Dik Denny, 
   Anda benar, tapi tak ada seorangpun yang tak punya kelemahan, Menghormati 
Kuan Kong bukan kehendak saya, itu adalah masyarakat Tionghoa umumnya, saya 
setuju atau tidak, tidak akan mengubah pendapat masyarakat.. Yang ditanyakan 
pak Andreas adalah mengapa Kuan Kong dihormati oleh para pengusaha. Yang saya 
tulis adalah pendapat para pengusaha yang saya dengar sejak saya masih muda. 
Selain itu saya meminta pendapat teman lain yang juga tahu untuk menambah, saya 
tak pernah meriset Kuan Kong.
  Mengenai Siq Jin Kui (Sie Djin Koei) saya tahu, tapi tak mendetail. Menilai 
seseorang melalui komik terlalu gegabah. Saya tahu Siq Jin Kuipun dianggap 
pahlawan, tapi mengapa pengaruhnya kalah oleh Kuan Kong dalam masyarakat 
Tionghoa, itu perlu diselidiki. Anda lebih menghargai Siq Jin Kui itu hak anda 
tentunya, saya tak menyalahkan. Hanya saya ingin meluruskan, bahwa Siq Jin Kui 
tak pernah menjadi raja. Ini kesalahan besar dalam kesimpulan anda. Siq Jin Kui 
adalah seorang jenderal , sedang kaisar waktu itu adalah kaisar dinasti Tang 
dimulai dari Li Yan , kemudian Li Shimin dll semua ber-sne Li (Lie).
   Kepercayaan seseorang tidak tergantung kepada usia, inipun benar, banyak 
orang tua yang jahat, dan banyak anak muda yang baik. Hanya saja dalam hal ini 
anda salah mengartikan cerita saya. Yang mengatakan begitu adalah seorang 
pedagang. Mengapa ia demikian? Pasti pernah ditipu anak muda. Saya tidak 
meneliti dia, saya juga tak kenal dia, tak ada waktu untuk meneliti pengalaman 
orang lain yang tak ada hubungannya dengan saya. Bisa saja ia menggeneralisasi, 
tapi ia pasti mengalami hal itu. Kita harus bisa memaklumi hal ini. 
   Contoh lain beberapa bulan yang lalu supir-supir taksi di Singapura banyak 
yang tidak mau menarik anak sekitar umur 13-16 tahunan, kalau mereka mau naik 
taksi  berdua atau lebih. Mengapa? Penodongan terjadi beberapa kali dilakukan 
oleh anak-anak baru gede demikian?  Itupun generalisasi, tapi mereka tak dapat 
disalahkan, demi keamanan, mereka lebih baik menghindar. Yang bagusnya, 
pemerintah tak menyalahkan supir taksi, tapi langsung bertindak, keamanan pulih 
dalam waktu singkat. 
   Saya hanya cerita pengalaman, bahwa budaya xinyong masih ada. 
   Terima kasih atas tanggapan anda, cuma saya tak dapat menangkap maksud anda, 
apa yang sebetulnya anda serang?  Pengalaman itu bersifat random, tapi yang 
random ini akan berbekas pada seseorang. Dalam cerita pengalaman jangan meminta 
data statistik, pernah berapa kali anda menemukan hal demikian dsb., di mana 
dan jam berapa?  Sayang dalam milis ini waktu lalu suka ada orang yang kalau 
kalau berdiskusi lalu minta data statistiknya. Sayang.
   Kiongchiu




________________________________
From: Denny Tan <dennyta...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, January 11, 2010 10:15:37 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua]  Koan Kong

  
dear mpek Liang U.
 
kelemahan koan kong adalah telalu lemah hati ketika kesempatan sudah ditangan 
dan suka mabuk. Walau gagah berani aku tidak suka meniru tokoh yg satu ini. Dan 
aku menyukai kisah Sie Djin Koei yang sekarang komiknya sudah beredar kembali 
di Gramedia. Dari seorang petani yg melarat dan yatim piatu kemudian sukses 
menjadi seorang raja.
 
