Saya teruskan pendapat beberapa sahabat yang dengan tegas mengkritik pernyataan 
mantan wk. Presiden Jusuf Kala didepan Universitas Muhammadiyah Malang, berbau 
rasis. Mantan Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa titik lemah Indonesia saat 
ini adalah terletak di bidang ekonomi yang belum mampu menyejahterakan 
masyarakat secara luas dan merata. Katanya, "Berbagai bidang sudah terlayani 
dan terpenuhi dengan baik, seperti bidang kesehatan, pendidikan, politik. 
Namun, perekonomian kita masih sangat lemah, sehingga menjadi titik lemah 
negeri kita," Lebih lanjut tegas Jusuf Kalla,  "perekonomian Indonesia sampai 
sekarang masih didominasi oleh kaum non-Muslim terutama etnis Tionghoa (China)."

Salam,
ChanCT



----- 原始郵件----- 
寄件者: Y.T.Taher 
收件者: temu_er...@yahoogroups.com 
副本: arif.hars...@t-online.de ; Magili ; iwamardi 
傳送日期: 2010年8月30日 7:14
主旨: Re: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> Titik Lemah 
RI Bidang Ekonomi


Siapa sih yang tidak tahu siapa JK itu? Waktu Suharto berkuasa, JK adalah Ketua 
Umum KAMI-Komando Aksi Mahasiswa Indonesia-Bagian Timur di Makassar. Kita semua 
tahu, KAMI adalah alat dan kepanjangan tangan dan pembela mati-matian fasis 
Suharto untuk membinasakan dan menjarah orang-orang progresip/kiri pengikut 
Bung Karno, termasuk teman-teman Tionghoa yang  hartanya dirampas atau 
dihancurkan, wanita dan gadis-gadisnya diperkosa dan para pemimpinnya 
dimasukkan penjara dan ada yang dibunuh. Ingat akan perlakuan mereka atas Ketua 
Baperki Siauw Giok Tjan, dan anggota/pimpinan Baperki lainnya di seluruh 
Indonesia.. "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!" Becik ketitik Olo ketoro!

YTTaher.


  ----- Original Message ----- 
  From: arif harsana 
  To: temu_er...@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 30, 2010 6:30 AM
  Subject: AW: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> 
Titik Lemah RI Bidang Ekonomi

    
  J. Fischer, bekas menteri luar negeri Jerman dan juga tokoh partai Hijau (Die 
Gruenen)
  pernah mengemukakan, bahwa dengan dibasminya kaum Jahudi di Jerman oleh 
Fasisme
  yang dikepalai Hitler, yang  ikut dirugikan justru bangsa Jerman sendiri. 
Sebab 
  dengan terjadinya Holocaust itu, Jerman mengalami kemunduran besar dalam 
perkembangan 
  masyarakatnya, karena hilangnya (dibunuhnya) sebagian besar putra-putri 
terbaiknya dibidang 
  ilmu dan pengetahuan, juga dibidang seni sastra dan budaya pada umumnya. 
  Menurut Fischer, orang Jahudi yang tinggal di Jerman sejak ratusan tahun 
telah 
  memberikan  sumbangan besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa 
Jerman. Dunia 
  mengenal tokoh-tokoh pemikir Jahudi seperti Einstein dibidang ilmu 
pengetahuan alam, 
  seorang filosof besar Karl Max dan masih banyak lagi tokoh-tokoh besar 
dibidangnya 
  masing-masing.

  Indonesia mengalami nasib serupa dengan terjadinya Genosida '65 terhadap 
semua 
  elemen kiri yang anti kolonialisme dan imperialisme. Kudeta merangkak Suharto 
telah berhasil 
  merestorasi penjajahan di Indnesia dengan gaya baru, model Orde Baru.
  Rasialisme pada dasarnya adalah anak kandung Fasisme. 
  Dalam hubungannya dengan pidato JK itu, saya kira benar penilaian bung 
Iwamardi,
  bahwa pidatonya  itu berbau rasialis, maka perlu dikritik. Jangan sampai 
diulang 
  kembali kesalahan masa lalu. Setiap sukubangsa di Tanah Air kita yang 
multiethnis dan 
  multikultural itu memiliki keunggulannya masing-masing. Apabila keunggulan 
yang dimiliki oleh 
  setiap komponen bangsa ini bisa dijalin dengan tali persahabatan dan semangat 
  solidaritas yang baik, niscaya kebhinekaan bangsa kita bisa menjadi faktor 
positip utuk kemajuan 
  bangsa.
  Karena itu, semangat dan jiwa Bhineka Tunggal Ika mesti dipelihara dari 
ancaman
  yang bisa meretakkan kohesi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

  Salam,

  Arif  H.

