dibuang...itukan simbol binatang anjing atau berhala......! kita tidak boleh 
menyimpan simbol2 spt itu...

Iseng2 saya bertanya , benda ( keramik , kamcheng ) ini dinamakan apa ya..?  
"Itu motif bunga aceh pak , keramik bunga aceh...Ah..ah...saya terperangah 
..keramik China dng simbol bunga peony, dan bunga krisan , berubah jadi nama 
aceh , kilin nya juga dibuang. Iseng lagi, saya lihat bagian bawah , maaf 
pantat keramik tsb , karena selalu ada mark , tanda masa pembuatan berbentuk 
segi empat kecil merah dng huruf2 mandarin didalamnya, misal nya :Tao Kuang, , 
Kuang Hsu...atau nama 2 pabrik pembuatnya...lah tanda2 itu ( seal mark ) juga 
sudah dihapus dng cara di gerus gerus dng benda tajam, hanya sdikit tersisa 
warna glasir merah , tidak nampak lg hurup2 karakter ...

Menariknya , di palembang atau didaerah sumatera kalau keramik2 itu kt dapat 
kan dari penduduk lokal, bukan keturunan , , dinamakan keramik bunga aceh. Cuma 
di palembang , penduduk lokalnya masih agak toleran , simbol kilin itu tidak 
dibuang , masih bertengger dengan gagah dan lucu...

Nah..ini salah satu contoh , perubahan arti , fungsi, dll, ktk suatu barang 
kebudayaan tionghoa berpindah tangan, mungkin dirampas ktk masa kacau dulu, 
atau pemberian tetangga tionghoa , kata mereka..( ih..ih..baik hati betul ya si 
tionghoa tsb ), tapi kalau kt bicara dng teman2 tionghoa kt,,(,," ala...itu mrk 
rampas , jarah.....).

Saya tunggu cerita2 menarik lg dari teman2 member BT ya...Salam budaya 
Tionghoa..

                                                                                                
 beng mazmuri

..          



      

Kirim email ke