Sedangkan untuk kepercayaan kepada seseorang tidak tergantung pada usia. Apa yg 
mpek Liang U alami di singapura adalah suatu hal yg biasa dan wajar. Tidak 
perlu menjadi tua dulu baru mendapat kepercayaan.
 
Mohon ma'af jika ada kata-kata yg keliru.
 
Wassalam..



________________________________
 From: liang u <lian...@yahoo. com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, January 11, 2010 6:28:19 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Koan Kong

  
Kuan Kong (dulu Kwan Kong) yang  nama aslinya Kuan Yi (dulu Kwan Ie), kong 
adalah panggilan kehormatan, seperti hakim Pao Kong. Kuan Kong  dihormati 
karena sifatnya yang satria, jujur, setia dan moralnya yang tinggi. Saya pernah 
mendengar dari para pengusaha yang memuja Kuan Kong, kejujuran dan dan 
kesetiaan dalam bisnis penting. Kejujuran adalah tidak menipu konsumen maupun 
supplier, kesetiaan adalah etika bisnis, bila setelah anda menyanggupi meskipun 
tanpa bukti tertulis, anda tetap harus menepatinya. Ini yang disebut xinyong 
atau kepercayaan. Pengusaha tradisional selalu mencoba mentaatinya, kalau tidak 
namanya hancur dan tak ada orang yang akan mempercayai lagi.  Sistim ini 
menjadi rumit karena sekarang pengusaha banyak sakali, sehingga kalau ada 
pengusha yang nakal, biarpun namanya rusak, yang kenal dia cuma sebagian kecil, 
sehingga ia masih tetap hidup. Meskipun demikian, di antara pengusaha yang erat 
berhubungan, sistim xinyong 信用 ini masih
 berlaku. Saya bukan pengusaha, tapi karena saya pernah bekerja di perusahaan, 
masih banyak orang diantara kita, yang melakukan hal demikian. Seorang pengamat 
barat, ketika mengadakan survey di Asia Tenggara, pernah menemui seorang 
pengusaha besar menyerahkan cheque satu juga dolar tanpa tanda terima. Seorang 
pejabat perusahaan yang pribumi, pernah memberi tahu saya katanya pengusaha di 
Glodok, ditelpon saja barang dikirim kalau mereka saling kenal, waktu itu saya 
masih muda, tak mengerti saya katakan memangnya begitu koq. Belakangan baru 
tahu, bahwa itu hanya berlaku di antara orang Tionghoa. Kalau kita bisa bicara 
Mandarin ditambah dialek, kepercayaan itu lebih cepat kita dapat.
Pernah saya menulis di milis ini pengalaman di Singapura. Saya, mantu, anak dan 
seorang cucu pergi ke pasar, di pasar ini banyak toko-toko, ada juga pasat 
sayurnya. Putri saya langsung ke pasar sayur, sedang mantu menggendong cucu dan 
saya masuk ke toko penjual lagu-lagu. Saya coba memilih beberapa lagu lalu 
diserahkan kepada pemilik. Ketika saya mau membayar, baru saya tahu dompet tak 
ada di kantong. Sayapun berkata, minta maaf tunggu dulu saya cari mantu saya, 
sebab ternyata ia sudah keluar dari toko dan saya tak tahu. Keluar dari toko 
tengok kiri tengok kanan tak ada, saya segera balik lagi, minta maaf lagi 
karena batal membeli, saya tak membawa dompet, mantu pergi entah ke mana. Si 
penjual memaksa saya, ia bilang bayarnya kapan-kapan saja. Kata saya rumah saya 
di sana agak jauh, jarang datang ke sini,  ia bilang tak apa kapan-kapan saja. 
Saya tetap tak mau, ketika itu mantu saya datang lagi. Saya pinjam uang dan 
dibayar. Di pemilik toko, cuma
 geleng-geleng kepala, ia bilang anda terlalu seji (sungkan), masa ia tak 
percaya. Saya bilang saya tak pernah datang ke sini, mengapa anda percaya? 
Percaya, katanya, karena anda orang tua, kalau anak muda saya tak percaya.
Haha, pengalaman baru, ternyata  anak muda sudah membuang budaya xinyong. 
Menga;pa demikian? Sayapun  tak tahu, sudah modern?
Oleh karena itulah Kuan Kong dianggap sebagai teladan .
 Maaf , cuma ini yang saya tahu. Tolong teman lain menambahkan. 
Mengenai Li Shimin sudah dijawab Sdr. Zhou.
Kiongchiu
Liang U

