Perhatian: pesan yang diteruskan sudah dilampirkan.


      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
--- Begin Message ---
Dunia Semakin Mengejutkan: Iran Vs AS Menuju Perang Dunia Ketiga Oleh:
Muhammad Alkaf

Pasca kemenangan historis dan dramatik pasukan "majelis taklim" Hizbullah,
Lebanon, rencana Amerika dan Israel untuk membangun Timur Tengah Baru dengan
peta dari Tel Avif, sungai Furat sampai sungai Nil kini tinggal mimpi
belaka. Sekarang telah muncul "Timur Tengah Baru" yang didesain oleh
kehendak perjuangan tak kenal lelah Hizbullah. Mitos pasukan Israel yang tak
terkalahkan sudah terhapus dari benak dan otak. Sudah tinggal cerita masa
lalu bahwa Israel mampu mengalahkan beberapa negara Arab hanya dalam tempo
tiga hari selama perang Arab-Israel.

Menghadapi pasukan majelis taklim—saya menyebutnya pasukan majelis taklim,
karena jumlah tentara hizbullah hanya ribuan dan dengan peralatan yang
"kurang canggih dan pas-pasan" bila dibandingkan dengan persenjatan militer
Israel —pasukan Israel bak tikus-tikus yang lari tunggang langgang karena
ketakutan. Pasukan Israel harus menelan pil pahit kekalahan bersejarah selam
perang 33 hari musim panas tahun lalu.

Kemenangan di luar dugaan banyak kalangan tersebut kiranya mampu menepis
anggapan sebagian orang bahwa rasa-rasanya mustahil membebaskan secara
permanen Al Quds dari cengkraman Israel . Bahwa pembebasan Palestina itu
mudah jika umat Islam solid, bersatu dan mempunyai tekad bersama yang kuat.
Bukankah Imam Khomeini pernah mengatakan bahwa andaikan setiap Muslim
membawa satu ember air lalu diguyurkan ke Israel niscaya seluruh Israel
tenggelam? Ini sebuah ilustrasi yang menarik. Imam mengingatkan kita bahwa
umat Islam mempunyai potensi besar bila mereka mau bersatu untuk mengganyang
musuhnya. Persoalannya adalah kita masih sibuk dalam perselisihan dan
percekcokan internal yang tidak perlu, seperti isu mazhab: Sunnah-Syiah dll.

Jumat terakhir bulan Ramadhan yang dicanangkan Imam Khomaini sebagai hari Al
Quds dan beliau menyebutnya sebagai hari Islam dan hari pembebasan kaum
mustadafin di seluruh dunia adalah keputusan bersejarah yang sangat brilian
dan patut diapresiasi secara maksimal oleh umat Islam dimana pun mereka
berada. Turunnya jutaan orang di pelbagai belahan propensi Iran untuk
meneriakkan yel-yel "Al Mautu li Amerika!!!", "Al Mautu li Israil!!!" Jumat
kemarin, begitu juga di Indonesia, Irak, Afghanistan, Lebanon dsb akan
menjadi mimpi buruk buat Israel dan isyarat jelas bahwa mereka adalah
penjajah dan masa kekuasaan mereka sudah berada di ujung tanduk.

Dunia ke depan mungkin akan menyaksikan serangkaian kejutan-kejutan baru
yang lebih di luar dugaan banyak pakar politik. Sesuatu yang pasti adalah
bahwa jarum sejarah dunia selalu menuju ke arah Islam. Bola kini selalu
mengarah ke Islam. Siapa menyangka Iran yang diembargo lebih dari 20 tahun
oleh Amerika dan mengalami "babak belur" selama perang dengan Irak kini
dengan mengandalkan potensi sarjana-sarjana dalam negerinya mampu mencapai
tehnologi nuklir, bahkan Iran telah mengklaim telah masuk dalam jajaran
negera-negara yang menguasai tehnologi nuklir. Siapa mengira, akhirnya
justru Hamas yang tidak dikehendaki Barat memimpis mayoritas suara di pemilu
Palestina. Siapa menduga skenario Amerika untuk membikin pemerintah boneka
di Irak gagal, dan di Irak, mereka justru memasuki lumpur yang sangat sulit
bagi mereka untuk keluar darinya. Sementara itu, di Turki, hembusan angin
Islam menerpa muka media ketika kelompok berhaluan Islam mampu memperoleh
suara signifikan di majelis. Turki yang kental berhaluan sekuler kini harus
berhadapan dengan kelompok Islam yang duduk di kursi kekuasaan yang tinggi.
Dan Ahmadinejad semakin mengejutkan dan bersinar dan layak disebut "the one
man of year" ketika pidato, penampilan santunnya, dan kekuatan logikannya di
Universitas Kolombia mampu meredam pertanyaan-pertanyaan nakal ttg Iran dan
Islam. Dan minimal selama 2 hari media barat dan media dunia sibuk mengulas
dan membicarakan orang nomer wahid di pemerintahan eksekutif Iran ini. Iya,
Ahmadinejad keluar sebagai the real winner, sedangkan Bush dan
antek-anteknya menikmmati posisi sebagai rennur-up, atau mungkin lebih tepat
pecundang.

Media Barat selalu berbicara ttg kemungkinan dan semakin dekatnya operasi
militer Amerika terhadap Iran . Utamanya, setelah mereka melihat bahwa Iran
tetap bandel dan tak bergeming pasca penjatuhan dua kali sangsi Dewan
Keamanan PBB yang tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap
kebijikan politik dan ekonomi. Persoalannya apakah mudah menginvasi Iran?
Apakah Iran seperti Irak dan Afganistan? Apakah Iran tidak punya peralatan
militer berarti yang bisa mengimbangi serangan militer AS? Apakah Amerika
dan sekutunya begitu mudah menaklukkan Iran yang terkenal dengan
patriotismenya dan semangat syahadah (menjadi syahid di jalan Allah) karena
terinspirasi dengan perjuangan Imam Husin as?