  ________________________________
  Von: iwamardi <iwama...@yahoo.de>
  An: temu_er...@yahoogroups.com
  Gesendet: Sonntag, den 29. August 2010, 15:29:36 Uhr
  Betreff: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> Titik 
Lemah 
  RI Bidang Ekonomi

    

  Komentar :

  ** Titik lemah yang lebih pokok di Republik Indonesia dewasa ini adalah di 
  bidang MORAL dan POLITIK !
  Bila moral rendah sudah menjadi patokan untuk hidup, maka semua bidang akan 
  hancur.Bukan hanya ekonomi, tetapi politik, kebudayaan juga menyurut menjadi 
  gembos .

  Di Indonesia, si A, seorang yang berkendaraan Mercedes model paling baru, 
  mempunyai rumah megah, bisa main golf dst., akan jauh dihargai dari pada 
  seorang B, pejabat tinggi jujur yang rumahnya kecil, mobilnya umur 15 tahun 
dan 
  orangnya sederhana.
  Masyarakat tidak menggubris lagi, darimana si A bisa membeli rumah mewah, 
beli 
  Mercedes dan bisa main golf ! Tidak mau tahu bahwa si A bisa begitu karena 
dia 
  korupsi , menipu, mencuri kekayaan negara dan bermain KKN .
  Kebudayaan bejad ini yang sedang mencekam masyarakat Indonesia, adalah sumber 
  dari keterbelakangan disegala bidang ! 

  Si B dianggap masyarakat sebagai orang naiv, bodoh karena melawan arus.
  Inilah satu titik lemah di RI ini.
  Moral yang tidak patriotik, yang egois mementingkan diri,keluarga dan kroni 
  inilah sumber pokok ke terjungkelnya Indonesia kejurang kenistaan sekarang 
ini. 

  Begitupun Politik Pemerintah , sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. 
  Politik yang dijalankan orba (salah satu pelakunya adalah JK !) adalah 
politik 
  penjualan negara dan bangsa Indonesia dan pengabdian kepada modal 
internasional 
  yang dipimpin USA, yang sejak orba berdiri sampai sekarang telah mengacak 
acak 
  sumber alam dan lingkungan hidup Indonesia. Indonesia adalah negeri 1/2 
jajahan 
  kaum modal multi nasional asing !
  Politik dan moral adalah saudara kembar , dimana politik rusak, moralpun 
bejad 
  dan timabal balik juga, dimana moral bejad, politikpun akan rusak!

  Politik pemerintah yang mengabdi 100% kepada modal asing dan perut sendiri 
  inilah yang menyebabkan semuanya hancur, termasuk ekonomidan kebudayaan 
  Indonesia, dan ini dimulai dengan lahirnya dan kemudian dikonsolidasi selama 
32 
  tahun oleh orba Suharto, dan diteruskan oleh rejim rejim reformasi sekarang 
  ini.

  ** Penganalisaan disalah satu bidang (dalam hal ini, oleh JK dibidang 
  ekonomi)samasekali jangan dihubung-hubungkan kan dengan suku bangsa, agama , 
ras 
  dan golongan (SARA) ! 

  Tak bisa sebab kebobrokan ekonomi Indonesia dilemparkan kesalah satu suku 
atau 
  golongan, tetapi sistem keseluruhanlah yang menjadi sebab, sistem politik 
yang 
  ada dan moral yang diakibatkannya.
  Dijaman orba, tak bisa dikatakan hanya golongan Tionghoa atau hanya golongan 
  "pribumi" yang "menikmati" keterbukaan ber KKN, segolongan kecil dari kedua 
  duanya bekerja sama menggunakan kesempatan memperkaya diri de´ngan 
menggunakan 
  fasilitas yang disediakan untuk menguras kekayaan alam kita sambil merusak 
  keharmonisan lingkungan alam !
  Keluarga Cendana , para jendral pendiri orba bersama segolongan kecil 
pengusaha 
  Tionghoa dan lain lainnya, telah dengan seenak jidatnya menguras dan menjual 
  kekayaan alam Indonesia.
  Suharto bersama kroni kroninya dari ABRI bergandengan dengan Lim Siu Liong, 
Bob 
  Hasan dll. dengan terang terangan telah mencuri kekayaan Indonesia yang 
  menjadikan mereka konglomerat multi miliarder $ !

  Sedangkan rakyat biasa tidak mampu menyekolahkan anak anaknya, juga sebagian 
  besar suku Tionghoa mengalami penidasan politik rasisme orba Suharto ! .
  Bahasa & tulisan Tionghoa dilarang, politik pemaksaan asilmilasi dijalankan. 
  Berkali kali terjadi huru hara rasisme yang dikendalikan oleh pemerintah orba 
  ini.
  Sejak pemerintahan Megawati dan Gus Dur, politik rasis orba ini sudah 
  ditanggalkan , dan sekarang ada letupan api rasis yang dinyalakan Jusuf Kala, 
  demi untuk mencapai tujuan politiknya , mencari simpati "pribumi" agar 
memilih 
  partainya dalam pilkada pilkada sekarang ini dan pemilu 2014 karena 
menurunnya 
  persentase Golkar! Hal ini harus kita waspadai !
  Tak mengherankan , karena Golkar adalah partai yang dilahirkan dan dibesarkan 
  oleh orba , dan JK adalah salah satu architeknya.
  Titik lemah yang paling menonjol adalah bidang politik , ini yang harus 
  dijebol,dirombak menjadi sistem politik baru yang patriotik dan memihak 
rakyat 
  banyak , politik yang pada gilirannya akan menjebol sistem ekonomi yang penuh 
  kurap dan penyakit kangker KKN dan membangun ekonomi baru yang mengabdi 
rakyat 
  banyak !

  Berchotbach merubah ekonomi dengan cara menyinggung SARA sebagai sebab adalah 
  propaganda manuver pembelokan , propaganda kosong , peletus ressentiment 
  (resentment) dan pikiran rasis dari JK untuk tetap melindungi politik jual 
  negara kepada kaum neoliberal saja !

  iwa

  ________________________________
  From: GELORA45 <sa...@netvigator.com>
  To: GELORA_In <gelor...@yahoogroups.com>
  Sent: Sun, August 29, 2010 4:43:47 AM
  Subject: [GELORA45] JK: Titik Lemah RI Bidang Ekonomi

   

  JK: Titik Lemah RI Bidang Ekonomi
  Sabtu, 28 Agustus 2010 22:48 WIB | Ekonomi & Bisnis | Makro | Dibaca 898 kali
  Malang (ANTARA News) - Mantan Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa titik 
lemah 
  Indonesia saat ini adalah terletak di bidang ekonomi yang belum mampu 
  menyejahterakan masyarakat secara luas dan merata.

  "Berbagai bidang sudah terlayani dan terpenuhi dengan baik, seperti bidang 
  kesehatan, pendidikan, politik. Namun, perekonomian kita masih sangat lemah, 
  sehingga menjadi titik lemah negeri kita," tegas Jusuf Kalla ketika menjadi 
  pembicara dalam "Kajian Ramadan" di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 
  Sabtu malam.

  Menurut Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu, hal tersebut bisa terjadi 
  karena tidak banyak umat Islam yang menguasai persoalan terkait perekonomian.

  Akibatnya, tegas Jufuf Kalla, perekonomian Indonesia sampai sekarang masih 
  didominasi oleh kaum non-Muslim terutama etnis Tionghoa (China).

  Selain yang menguasai bidang ekonomi sangat rendah, katanya, masyarakat 
  Indonesia pada umumnya lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau 
  profesi lainnya ketimbang menjadi pengusaha.

  Oleh karena itu, lanjutnya, umat Islam dan masyarakat Indonesia harus mulai 
  bangkit menggali semua potensi ekonominya, sebab potensi ekonomi ini 
merupakan 
  suatu kemutlakan yang harus dilakukan.

  Ia mengibaratkan bahwa memulai usaha seperti renang. Dimana untuk mahir 
  berenang harus belajar, demikian juga dengan usaha yang harus dimulai, tanpa 
  ada niat memulai pasti tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha.

  "Kalau kita tidak belajar dulu secara teori dan dipraktikkan menjadi seorang 
  pengusaha, kita tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha termasuk pengusaha 
  dalam bidang perdagangan," ujarnya menambahkan.

  Ia mengatakan, rasulallah dulu seorang pedagang, bahkan masuknya Islam ke 
  Indonesia juga melalui perdagangan, kenapa pondasi yang sudah ada itu tidak 
  dikembangkan lagi untuk menjadi lembaga atau negara yang mandiri.

  Senada dengan Jusuf Kalla, mantan Mendiknas yang juga sesepuh Muhammadiyah 
Prof 
  A Malik Fajar mengatakan, menggerakkan perekonomian harus dimulai dengan niat.

  "Niat dan memulai berwira usaha itu memang sulit, tapi memulai itu sudah 
  menjadi modal berharga dan menjadi pondasi yang kuat bagi berkembangnya 
  perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat 
  secara luas," tegasnya.
  (E009/Z002)

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Yahoo! Groups Links



Kirim email ke