http://www.tribun-timur.com/view.php?id=45689&jenis=Front
Jumat, 15-06-2007 SMA Katolik Terbaik Sulsel * SMA Katolik Rajawali Tempatkan 5 Siswa 10 Terbaik, SMAN 1 Watampone 8 Siswa * Terbaik Makassar, SMAN 17 dan SMA Katolik Cenderawasih * SMAN 1 dan 2 Makassar serta SMAN Tinggimoncong Tersingkir Makassar, Tribun -- Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Rajawali Makassar berhasil menjadi peringkat pertama di Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam hasil ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2006/2007 untuk dua bidang studi yakni ilmu pengetahuan alam (IPA) dan IPS. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulsel, Patabai Pabokori, yang didampingi oleh Sekretaris Panitia UN 2007, Mukhlis, mengatakan hal tersebut di Makassar, Kamis (14/6). Menurut Mukhlis, untuk 10 besar di bidang studi IPS, SMA Katolik Rajawali berhasil menguasainya hingga lima siswi. Peringkat pertama di bidang ini dirah oleh Anastasia Gabriella Harley dengan total perolehan nilai sebesar 27,95. Disusul Lilianty Tansil yang juga teman satu kelas Anastasia dengan perolehan nilai sebesar 27,80. Di posisi ketiga diraih siswi SMA Negeri 5 Makassar, Annisa nur Rafika Akbar, dengan total nilai 27,75. Sedangkan untuk bidang IPA peringkat pertama berhasil diraih oleh siswa SMA Katolik Rajawali, Sugiman Candi, dengan total perolehan nilai sebesar 29,40. Kemudian di posisi kedua diraih oleh siswi dari SMA Negeri 17 Makassar, Linda Amelia Pasaribu, dengan total 29,20. Total nilai yang diraih oleh Linda sama dengan siswi dari SMA Kristen Barana' Rantepao, Marlin Yulianti. Namun, ia ditempatkan diperingkat ketiga karena angka mata pelajaran bahasa Inggrisnya dikalahkan oleh Linda yang mencapai angka 10. Untuk 10 besar dalam bidang studi bahasa, seluruhnya didapatkan siswa dari daerah seperti Sengkang (Wajo), Watampone (Bone), Rantepao (Tator), dan Takalar. Peringkat pertamanya, siswa dari SMA Negeri 3 Sengkang, Sri Ramdayani, berhasil meraihnya dengan perolehan nilai sebesar 28,00 dan disusul untuk peringkat kedua dan ketiga berhasil siswi dari SMA 1 Watampone, Rizkariani Sulaiman dan Suryadiningrat. Keduanya memiliki angka yang sama yakni 27,80. Mukhlis menjelaskan, hasil ini masih berupa nilai UN dan belum berarti otomatis lulus SMA. Untuk menentukan lulus SMA. hasil UN masih akan dikonversi dengan nilai ujian sekolah (UAS) dan perilaku siswa. 10 besar di bidang studi IPS, SMA Katolik Rajawali berhasil menguasainya hingga lima siswi Mukhlis menambahkan persentase ketidaklulusan siswa SMA/MA tahun ini, meningkat yang mencapai 7,58 persen bila dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 3,92 persen. Namun, katanya untuk kualitas tahun ini mengalami kenaikan yang mencapai nilai rata-rata delapan. Tingkat Makassar Untuk tingkat Makkassar, salah satu SMA unggulan, SMAN 17 Makassar, lulus 100 persen bersama SMA Katolik Cenderawasih. Total peserta UN di sekolah rintisan bertaraf internasional (SRBI) tersebut sebanyak 183 siswa untuk jurusan IPA dan sekitar 300-an peserta di SMA Katolik Cenderawasih. Sementara itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ilham menjadi sekolah yang sama sekali tidak meluluskan satu pun siswanya dari jumlah peserta UN di sekolah swasta tersebut sebanyak 15 siswa. Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Makassar, Suwardi, mengatakan hal tersebut, kemarin. "Namun ini tersebut masih bersifat sementara karena masih harus diakumulasikan dengan ujian sekolah (US) yang juga menentukan kelulusan siswa," ujarnya. "Jadi sampai saat ini, masing-masing sekolah masih melakukan rekapitulasi nilai antara nilai mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional (UN) dan nilai yang diujikan pada ujian sekolah (US) untuk menentukan apakah siswa lulus atau tidak. Jadi hasil tersebut masih bisa berubah," tambahnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Diknas, Natsir Aziz, menuturkan, dari total 18.628 siswa yang mengikuti UN di SMA, SMK, dan MA di Makassar, sebanyak 1.279 di antaranya tidak lulus UN atau mencapai tujuh persen dan 596 dinyatakan tidak mengikuti UN. Diakuinya persentase tersebut masih lebih tinggi dari target nasional sebesar tiga persen, tapi nilai rata-rata UN masing-masing sekolah lebih tinggi, dengan nilai tertinggi untuk masing-masing mata pelajaran UN mencapai 10,00 dan nilai terendah 1,06. PGRI Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar, Muhammad Asaf mengatakan ke depannya kebersamaan dan komitmen semua pihak dalam memperbaiki mutu pendidikan sangat dibutuhkan. Menurutnya masyarakat sekarang ini tidak boleh mengkambinghitamkan pemkot maupun dinas pendidikan dengan tingkat kelulusan para siswa, karena semua pihak termasuk para orang tua bertanggung jawab dengan keberhasilan pendidikan. "UU N0 20 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pendidikan menyiratkan keberhasilan pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah, sekolah, maupun para orangtua. Jadi rumah merupakan tempat pendidikan awal, dan sekolah tempat keduanya," katanya. [Non-text portions of this message have been removed]