TEMPO <em>Interaktif | Senin, 13 April 2009 |<br /><br />

Sejarah selalu bergulir sesuai dengan perubahan zaman. Siapa yang berkuasa, 
pasti dapat dikatakan merekalah yang menjadi pemegang utama dalam penulisan 
sejarah. Sejarah yang ditulis akan selalu menempatkan mereka pada titik 
tertinggi sesuai dengan keinginannya.<br />
<br />

Benar tidaknya sejarah dalam peradaban, boleh dibilang tergantung siapa 
penguasanya, tak terkecuali di Indonesia. Dari sekian banyak penjajah yang 
pernah singgah, sejarah Indonesiapun muncul dalam banyaknya versi bak jamur di 
musim hujan. Setiap orang mengatakan bahwa sejarah merekalah yang benar. 
Akhirnya memunculkan kontroversi berkepanjangan. Dan sejarah tentang Indonesia 
pun menjadi sesuatu yang absurd.<br />
<br />

Memang gagasan tentang awal pemikiran dan pembentukan Negara Indonesia sudah 
banyak menjadi perdebatan yang cukup alot, terlebih oleh sejarawan 
internasional. Pelbagai kalangan mengklaim merekalah yang memunculkan ide 
tentang pembentukan Indonesia. Khususnya sejarawan Belanda yang banyak memiliki 
data tentang Indonesia, sehingga mereka beranggapan cikal bakal Indonesia 
dibentuk mereka.<br />
<br />

R. E. Elson, seorang tokoh ternama, lewat karyanya ini berusaha untuk 
mengenalkan kembali serta mencari asal-usul dari gagasan terbentuknya 
Indonesia, yang dimulai sejak pertengahan abad kesembilan belas.<br />
<br />

Ia juga berupaya menelusuri lebih jauh lagi tentang pelbagai jalan berliku yang 
telah dilalui Indonesia hingga mampu eksis hingga kini. Dia mencari tahu 
mengapa Indonesia ada sebagai suatu negara-bangsa meskipun menghadapi begitu 
banyak tantangan, dan seperti apa bentuk-bentuk yang dulu pernah dilalui 
Indonesia.<br />
<br />

Dia mencoba menjelaskan ciri bangsa ini dalam perjuangannya menuju kesatuan dan 
cita-cita. Analisisnya menyajikan narasi kronologis yang membedah politik 
Indonesia, tokoh-tokoh politik, serta hubungan mereka dengan rakyat 
Indonesia.<br />
<br />

Jika kita telusuri lebih jauh, gagasan tentang Indonesia ini sebenarnya sudah 
lama mencuat. Gagasan ini pernah di lontarkan oleh JR Logan pada 1850-an. Ia 
merupakan seorang sejarawan dari Belanda yang berstatus sebagai editor majalah 
etnografi <em>The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia.<br />
<br />

Kurang lebih gagasan yang dimaksudkan adalah sebagai suatu bentuk mewadahi 
untuk apa yang kini disebut sebagai identitas Indonesia. Logan memilih, sebuah 
kesatuan negara-negara itu, dengan sebutan Indonesia dengan ungkapannya, 
\"<em>I prefer the purely geographical term, Indonesia, which merely shorter 
synonym for the Indians or the Indian archipelago.\" Sampai kemudian pada 
simpulannya, \"<em>We thus get Indonesian for Indian Archipelagians or Indian 
Islanders.\"<br />
<br />

Sayangnya pada masa itu sulit bagi orang-orang yang mendiami sebuah kepulauan 
pada pertengahan abad ke-19 untuk membayangkan satu indentitas dengan 13.000 
suku yang tersebar di Nusantara. Sehingga teori yang digunakan ini belum mampu 
diterima akal masyarakat. Ironisnya lagi masyarakat tak pernah mengetahui bahwa 
keterlibatannya dalam suatu ruang-waktu itu kemudian menjadi sebab-sebab adanya 
Indonesia.<br />
<br />

Sembilan tahun kemudian, ketika sebuah novel monumental yang ditulis setelah 
pengumuman Logan tersebut, <em>Max Havelaar (1859), karya Multatuli atau Eduard 
Douwes Dekker telah membuktikan fakta itu: semua yang digagaskan oleh JR Logan 
merupakan sebuah potret otentik yang bisa kembali menggugah kesadaran, yang 
semakin menguatkan seluruh masyarakat dunia bahwa pada dasarnya gagasan 
Indonesia telah terbentuk jauh pada abad-abad lampau.<br />
<br />

Secara rasio, awal terbentuknya Indonesia memang merupakan gagasan luar biasa 
yang nyaris mustahil terjadi di tengah keterpurukan rakyatnya. Sepintas, 
bahan-bahan kesatuan nasional Indonesia tampak tak menjanjikan, sejarah 
Indonesia penuh noda perseteruan internal mendalam dan sering berlumur darah 
gara-gara perbedaan ideologi, suku, dan agama. Tapi, Indonesia sebagai konsep 
dan negara-bangsa terus ada, bahkan mungkin sedang mulai berjaya kembali.<br />
<br />

Sayangnya masyarakatnya Indonesia sendiri kurang begitu antusias untuk lebih 
memahami awal terbentuknya Indonesia. Kebanyakan masyarakat Indonesia sudah 
merasa puas dengan kehidupan yang dijalani tanpa berani mempertanyakan kembali 
asal-usul tempat yang ditinggali.<br />
<br />

Karya ini mencoba membenarkan bahwa Indonesia itu ada, meski hanya dalam 
pikiran orang, sebelum Indonesia benar-benar diwujudkan pada 1945. Secara 
keseluruhan, pemikiran dasar yang kontraversial tentang awal pembentukan 
sejarah Indonesia semuanya dikupas lebih jauh dalam buku ini (hal xxix).<br />
<br />

Dengan piawai Elson memberikan penjelasan kepada seluruh masyarakat Indonesia 
secara lebih tepat dan terperinci tentang sejarah intelektual awal dari 
\"gagasan dan ide terbentuknya negara Indonesia\". Suatu gagasan yang selama 
ini sadar maupun tidak telah luput dari pandangan masyarakat Indonesia. Dari 
awal sampai terbentuknya Indonesia, semuanya dikupas lebih komprehensif dan 
akurat. Dengan gaya tulisan ilmiah yang tetap enak dibaca, baik oleh pembaca 
umum dan khususnya para ahli-ahli sejarah Indonesia.<br />
<br />

Dengan kehadiran buku ini tentu akan menyadarkan kita sebagai masyarakat 
Indonesia bahwa bangsa-negara Indonesia ini bukan lahir semata karena 
koinsidensi, melainkan lahir dari kolase gagasan yang direnungkan dengan serius 
dan melalui proses yang panjang.<br />
<br />

Sejarah adalah lautan tanpa tepi -- yang mengutip Ibnu Khaldun (1332- 1406) 
dalam al-Muqaddimahnya -- sejarah adalah suatu penalaran kritis dan kerja yang 
amat cermat dalam mencari suatu yang haq (kebenaran), dan tak terjebak pada 
hal-hal yang bersifat tendensius.<br />
<br />

* MIFTAHUL A\\\'LA (Pecinta Buku dan Pustakawan di Yogyakarta).

selengkapnya silakan klik http://www.dinamikaebooks.com/resensi.php
dan silakan klik detail bukunya di 
http://www.dinamikaebooks.com/details.php?view=723


Dinamika Ebooks
http://www.dinamikaebooks.com

Kirim email ke