Dear All, 

Membaca review mbak Nita tentang penggunaan
daftar pustaka membuat saya jadi penasaran dan tiba-tiba ingin membahasnya.
Menulis buku non fiksi semisal buku
pengetahuan, buku pengayaan untuk sekolah, atau buku ensiklopedi, tips dan
trik, rasanya tak afdol jika tak mencantumkan daftar pustaka.
Namun, kenyataannya, banyak buku-buku yang
pernah saya baca tidak mencantumkan daftar pustaka di buku tersebut. Entah 
memang
keinginan penerbit atau penulis, saya pun tak terlalu mengerti. (meskipun
pengalaman pribadi bekerja dengan penerbit terdahulu, memang jarang, bahkan
tidak mencantumkan daftar pustaka sama sekali pada buku-bukunya). 
Mencari informasi dari berbagai media, baik
buku maupun internet, copy paste sebagian kutipan, atau bahkan satu dua 
paragraf   kemungkinan
besar dilakukan oleh sang penulis ketika melakukan penulisan buku. Jadi,
mestinya daftar pustaka harus tetap diadakan, itu pendapat saya. 
Beruntung, di penerbit yang sekarang, saya (kami)
diwajibkan untuk mencantumkan daftar pustaka (untuk kategori buku non fiksi
atau kombinasi fiksi dan non fiksi) 
Tak ada ide yang murni dari seorang penulis? Benarkah?
Yang ada hanyalah pengembangan dari ide-ide dasar yang sudah ada. Lagi-lagi
benarkah? Jadi, bagaimana dengan daftar pustaka? Apakah penempatannya dalam
sebuah buku sudah terlupakan?

Rgrd,
ryu

 
Straigh Your Plan, Complete Your Effort, Raise Your Tawakkal...
Http://tmnbaru.blogspot.com
http://ryutri.multiply.com


      

Kirim email ke