Jurnal Nasional, Mei 2009<br /><br />Bagi sebagian kecil orang Indonesia, 
mengunjungi Eropa, bahkan berkeliling dunia, adalah perkara kecil. Sementara 
sisanya, bisa dibilang \"buta\" soal kenyataan yang terdapat di negeri-negeri 
yang jauh dari Indonesia, kecuali hanya terkait isu yang diberitakan media.<br 
/><br />Muhammad Najib dalam novelnya, Safari, seolah memahami keingintahuan 
pembaca mengenai apa dan bagaimana negeri serta manusia di seberang benua ini. 
Dengan gaya bercerita yang sederhana, mudah ditangkap, dan runut, Muhammad 
Najib membantu pembaca untuk memahami negeri asing dari sudut pandang seorang 
Indonesia yang berwawasan dan menghormati perbedaan.<br /><br />Jamal Bin 
Mujahid adalah pemuda yang berbakat. Berkat prestasi akademis dan riwayat 
baiknya dalam hal organisasi, ia mendapat beasiswa untuk mengambil program 
master di Reinisch-Westfa-lischen Technischen Hochs-chull Aachen (RWTH), yaitu 
kampus tempat Habibie dulu menimba ilmu.<br /><br />Mengawali hari-hari 
awal-nya di negeri yang belum pernah dikenalnya, pemuda usia 20-an ini berupaya 
\"berkenalan\" dulu dengan tempat tinggalnya. Amal memulai proses pendekatan 
dengan berkeliling Aachen, terutama berburu tempat makan yang pasti halal, 
seperti restoran Turki milik Mustafa di dekat kampus.<br /><br />Semestinya 
Amal bisa saja bertenang-tenang mengukir prestasi di tempatnya berkuliah. Hanya 
saja energi kemudaan dan juga keinginan menambah wawasan selalu membawanya pada 
perkenalan dengan orang-orang baru yang berujung pada ikatan perorganisasian 
atau persahabatan.Pada hari pertamanya kuliah, Amal bahkan langsung menjalin 
persahabatan dengan mahasiswa Palestina, Azam Albalawi. Begitu juga 
kedekatannya dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, 
membawanya pada keterlibatan dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) yang lebih 
dalam dan serius. Bahkan, dalam proses pencalonan masa bakti yang baru, Amal 
terpilih mengetuai PPI Jerman sehingga mesti sering bolak-balik ke Berlin untuk 
menunaikan tugasnya.<br /><br />Baik persahabatannya dengan Azam maupun 
aktivitasnya sebagai Ketua PPI menggiring Amal untuk berkeliling ke 
negara-negara lainnya. Dengan hanya mengeluarkan biaya tiket, perjalanan Amal 
di Palestina sudah diatur maksimal melalui perbatasan Yordania menuju 
Palestina. Amal dijemput seorang guide untuk berwisata, termasuk juga untuk 
mengunjungi Masjid Al-Aqsha.<br /><br />Ketika sampai di situs yang ramai 
wisatawan dan peziarah tersebut, Amal dan Khalid (pemandunya) harus melewati 
pemeriksaan yang dilakukan tentara Israel dan petugas Palestina. Keduanya bisa 
langsung dibedakan melalui penampilannya. Tentara Israel berpakaian lengkap 
dengan senapan tergantung di dada. Petugas Palestina hanya mengenakan pakaian 
seadanya dengan tangan kosong saja. Menurut Khalid, ketimpangan macam ini sudah 
biasa. Malah orang-orang sipil Yahudi diizinkan memiliki senjata api dengan 
alasan melindungi diri di saat penduduk Arab tidak diperbolehkan. Alhasil, 
orang Arab kerap jadi korban muntahan peluru dalam sebuah keributan, meski 
awalnya perselisihan hanya adu mulut.<br /><br />Di Masjid Al-Aqsha, Amal 
memanjatkan doa untuk Nabi Ibrahim, Ismail, Daud, Sulaiman, dan tentu Nabi 
Muhammad SAW. \"Ya Allah, Engkau telah mengantarku ke tempat Rasulullah 
melakukan mi\\\'raj untuk menerima perintah salat lima waktu yang sampai saat 
ini menjadi pegangan bagi umat Islam,\" gumamnya spontan dalam hati. 
Sepulangnya dari Palestina, Amal langsung terlibat diskusi hangat dengan 
Azam.<br /><br />\"Dalam retorika tokoh-tokoh mereka selalu menghormati HAM. Di 
negeri ini orang berpakaian minim tak dilarang, bahkan komunitas yang tak suka 
menutup aurat pun diberi tempat. Tapi mereka yang memakai jilbab?\" kata Azam 
mengemukakan kekecewaannya sebagai orang Palestina atas sikap negara Barat, 
khususnya AS.<br /><br />Begitulah setiap kunjungannya ke sebuah negeri selalu 
membekali Amal dengan pengetahuan baru. Tidak hanya soal sejarah dan tata kota, 
tapi juga sikap-sikap politis pemerintahan. Pengetahuan ini makin bertambah 
ketika ia bersilaturahmi dalam rangka membahas pembentukan PPI se-Eropa dengan 
mengunjungi London, Paris, Turki. Pertemuan-pertemuan pelajar di Istanbul 
kemudian juga berbuah undangan bagi Amal untuk bersilaturahmi ke Mesir yang 
semakin mendekatkannya dengan sejarah Mesir Kuno.<br /><br />Bisa dibilang, 
lewat buku ini, penulis Muhammad Najib telah memberikan informasi dasar yang 
berharga mengenai situs-situs penting yang jadi kebanggaan tiap negara. Selain 
mendeskripsikan pemandangan dan situs serta artefak peninggalan sejarah yang 
indah, Muhammad Najib banyak bercerita soal sejarah Islam dan Barat di 
negara-negara tersebut dan pengaruhnya terhadap gaya arsitektural 
bangunan-bangunan mereka. Selain itu, sejarah para tokoh yang berbakti dan 
berkorban bagi keyakinan Islam juga banyak diungkapkan. Karenanya, buku ini 
bisa juga jadi semacam pengantar awal bagi mereka yang ingin bepergian ke 
negara-negara yang dikunjungi Amal.<br /><br />Muhammad Najib sepertinya memang 
lebih fokus pada informasi terkait negeri asing daripada perjuangan si tokoh 
utama sendiri. Pada bab demi bab, kehidupan Amal di negeri orang sama sekali 
tak mengalami kesulitan berarti. Mungkin karena ia termasuk mahasiswa jenius 
yang pada akhir studinya mendapat predikat summa cumlaude. Amal bahkan bisa 
mudik gratis setelah 3 tahun tinggal di Jerman karena disertakan dosennya untuk 
datang ke seminar tentang perkembangan mutakhir Information and Computer 
Technology (ICT) di The Australian National University (ANU) yang kemudian 
dilanjutkan dengan wisata ke Bali tempat di mana keluarga Amal tinggal.<br 
/><br />Meski begitu, karakter dan pola pikir Amal sebagai seorang mahasiswa 
yang berwawasan luas, maju dan bersahaja jelas tergambar dari berbagai 
keputusan dan tanggapan atas semua yang dihadapinya. Termasuk untuk 
memanfaatkan kesempatannya menuntut ilmu di negara asing dengan maksimal.

selengkapnya silakan klik http://www.dinamikaebooks.com/resensi.php
dan silakan klik detail bukunya di 
http://www.dinamikaebooks.com/details.php?view=1085


Dinamika Ebooks
http://www.dinamikaebooks.com

Kirim email ke