Rekan-rekan, 
   Saya kira ada rekan-rekan yang pernah melihat demonstrasi silat Shaolin, 
yang dilakukan anak-anak kira-kira berumur 13-14-an.  Atau minimal dari TV.
   Kalau ada dua buah tonggak, seseorang berdiri di atas tonggak yang satu dan 
loncat ke tonggak lain, itu tak aneh meskipun sulit. Karena titik berat anda 
harus tepat di atas tonggak, kalau tidak anda akan terjatuh. 
   Tapi kalau kedua tonggak itu berbentuk seperti mangkok yang agak datar, lalu 
seseorang dengan kepala di bawah tanpa pegangan, dari satu tonggak loncat ke 
tonggak yang lain, dan mendarat di tonggak lain tetap dengan kepala di bawah 
ini hal yang tak mungkin, sebab kepala kita tak mempunyai otot yang berfungsi 
untuk meloncat.  Aneh tapi nyata menggunakan tenaga dalam Shaolin ini terjadi. 
Demonstrasi demikian dilakukan di Tiongkok bahkan di luar Tiongkok termasuk di 
Singapore pada saat tahun baru Imlek. 
   Dari segi biofisika ini tak mungkin, di sinilah kekuatan tenaga dalam yang 
kalau dapat dikeluarkan dari tubuh akan luar biasa.
   Konon sejak hongtiang (fangzhang) atau Kepala Biara Shaolin seorang MBA, 
keadaan Shaolin berubah. Dari sangat miskin menjadi kaya. Beliau menggunakan 
taktik bisnis untuk mencari dana. Kalau dulu para huesnio (hweeshio) harus 
minta derma keluar demi hidup, sekarang Shaolin menjadi salah satu lembaga 
charity yang besar, melakukan berbagai kegiatan seperti sosial menolong 
anak-anak yatim piatu, menolong orang tua jompo dll. 
Dari mana uangnya? Dari turis. Dulu turis sering kecewa, mereka sudah menunggu 
lama tak ada yang latihan, sekarang, diadakan demonstrasi terjadwal, turis bisa 
menonton dengan waktu yang sudah dijadwal. Kampung sekelilingnya yang banyak 
mengganggu kebersihan dan kenyamanan turis sudah dipindah ke tempat yang agak 
jauh. Di situ sudah muncul restoran dengan menu dari berbagai bangsa, hotel dan 
lain-lain fasilitas seperti kota layaknya. Sehingga yang berkunjung ke Shaolin 
tak takut terjebak di kampung yang tak ada hotel sedang kendaraan umum sudah 
tak ada. 
   Turis makin banyak bahkan dari negara barat banyak sekali. Banyak juga yang 
belajar silat di sana. Shaolin sudah merupakan pusat pendidikan silat. Di 
negara-negara tertentu, ada pusat pendidikan silat Shaolin dengan pengajar dari 
Shaolin sendiri. 
   Dengan demikian dari menjadi beban masyarakat, Shaolin berubah menjadi 
sumber kehidupan masyarakat sekelilingnya. Ilmu-ilmu baru atau ilmu lama yang 
musnah dipelajari kembali. Hasilnya Shaolin menjadi tenar di dunia dengan 
silatnya, kalau dulu hanya tenar melalui cerita silat.
   Saya tak paham apa ilmu loncat dengan kepala itu ilmu baru atau ilmu lama 
yang digali kembali. 
   Sayang saya belum pernah ke sana, barangkali teman yang pernah ke sana, bisa 
berbagi pendapat, menambahkan atau meluruskan uraian saya yang hanya didapat di 
TV dan surat kabar.
   Satu ilmu silat lain yang terkenal adalah dari Wudang (Butong), yaitu Taiji. 
Ada taijiquan (thaikekkun), taijishan (menggunakan kipas) taijijian 
(menggunakan pedang) dll. Beda dengan Shaolin, Wudang adalah aliran silat 
halus, dengan prinsip yi ruan zhi gang (dengan kelembutan mengalahkan 
kekerasan), yang menurut orang yang belajar, sangat berguna untuk kesehatan. 
Taiji merupakan ilmu silat yang paling banyak dipelajari oleh manusia saat 
ini.  Tiap pagi, puluhan bahkan ratusan orang di lapang-lapang di seluruh 
Tiongkok orang tua berlatih Taiji bersama. Hanya sayang Kelenteng Wudang sendri 
belum berkembang seperti Shaolin.. Di Indonesia banyak orang berlatih Taiji, 
termasuk rekan-rekan budaya Tionghua. Di Bandung ada bank yang seluruh staf nya 
diwajibkan berlatih Taiji, karena pimpinan dan pemilik bank yang kena berbagai 
penyakit dan dokter pesimis untuk bisa ditolong tapi berhasil sembuh karena 
latihan Taiji. 
   Di internet saya pernah membaca karangan yang mengkritik latihan Taiji 
sekarang, menurut dia latihan Taiji sekarang hanya mengajarkan gerakan, tanpa 
pernafasan, akibatnya hanya jadi Taijicao atau senam Taiji. Seharusnya 
diajarkan pernafasannya yang seperti biasanya ditulis dalam bentuk sajak kuno 
yang tidak semua orang mengerti. Sajak demikian sering kita temukan dalam 
cerita silat bermutu seperti Jin Yung, seperti yang belum lama diterjemahkan 
dalam milis ini. 
   Ilmu silat adalah salah satu bagian dari budaya Tionghoa yang tak dapat 
diabaikan. 
   Tolong tambahan dari rekan yang pernah ke Shaolin maupun Wudang.
  Semoga membantu.
  Kiongchiu
  Liang U


      

Kirim email ke