http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=134361

[ Senin, 17 Mei 2010 ] 

Respons Pesan Jihad Abdullah Sonata, Polri-FBI Blokir Situs Teroris 


JAKARTA - Mabes Polri bergerak cepat dalam merespons pesan jihad Abdullah 
Sonata di internet. Setelah dimuat Jawa Pos kemarin (16/5), situs yang 
beralamat di http://7ihadmedia.wordpress.com tersebut diblokir. Hal itu terjadi 
setelah Cybercrime Bareskrim Mabes Polri berkoordinasi dengan Biro Penyelidik 
Federal AS (FBI). 

''Saya mendapat informasi dari Kombespol Faisal dari cybercrime bahwa sudah ada 
koordinasi dengan FBI terkait dengan situs internet itu,'' ujar Kepala Bidang 
Penerangan Umum Mabes Polri Kombespol Zulkarnaen kepada Jawa Pos kemarin. 

Menurut dia, Mabes Polri tidak bisa menghambat seseorang membuat situs yang 
proteroris. ''Itu kewenangan Wordpress yang berkantor pusat di Amerika Serikat. 
Mereka punya free space untuk setiap orang yang berkreasi,'' katanya. 

Sebelumnya, Sonata yang menjadi buron utama Densus 88 Mabes Polri mengirimkan 
pesan dari tempat pelariannya. Dalam naskahnya, Sonata yang disebut-sebut 
sebagai pengganti dan penerus Dulmatin (teroris buron yang ditembak mati 
beberapa waktu lalu) meminta bantuan para alumnus daerah konflik dan eks 
narapidana terorisme untuk bergabung (Jawa Pos, 16/5). Sonata juga mengecam 
mantan teroris yang justru membantu polisi. 

Zulkarnaen menjelaskan, dalam kasus terorisme, biasanya respons AS lebih cepat.

''Ini kasus yang khusus. Jadi, ada atensi tersendiri,'' ujarnya. 

Ucapan mantan Kabid Bina Mitra Mabes Polri itu memang terbukti. Nyatanya, 
website itu tutup kemarin sore. Meski begitu, ada beberapa yang lolos blokir. 
Misalnya, http://azzamalqitall.wordpress.com masih bisa diakses.

Koordinasi Unit Cybercrime Mabes Polri dengan FBI juga dilakukan untuk melacak 
otentisitas pembuat pesan. ''Koordinasi itu termasuk dalam rangkaian 
pengungkapan jaringan pendukungnya di dunia maya (internet),'' tutur Zulkarnain.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring berjanji segera 
mempelajari isi website pendukung teroris Abdullah Sonata. Jika benar-benar 
menyimpang dan membahayakan, pihaknya akan berupaya menutup situs tersebut. 

''Tapi, itu juga tidak mudah. Jika domain situs tersebut berada di Indonesia, 
kami bisa menutup. Tapi, kalau wordpress.com, itu yang sulit,'' ucapnya saat 
dihubungi Jawa Pos via ponsel kemarin. 

Menurut Tifatul, situs tersebut memiliki domain di Amerika. Jadi, pihaknya 
tidak bisa menutup. ''Kami hanya bisa mengirimkan surat agar mereka memblokir 
alamat situs itu,'' ucapnya. 

Tetapi, biasanya setelah dihapus situs itu muncul lagi dengan alamat yang 
berbeda. Nah, itulah yang menjadi masalah bagi Kemenkominfo. Tifatul hanya 
berjanji akan memelototi situs-situs yang menyim­pang dan menyaringnya. 

Sementara itu, Zulkarnaen menjelaskan bahwa konsentrasi Densus 88 memang 
tertuju kepada Sonata. Sebab, peran teroris berusia 32 tahun itu sangat sentral 
dalam perekrutan anggota baru. ''Dia termasuk pengurus inti (jaringan),'' kata 
Zulkarnaen. 

Korps burung hantu berusaha meringkus Sonata hidup-hidup. ''Itu prinsip utama 
kami, apakah dia pengurus inti, pendukung, donatur, atau simpatisan. Kami 
semaksimal mungkin berusaha menangkap hidup,'' ujarnya. 