 



________________________________
 From: liang u <lian...@yahoo. com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, January 11, 2010 6:41:25 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang (Tang/�juga adalah sebuah 
marga)

  
Tang Xianhu adalah Tang1 (kuah) bukan Tang2 (dinasti Tang) . Seperti sudah 
dikatakan oleh sdr. King Hian, Thng begini zaman Belanda tidak lazim karena 
bahasa Belanda tidak ada ng yang berdiri sendiri sebagai huruf hidup. Dalam 
dialek Jakarta sih ada ngga yang berarti tidak. Oleh karena itu dicoba 
diselipkan huruf hidup, dipilih u yang dalam bahasa Belanda mendekati e pepet. 
Jadi Thung bunyinya mendekati teng dalam kata tenggara tapi dengan letupan. 
Waktu itu u sekarang ditulis oe, dengan demikian diharapkan yang membaca Thung 
tidak akan menjadi Thoeng. Tapi setelah oe diganti u, maka banyak orang 
membacanya menjadi Thoeng,  jelas salah.
Disamping u ada orang yang menggunakan i, sebab dalam dialek Hokkian Ciangciu, 
terutama bagian selatan tidak ada bunyi ing, yang ada adalah eng. Jadi jika 
ditulis Thing tidak akan ada yang membaca Ting dengan letupan.. Karena memang 
ejaan tak ada standarnya, maka semua orang dapat menulis sesuai dengan cara 
dia. Hanya untung, para penulis cerita silat lama, yang saya tahu sampai zaman 
OKT, menulis dengan ejaan yang lazim, sehingga seolah-olah ada standard yaitu 
Thung.  Gan KL sudah mulai merubah ejaan yang lazim, misalnya Bouwyong ditulis 
Buyung. 
Oleh karena itulah diperlukan suatu standar agar yang bersne sama ditulis sama, 
yang bersne beda juga ditulis beda. 
Untuk Thung yang menulisnya sebagai  Thing agak  banyak yang menulisnya sebagai 
Ting belum pernah saya temukan, tapi kemungkinan selalu ada karena tak ada 
ejaan standar itu. 
Kiongchiu

 



________________________________
 From: Steve Haryono <hay...@yahoo. com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, January 11, 2010 3:06:05 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang (Tang/�juga adalah sebuah 
marga)

  
Saya pernah mendengar kalau Tang Xianhu ini nama di Indonesia nya adalah Ting 
Hian Houw (or Hauw ?).
Saya cuman dikasih tau oleh sepupu saya yang juga masih keturunan keluarga 
bulutangkis sekitar 40 tahun lalu. Jadi mungkin saya salah dengar.
Tapi kalau benar ? koq jadi malah jadi Ting ya ?