Masih cukup segar dalam ingatan kita bahwa perang Irak-Iran , Iran dikeroyok
oleh lebih dari 30 negara. Tapi apa yang terjadi? Bara revolusi Islam bukan
hanya tidak padam, bahkan semakin menyala dan terang-benderang. Pasukan
Islam Iran mampu merebut kembali beberapa kawasan yang dikuasai oleh Pasukan
Sadam dengan senjata yang sederhana dan mereka berhasil mencegah ambisi
Sadam dan Amerika. Sehingga saking pusingnya Sadam menghadapi pasukan Iran ,
lalu ia mengunakan senjata Amerika yang dibelinya dari Eropa dan Amerika.
Kini, kita tahu bahwa pasukan Iran sekarang bukan hanya tidak lemah bahkan
jauh lebih kuat secara moril dan meteril (persenjataan). Bahkan kementeriaan
pertahanan Iran baru-baru ini melaporkan bahwa dalam sebagian bidang
persenjatan penting, Iran sudah mandiri dan "overdosis" alias lebih dari
cukup. Tentu tidak semua persenjatan yang dimiliki Iran dipamerkan ke
publik. Alhasil dari apa yang diberitakan saja, persenjatan Iran terasa
paling keren dan mentereng di Timur Tengah. Karena itu, wajar saja dan bukan
omong kosong bahwa pemimpin spiritual tertinggi Iran , Ayatullah Khamenei
berulang kali menegaskan bahwa serangan militer sekecil apapun terhadap
negaranya akan dibalas dengan pukulan telak dan keras.

Orang yang menilai bahwa kalau Iran diserang oleh AS maka tamatlah riwayat
negeri Mullah ini adalah orang yang tidak baca koran atau tidak mampu
membeli koran sehingga tidak tahu menahu apa-apa. Jika memang Iran mudah
ditaklukkan dan diduduki, maka logikanya sejak dahulu Amerika akan melakukan
itu, bukan malah menunggu tumbuh besar dan kuat. Sebab, pohon Revolusi yang
berkah ini telah tumbuh kuat dan akarnya kokoh serta daunnya menjulur ke
angkasa, sehingga mencabutnya bukan perkara mudah, kalau tidak dikatakan
mustahil. Simpati rakyat dunia sekarang begitu tampak pada Presiden Iran.
Ahmadinejad disambut luar biasa oleh rakyat di negara yang dikunjunginya
dalam beberapa kunjungannya di kawasan Asia , Amerika Latin dll. Bandingkan
dengan amarah dan demontrasi anti Bush yang mewarnai lawatannya ke pelbagai
penjuru dunia. Menurut hemat saya, hanya ada satu kunci untuk menghabisi dan
menguasai Iran, jauhkan umat dari ulamanya dan non-aktifkan majelis-majelis
yang menghidupkan peringatan Asyura. Selama di kalbu anak-anak muda Iran
masih ada nama Imam Husain dan perjuangannya dalam membela agama kakeknya
Nabi Muhammad saw, maka kekuatan apapun di dunia ini tidak akan pernah dapat
menumbangkan Republik Islam Iran.

Akhirnya, jika Bush memanfaatkan kegilaan pribadi dan politiknya untuk tetap
menyerang Iran, apapun yang terjadi, maka kita akan saksikan peperangan
besar yang dampaknya mengelobal dan mendunia. Dan Iran lebih siap untuk
menyambut tantangan dan petualangan Amerika. Sedangkan moral pasukan AS saat
ini sedang drop karena terbukti banyak tentara mereka yang secara suka rela
bunuh diri dan angkanya sangat memprihatinkan dan banyak anak-anak muda lari
dari pendaftaran menjadi tentara, sehingga karena itu dewan pertahanan
Amerika perlu mengimang-iming mereka dengan gaji yang besar. Sementara Iran
memiliki lebih dari 15 juta pasukan basiji (tentara sukarela dari kalangan
rakyat yang terlatih secara militer). Dan pasukan Iran merindukan kehadiran
di tengah medan perang untuk membela Islam dan meneguk madu syahadah. Tidak
ada ibu-ibu yang protes karena anaknya terbunuh seperti yang terjadi di
Amerika. Tidak ada istri-istri yang menyalahkan pemerintah karena mengirim
suami-suami mereka ke front. Jusru pasukan Iran diantar oleh ibu dan istri
mereka menuju front untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Pemandangan
seperti ini biasa kita saksikan selama perang Irak-Iran. Dan jangan lupa
bahwa masyarakat Iran sangat loyal kepada pemimpin agama. Jika pemimpin
spiritiual tertinggi Iran, Ayatullah Khamenei menabuh genderang perang
melalui fatwanya maka kita pasti akan menyaksikan mayoritas rakyat Iran,
tua-muda akan mendukung dan mengamininya, atau bahkan mensyukurinya karena
mereka diberi kesempatan untuk menjadi syahid dan menyetor nama-nama syuhada
dari keluarga dan kerabat mereka. Masyarakat seperti ini jangan ditantang
dan ditakut-takuti dengan perang, tapi ajaklah damai. Karena bila sedikit
saja Anda berlaku zalim kepada mereka, maka mereka akan mengejar dan
menuntut Anda

--- End Message ---

Kirim email ke