Alasannya, jika mereka tewas, jalur informasi akan terputus. Di antara 73 orang 
yang ditangkap dalam rangkaian pengungkapan jaringan teroris sejak kasus bom 
Marriott 2009, 13 orang terpaksa ditembak mati. ''Kami sebut itu terpaksa 
karena ada perlawanan. Bagi mereka, itu mati syahid. Jadi, membahayakan anggota 
(Densus) di lapangan,'' terangnya. 

Saat ini Sonata diduga menggantikan peran Dulmatin yang tewas di Pamulang, 
Tangerang. Dia mengoordinasi kelompok pendukung dan juga menyuplai senjata. 
Maulana, yang menjadi supplier utama senjata jaringan itu, sudah tewas. ''Kami 
duga peran Maulana digantikan oleh seorang bernama Kamaluddin,'' ujar sumber 
Jawa Pos kemarin.

Menurut dia, satu jenazah yang hingga kini belum bisa dikenali diduga sebagai 
Imron Baehaqi alias Musthofa alias Abu Tholut, komandan lapangan yang juga 
alumnus Mindanao. Namun, data ante-mortem dan post-mortem ternyata tidak cocok. 
''Itu berarti Abu Tholut masih berkeliaran, sangat berbahaya,'' kata anggota 
Ikatan Keluarga Pratisara Wirya itu. 

Abu Tholut mempunyai kemampuan militer setara dengan Mustaqim (sudah 
tertangkap). Dia juga residivis yang divonis di Pengadil­an Negeri (PN) Jakarta 
Timur pada 11 Mei 2004. 

Saat itu jaksa mendakwa Abu Tholut hendak melakukan tindak pidana terorisme. 
Itu terkait de­ngan ditemukannya bukti-bukti berupa senjata api dan bahan 
peledak di Jalan Taman Sri Rejeki Selatan VII/2, Semarang; Perumahan Permata 
Hijau Permai Blok F-11 No 16 RT 07/18 Kali Abang Tengah, Bekasi Utara; Jl 
Kebagusan III No 63 Pasar Minggu, Jakarta Selatan; dan Jl Cakrawijaya III Blok 
I No 22 RT 02/12 Cipinang Muara, Jakarta Timur.

Abu Tholut yang disebut jaksa sebagai salah seorang pimpinan manthiqi III di 
struktur Jamaah Islamiah itu juga didakwa hendak membunuh konglomerat Ciputra 
yang dituding sebagai dalang kristenisasi di Indonesia. 

Menurut jaksa, rencana pembunuhan itu semula akan dilakukan saat rapat umum 
pemegang saham luar biasa di Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat, pada 30 Juni 
2003. Selain itu, polisi menemukan dokumen-dokumen berupa jadwal kebaktian di 
beberapa gereja, daftar pengurus Ayub Jabotabek, dan daftar nama pengurus PDI 
Perjuangan. Yaitu, Roy B.B. Janis, Alex Litaay, Jacob Tobing, J.E. Sahetapy, 
dan Pramono Anung. 

Namun, dalam pertimbangannya, majelis hakim hanya mengenakan dakwaan sekunder 
(kepemilikan senjata api) sebagai hal yang memang terbukti dalam persidangan. 
Saat ini Abu Tholut bebas.

''Kami juga menemukan dokumen yang menunjukkan bahwa kelompok itu berupaya 
meniru Al Qaidah dalam membentuk negara baru,'' tutur sumber tersebut. Dokumen 
dibawa Rosikin Noor, tersangka teroris yang tertangkap Senin malam pekan lalu 
(10/5). 

Mereka percaya bahwa aksinya akan direstui Al Qaidah yang sekarang dikomando 
dari lembah-lembah di Afghanistan. Teroris menyebut serangan 17 Agustus atau 
amaliyah badar 7 Ramadan sebagai fase keempat strategi Al Qaidah. 

Fase pertama disebut fase penyadaran. Dimulai pada awal 2000 dan berakhir 2003. 
(rdl/kuh/

Kirim email ke