Refelekis : Apakah raker gubernur perlu menghasilkan keputusan? Bukankah semua 
gubernur bertemu dan saling berkenalan antara satu dengan yang lain dan 
minum-minum, makan-makan bisa dibilang raker penting.

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/12/23/113231/3/1/Raker-Gubernur-Se-Indonesia-tidak-Hasilkan-Keputusan



Raker Gubernur Se-Indonesia tidak Hasilkan Keputusan 
Rabu, 23 Desember 2009 21:47 WIB   Penulis : Rudi Kurniawansyah



PEKANBARU--MI: Rapat Kerja (Raker) Gubernur se-Indonesia di Kota Pekanbaru, 
Riau, tidak menghasilkan keputusan maupun kesimpulan. 

Raker yang berlangsung selama dua hari itu hanya sebatas bentuk koordinasi 
bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Wakil Presiden (Wapres). 

Raker yang diselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri (Depdagri) membahas 
tiga agenda utama yakni konsep pemilihan kepala daerah (pilkada) termasuk 
usulan gubernur dipilih melalui DPRD, kemudian tata ruang daerah perbatasan di 
tingkat kabupaten, provinsi dan antara negara. 

Agenda lainnya, tentang penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat 
terkait perannya dalam pengawasan terhadap para bupati dan wali kota. 

Namun terjadi pro dan kontra di antara gubernur terkait wacana penghapusan 
pilkada langsung atau gubernur dipilih DPRD yang dilemparkan oleh Mendagri 
Gamawan Fauzi. 

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Dede Yusuf menyatakan secara tegas tidak 
setuju dengan konsep pemilihan gubernur melalui DPRD. Menurutnya, pemilihan 
lewat mandat rakyat yang dipegang DPRD tersebut bertentangan dengan semangat 
demokrasi. 

"Pemilihan gubernur melalui DPRD itu sama saja dengan menghambat demokrasi. 
Kalau alasannya menimbulkan biaya besar, ya laksanakan saja pilkada secara 
serentak," kata Dede yang memiliki nama lengkap Yusuf Macan Effendi seusai 
mengikuti Raker Gubernur se Indonesia di Pekanbaru, Rabu (23/12). 

Hal berbeda dinyatakan Wagub Jawa Tengah Rustriningsih. Ia mendukung wacana 
yang dilemparkan oleh Mendagri dalam raker tersebut. "Pilkada melalui DPRD 
memberikan efisiensi anggaran bagi pemerintah jika dibandingkan dengan 
pemilihan langsung yang memboroskan anggaran negara," ungkapnya. 

Sementara itu, Gubernur Riau Rusli Zainal mengatakan Raker Gubernur 
se-Indonesia juga mempertajam rekomendasi kesepakatan yang telah dirumuskan 
dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Sumatra yang digelar dua hari 
sebelumnya. Terkait dengan usulan Mendagri soal pemilihan gubernur melalui 
DPRD, menurut Rusli usulan tersebut perlu dikaji lebih dalam oleh Depdagri 
sebelum ditetapkan dalam revisi Undang-Undang (UU) No 32/2004. 

"Pemilihan langsung itu memberikan rasa percaya diri terhadap gubernur 
terpilih. Karena itu merupakan itu hasil legalitas dari pemilihan rakyat," 
katanya. 

Menanggapi tim perumus Depdagri yang telah memasukkan konsep penghapusan 
pilkada langsung dalam revisi UU Pemerintahan Daerah No 32/2004, menurut Rusli, 
para gubernur belum mengatahui hal tersebut. 

Keinginan Mendagri, ujarnya, pada dasarnya untuk menerapkan efisiensi dan 
meningkatkan fungsi koordinasi serta pengawasan kepada para bupati dan wali 
kota. 
"Sebenarnya tujuan Depdagri itu untuk memperluas peran koordinasi gubernur 
terhadap bupati dan wali kota," ujarnya.(RK/OL-01) 

Kirim email ke