Salam,
Steve




________________________________
 From: "zho...@yahoo. com" <zho...@yahoo. com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, January 11, 2010 7:59:39 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang (Tang/�juga adalah sebuah 
marga)

  
Tang Xianhu atau Tong Sinfu, atlit bulutangkis ex hoakiauw Indonesia

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
________________________________
 
From: "Erik" <rsn...@yahoo. com> 
Date: Mon, 11 Jan 2010 06:47:52 -0000
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang (Tang/å”juga adalah sebuah marga)
  
Setuju sekali dengan paparan bung King Hian dan bung Akian, tapi benar juga 
yang dikatakan bung Pozzmo, bahwa yang mendirikan dinasti Tang (å"æœ) bukan 
dari keluarga Thng (汤) yang lafal Mandarinnya sama dengan lafal Tang (å"), 
tetapi keluarga Li (æŽ), dengan tokoh legendaris yang sangat mashyur, yakni Li 
Shi Min (æŽä¸–æ°`).
Dan memang benar pula bahwa nama dinasti tidak otomatis (dan memang tidak 
pernah) diambi dari nama marga pendiri dinasti tersebut. Tapi, saya khawatir 
pernyataan bung Pozzmo itu bisa berakibat pada disinformasi seakan kata Tang 
(å") yang bukan berarti kuah (汤) itu hanya sekedar nama  sebuah dinasti dan 
tidak pernah dijadikan nama marga (sne).
Tang(å") juga adalah sebuah marga/sne, terlalu banyak tokoh historis yang 
berasal dari keluarga Tang (å") ini. Zaman sekarang saja kita kenal å"裕(Tong 
Dju) pengusaha papan atas dari Indonesia, juga å"家ç'‡ (Tang Jiaxun) kader dan 
tokoh Partai Komunis Tiongkok dengan jabatan terakhir ketua CNAIS (China 
National Association for International Studies). Lebih jauh lagi yang tercatat 
dalam sejarah Tiongkok ada Tang Shaoyi (å"ç»ä»ª) Perdana Menteri pertama 
Republik of China pimpinan Guomin Dang; Tang Shengzhi (å"ç"Ÿæ™º) seorang 
Jendral pada jajaran angkatan bersenjata ROC zaman Guomin Dang; Tang Yiwo 
(å"一禾) pelukis Chinese painting ternama; Tang Wenzhi (å"文治) ahli 
pendidikan dan Tang Lan (å"å…°)seorang wanita sastrawan  Tionghoa.
Demikian dari saya, mudah-mudahan bermanfaat.
Salam,
Erik
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 
--------- --------- --------- --------- --------- ------- 
--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian <king_h...@.. .> wrote:
>
 Shang Tang (商汤) [Hokkian: Siang Thong], atau juga disebut Chengtang 
(æˆæ±¤) [Sengthong] adalah pendiri dinasti Shang (商). Sne kaisar dinasti 
Shang adalah Zi (å­) [cu].
 Khonghucu pun bersne Zi, karena dia adalah keturunan kaisar Shang. Waktu itu, 
sne (å§") 'masih' berbeda dengan (æ°), seperti diketahui bahwa Khonghucu ber-si 
Kong (å­") [Khong].
Sne Tang (汤) [Thng, ejaan lama: Thung] adalah keturunan kaisar Shang, yang 
menggunakan nama Tang (Shang Tang) sebagai sne.
 
kiongchiu,
 KH
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 
--------- --------- --------- --------- --------- --------- From: ardian_c 
ardia...@...
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Sun, January 10, 2010 11:17:04 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang
 
ehem, bingung dah aye, padahal kan jelas2 judul topiknya dinasti TANG boekan 
dinasti SHANG.
 kalu bicara surname kaisar dinasti TANG &#21776; ya jelas Li &#26446; not Tang 
&#27748;. kalu ngemeng surname kaisar dinasti SHANG &#21830; ya jelas TANG 
&#27748;
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- 
--------- --------- --------- --------- --------- --------- 
--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, pozzzmo@ wrote:
'Tang' sbg she/surename (artinya: kuah) adalah kaisar Shang dinasti, atau juga 
dikenal Tang of Shang.
Perlu diketahui bahwa she/surename bukan atau lebih tepatnya tidak mewakili 
nama dinasti, begitu juga sebaliknya bahwa nama dinasti bukanlah she atau 
surename.
> > 
Cheers,
Sent from my PozzzmoBerry® smartphone!




 


      

Kirim email ke