Prolog

        Kehidupan kadang sulit ditebak kemana arahnya. Manusia punya 
keyakinan untuk menentukan arahnya, akan tetapi, bagaikan buih di 
laut yang berpindah arah seiring arah angin bertiup, demikian pula 
manusia. Yang terkadang lebih suka mengikuti kemana arah yang kuat 
mendorongnya.

Diriku, Dinan, laki-laki 29 tahun, mencoba membagi cerita hidupku, 
yang terkadang aku berusaha melawan arus deras kehidupan, dan 
terkadang pula aku ikut hanyut dalam arah yang tak tentu. Dan sampai 
saat inipun, aku masih tenggelam dalam arus tersebut. Semoga 
pengalaman nyata ini bisa menjadi bahan "pelajaran" bersama.

Masa Kecil

        Aku dilahirkan di tengah keluarga yang berkecukupan dengan 
masa kecil bahagia. Dengan status bungsu yang kuterima, aku sangat 
disayang. Apa yang kuminta, kalau bukan ibuku yang memberikan, 
ayahku yang berbaik hati. Berbeda dengan kakak-kakak ku, yang 
terkadang iri melihatku. Ayahku seorang pegawai negeri yang 
kerapkali mutasi tugas kantor seiring dengan meningkatnya jabatan. 
Ibuku adalah ibu rumah tangga yang full tugasnya mengasuh anak 
suami. Kami sekeluarga berpindah sesuai dengan tempat tugas ayah. 
Oleh karena itu masa kecil hingga remaja dan beranjak dewasa 
lingkunganku berbeda-beda. Demikian pula teman-temanku.

Ketika SD, aku sudah mulai mengenal yang namanya onani. Meskipun aku 
tidak tahu kalau itu yang namanya onani. Kalo diingat lucu rasanya. 
Dengan menggesekkan penisku di sadel sepeda ketika naik sepeda, aku 
sudah bisa merasakan orgasme. Waktu itu hanya kedut-kedut yang 
kurasakan, tidak ada semprotan sperma keluar. Aku pun sudah mengenal 
gambar yang membuat pikiranku jadi panas.

Oh ya, SD aku lewatkan di daerah Jawa Timur. Dan di daerah ini pula 
aku mengenal aktivitas seks pertama kali. Waktu itu menginjak kelas 
5 SD, ketika liburan di rumah saudaraku di Jawa Tengah. Anak dari Om 
dan Tanteku 5 orang, 4 perempuan dan 1 laki-laki. Yang paling tua 
perempuan SMP dan adiknya jg SMP. Aku berangkat menumpang teman 
kerja ayahku, anaknya adalah teman sepermainanku. Ikut pula kakaknya 
yang SMA, perempuan.
        
Aku menginap di rumah saudaraku. Anak-anaknya terbilang cantik-
cantik. Aku sendiri tidak punya pikiran apapun waktu itu. Kami akrab 
bermain satu sama lain. Mungkin karna jarang bertemu, jadi rasa 
kangen itu ada. 

        Kejadiannya ketika malam hari, aku terbangun karna haus. 
Ketika selesai mengambil segelas air minum, aku melewati kamar 
saudaraku. Di kamar tersebut ada 2 tempat tidur, masing masing 
ditiduri 2 saudara perempuanku. Ketika aku tengok mereka, tampak 
kakak perempuanku dan adiknya sedang tidur pulas dalam satu ranjang. 
Yang membuat aku terkesiap, rok yang mereka pakai, terangkat ke 
atas, sehingga menampakkan paha dan celana dalam mereka. Dengan 
perlahan kudekati mereka dan duduk di pinggir tempat tidur. 
Kupastikan dulu mereka masih tidur. Kemudian, dengan sedikit deg-
degan, kuberanikan diri memegang paha kakak tertua. Putih, kontras 
dengan celana dalamnya. Awalnya aku hanya memegang, kemudian 
kulanjutkan dengan mengelus-ngelus dari paha bawah sampai mendekati 
daerah vagina. Jangan ditanya, kemaluanku sudah mengeras. Aku hanya 
pakai celana pendek, tanpa celana dalam. 

Di sebelah kakak tertua, ada adiknya. Kulit mereka agak sedikit 
berbeda. Yang adik sedikit hitam. Celana dalam yang dipakai juga 
sedikit longgar. Kupindahkan elusanku ke paha adiknya. Terasa 
hangat. Karena merasa tidak ada yang mengetahui, aku memberanikan 
diri untuk melihat apa yang ada di balik celana dalamnya. Perlahan-
lahan kutarik turun celana dalamnya. Aku benar-benar penasaran 
seperti apa. Rasa penasaranku terjawab, tampak vagina agak 
kehitaman, dengan bibir daging tipis di sekelilingnya. Inilah yang 
membuat pikiranku sangat ingin tahu. 

Kubiarkan terbuka kemaluannya, sambil tanganku mulai meraba-raba 
lagi. Saat itu aku memang terbiasa masturbasi, jadi aku buka 
celanaku. Sedikit ragu, karna takut tiba-tiba ada yang bangun. Tapi 
karena rasa gairah yang tak tertahankan, kubuka celanaku. Dinginnya 
malam membuat aku ingin menempelkan kemaluanku ke kemaluan kakakku. 
Hanya rasa takut yang menghalangiku. Akhirnya kututup kembali celana 
dalam yang sempat aku turunkan.

Dengan masih tidak pakai celana, kualihkan perhatianku ke kakak 
tertua yang memiliki paha lebih halus dan besar. Kudekati pahanya, 
dan kuberanikan penempelkan kemaluanku ke pahanya. Rasa geli 
menjalar di kemaluanku. Kutekan dan gesek secara perlahan. Betapa 
nikmatnya. Dengan rasa yang membuat otakku panas, kuberanikan diri 
menindihnya. Secara perlahan aku naik di atas tubuhnya, sedikit 
tertekan tubuhnya olehku. Kurasakan rasa hangat di sekujur tubuhku. 
Nekat aku kecup bibirnya, meski tanpa balasan, cukup kurasakan. 
Kemaluanku kutekan-tekan ke paha dan kemaluannya yang masih dibalut 
celana dalam. Rasa geli yang amat sangat. Seperti kalau aku 
masturbasi sendiri dengan menggesek-gesekkan kemaluanku ke guling 
atau kasur. Hanya saja, kini yang kuhadapi perempuan, bukan hanya 
ilusi dalam pikiran ketika masturbasi sendiri. Makin lama makin 
kutekan kemaluanku, karna rasa yang kudapat membuat aku gemetar.  

Tiba tiba saudaraku teresebut bergerak. Kaget bukan kepalang, 
langsung kuhentikan aktivitas menekanku. Aku diam sesaat. Beruntung, 
saudaraku hanya bergerak sesaat, mungkin agak sesak aku tindih 
sedemikian rupa. Tidak mau ambil resiko, aku bangkit dan langsung 
memakai celanaku dan kemudian menuju tempat tidurku. Sambil tiduran, 
aku masih membayangkan apa yang barusa kulihat dan kurasakan. Karena 
tidak tahan sebelumnya mendapat rangsangan, kulanjutkan dengan 
menggesek-gesek sendiri ke kasur. Klimaks kudapatkan dengan mudah. 

Esok paginya, saudara-saudaraku tampak biasa saja dengan diriku. Ini 
kuartikan mereka tidak mengetahui apa yang kulakukan. Ini merupakan 
hari terakhirku, karna sore aku pulang ke rumahku di Jawa Timur 
dengan ikut menumpang seperti berangkatnya.

        Menjelang Maghrib aku di jemput teman ayahku. Dengan 
mengunakan Espass, masih terasa sempit, karna kali ini ditambah 
dengan belanjaan yang cukup banyak. Aku duduk di paling belakang 
dengan bangku saling berhadapan. Bertiga dengan temanku dan 
kakaknya. Bangku satunya sudah dilipat untuk menaruh barang, 
otomatis hanya satu deret bangku yang kami duduki di belakang. Di 
tengah perjalanan, karna ngantuk, kakak temanku mengusulkan kalau 
bangkunya dilipat saja, dan kita alaskan karpet dan duduk di bawah 
saja. Lebih luas rasanya. Aku setuju saja, memang benar terasa lebih 
lega, kaki juga tidak pegal duduk terus.

Setelah dibereskan, kami mulai duduk. Aku di tengah. Keadaan di luar 
gelap, karna malam telah tiba. Kakak perempuan temanku sudah 
mengambil posisi tiduran, memang tampak kelelahan. Aku berdua 
temanku, masih ngobrol. Lama kelamaan kami juga  lelah dan tiduran. 
Meski sempit, kami berusaha merebahkan diri seenak mungkin. Dingin 
udara malam tidak terasa, karna dengan tidur berdekatan terasa 
hangatnta. Awalnya aku tidak merasakan. Tapi ketika tidak sengaja 
lenganku menyenggol dada kakak perempuan, hatiku berdesir. Dengan 
badan yang mungil, dada kakak perempuan itu, yang tampak menggunung, 
terasa kenyal. Aku tidak tahu persis, apakah pakai bh atau hanya 
baju dalam saja. Sebab sangat terasa di lenganku. Lama kubiarkan 
lenganku berada di atas dadanya. Entah apakah dia benar-benar tidur 
atau tidak. Kucoba perlahan-lahan sedikit menekan. Ahh,rasanya 
nikmat. Kurapatkan juga tubuhku, terasa hangat. Kali ini kucoba 
merubah posisi tangan dengan menggunakan tangan satunya. Akan tetapi 
telapak tangan yang kuletakkan di atas dadanya. Bentuk dadanya bisa 
kurasakan, lebih besar dari telapak tanganku sendiri. Mungkin karna 
aku masih kecil, jadi telapak tanganku juga kecil. 
Perlahan-lahan kulakukan gerakan menekan dan sedikit meremas. Dia 
diam saja. Sedikit berani kutekan lagi. Trasa sangat kenyal. Hanya 
saja aku tidak berani untuk meremas lebih kuat, takut nanti dia 
bangun. 

Entah berapa lama kulakukan ini, sepanjang jalan. Sampai-sampai aku 
tidk tahan sendiri. Tangan satunya kumasukkan ke dalam celanaku 
sendiri. Dan dengan gerakan pasti, kucoba mengurut sendiri 
kemaluanku. Semakin terasa nikmat, semakin gemas aku menekan ke 
dadanya. Di tengah suasana perjalanan mobil, kurasakan denyut 
semakin keras dan berirama di kemaluanku, sampai akhirnya kemaluanku 
lemas. Itu yang kunamakan orgasme. Meski tanpa adanya semprotan 
sperma. 

"Pelajaran"

        Pelajaran dan pengalaman seks, faktor lingkungan sangat 
mempengaruhi. Juga sejauh mana menjaga berkumpulnya laki-laki dan 
wanita. Karena setiap orang memiliki rasa yang sama, tinggal 
bagaimana menjaga dan mengolah rasa itu sehingga dapat tersalurkan 
dengan baik. 


Selanjutnya...
Sejak itu, keinginan ku untuk mengetahui dan menikmati seks semakin 
besar. Sampai saat ini, belasan perempuan aku berpindah, dari 
sekedar have fun, sekedar ingin tahu dan menyangkut masalah perasaan 
hati. Dari status perawan dan janda atau sekedar petting. Dan dari 
perawat, pengusaha cina, SPG (sales promotion girl), mahasiswi, 
karyawati finance, pelayan toko, pengangguran, TKW Singapura, 
Pramugari, Operator telpon linesex dan pengusaha counter handphone. 
Baik itu terjadi di rumahku, rumah pasanganku, mobil, hotel, toilet 
gedung, kamar kost, bioskop, dalam tenda tengah hutan, maupun kamar 
mandi kantor. Kelak aku ceritakan pengalaman ini untuk rekan-rekan 
pembaca dalam cerita selanjutnya.

Untuk contact dan sharing bisa ke  0815 8677 2615 dan imel 
[EMAIL PROTECTED]
Thanks a lot.







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/hGu1lB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Curhat The Friendliest Way ...
Curhat@YahooGroups.Com

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/curhat/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke