http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/03/Nasional/nas01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Bahas Masalah Papua, Anggota Kongres AS ke Indonesia

 

Saya menyesal atas keputusan pemerintah tidak memberi izin kepada Eni, karena 
dengan berkunjung ke Papua dia bisa melihat langsung situasi Papua dan bisa 
menjelaskan ke dunia internasional kondisi Papua sesungguhnya. (Yorris TH 
Raweyai) 

[JAKARTA] Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) asal Samoa Timur, Eni 
Faleomavaega yang beberapa tahun lalu kerap bersuara keras mendukung perjuangan 
rakyat Papua, tiba di Jakarta, Selasa (3/7). 

Selain Eni, empat anggota Kongres AS juga dijadwalkan tiba di Jakarta hari ini 
untuk bertemu sejumlah pejabat tinggi Indonesia. Keempat anggota Kongres itu 
tergabung dalam kelompok pemberi bantuan bagi negara-negara yang baru menjadi 
negara demokrasi. 

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Yorris TH Raweyai mengatakan, 
Eni tiba pagi ini menggunakan Thai Airways, maskapai penerbangan milik 
Pemerintah Thailand. Pada Rabu (4/7) pagi, Eni akan bertemu Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono dan Menlu Hassan Wirajuda, dan pada Kamis (5/7), anggota 
Kongres AS itu akan menggelar pertemuan dengan Gubernur Papua dan Papua Barat, 
para bupati, DPRD/DPD se-Papua dan Majelis Rakyat Papua (MRP). 

Yorris yang juga Ketua Dewan Adat Papua di Perantauan Wilayah Asia, mengatakan, 
Eni sebenarnya ingin berkunjung ke Papua, tapi tidak mendapat izin dari 
pemerintah, karena saat ini di Papua sedang berlangsung Kongres Besar Adat 
Papua. 

"Saya menyesal atas keputusan pemerintah tidak memberi izin kepada Eni, karena 
dengan berkunjung ke Papua dia bisa melihat langsung situasi Papua dan bisa 
menjelaskan ke dunia internasional kondisi Papua sesungguhnya," kata Yorris. 

Senada dengannya, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional 
(FPAN) Djoko Susilo yang saat ini masih berada di Amerika Serikat, meminta 
pemerintah mengizinkan anggota Kongres AS asal Samoa Timur itu untuk bepergian 
ke mana saja selama berada di Indonesia. 

"Saya minta Presiden menginstruksikan semua aparatnya untuk bersikap terbuka 
dengan kunjungan anggota Kongres Eni, ke mana saja dia mau. Negara sebesar kita 
ini tidak akan runtuh dengan hanya karena kunjungan seorang Eni," kata Djoko 
kepada Antara di New York, Senin (2/7). 

Sekitar satu minggu, Djoko berada di Amerika Serikat untuk bertemu dengan 
berbagai pihak di New York dan Washington DC, dengan agenda membicarakan 
berbagai isu bilateral Indonesia-AS dan isu kawasan, terutama masalah Myanmar. 

Lebih jauh Djoko menjelaskan, dengan menerima Eni, Indonesia justru dapat 
menunjukkan diri sebagai negara yang demokratis dan transparan. "Persilakan dia 
ketemu dengan siapa pun dia mau. Kalau mau ke Papua, silakan juga ke Papua 
supaya dia bisa melihat sendiri keadaan," ujarnya. 

Kalaupun ada demonstrasi tentang Papua saat Eni berkunjung, Djoko melihatnya 
sebagai sesuatu yang tidak perlu dirisaukan. 

Djoko bahkan menganjurkan agar dalam kunjungannya ke Indonesia, Eni juga akan 
berkesempatan untuk berdialog dengan para anggota Komisi I DPR. "Saya bisa 
mengontak teman-teman untuk menerima dan melakukan dialog dengan Eni, baik 
formal maupun informal," katanya. 

Sementara itu, Dubes Indonesia untuk AS, Sudjadnan Parnohadingrat mengungkapkan 
pihaknya baru menerima permintaan Eni untuk berkunjung ke Indonesia sekitar 10 
hari lalu. Dalam Permintaannya untuk datang ke Indonesia, Eni menyatakan 
keinginannya bertemu dengan berbagai pihak, termasuk Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono. 

Eni dilaporkan ingin mengunjungi Indonesia dalam rangka membantu Pemerintah 
Indonesia menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan demokrasi dan 
masalah Papua. 

Sementara itu, Pemerintah Indonesia sendiri pada 3-6 Juli dipastikan akan 
menerima kunjungan empat anggota Kongres AS, yaitu Donald Payne, David Drier, 
Jeff Miller, dan Gilchrest. Keempat anggota Kongres itu tergabung kelompok 
pemberi bantuan bagi negara-negara yang baru menjadi negara demokrasi. [L-8] 


Last modified: 3/7/07 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke