Apakah anda pernah bercermin, Pasti semua sering bercermin selesai mandi
atau ketika merapihkan baju, atau bagi wanita ketika bersolek, apa yang kita
lihat di cermin, jawabnya adalah bayangan diri kita bukan apa yang terlintas
di dalam pikiran anda ketika bercermin dan melihat diri anda di cermin itu
pada umumnya yang akan kita lakukan adalah sebagai berikut Mungkin terlintas
: aku ini cukup ganteng / cantik juga, rambut sudah tapi belum ya, pakaian
sudah cocok belum. Kadang kita melihat bayangan kita :loh ada jerawat, atau
muka kelihatan kusam, dan sebagainya. Hasil dari pengamatan bayangan kita di
cermin akan terlihat dari tindakan kita selanjutnya. Bila kita merasa
bayangan yang kita lihat di cermin sudah “ok”, maka kita akan merasa percaya
diri, tapi jika kita melihat “noda jerawat” atau kulit kusam, kita akan
kurang percaya diri, mungkin kita akan segera mengambil sabun pembersih
wajah dan mulai membersihkan wajah kita agar terlihat lebih bersih.

Sesekali, jika kita bercermin, pandanglah wajah yang terpantul di  dalamnya.
Wajah siapakah itu? Wajah itukah yang sesungguhnya kita harapkan ada di
dalamnya? Wajah kitakah? Atau wajah orang-orang lain yang kita inginkan sama
dengan kita? Puaskah kita dengan wajah yang itu? Adakah raut kekesalan dan
kekecewaan saat kita memandang wajah itu?

Ya, sesekali jika kita bercermin, cobalah menengok jauh ke dalam tabir yang
menutupi wajah itu. Mampukah kita membelah tabir diri yang selalu menutupi
segala perbuatan dan kehidupan kita ini? Sebab  sesungguhnya, kita selalu
hidup dalam dua dunia yang berbeda. Dunia   yang kita hidupi. Dan dunia yang
dikenali oleh orang-orang lain terhadap kita. Rahasia. Kita semua menyimpan
rahasia diri dalam  tabir wajah kita. Rahasia, yang sebagai tabir tebal tak
mampu dan  bahkan tak ingin kita koyakkan. Karena itu akan membuat kita
risih dan merasa telanjang. Tetapi seberapa mampukah kita membuka tabir diri
kita sendiri dan melepaskan segala beban kepura-puraan yang menutupi hidup
kita ini?

Memang, betapa banyaknya beban diri yang kita tanggung hanya karena
ketidak-beranian kita untuk membuka hidup kita bagi orang lain. Kita malu
dan enggan untuk dikenali secara utuh. Kita ingin sembunyi  dalam
topengkebahagiaan. Padahal, siapakah yang dapat bahagia selain dari mereka
yang mampu hidup tanpa beban untuk menutupi segala kepura-puraannya sendiri?
Siapakah yang selalu dapat bertindak leluasa tanpa rasa takut bahwa
topengnya akan terbuka? Siapakah itu?

Sesekali, jika kita bercermin, kenalilah wajah yang terpantul di dalamnya.
Kenalilah dia seutuhnya. Koyakkanlah tabir yang menutupi   seulas senyum
yang kita buat telah mengoyakkan segala topeng-topeng tebal yang telah
menutupi  kehidupan kita.  Mari kita sama - sama belajar melihat cermin diri
yang benar tentang diri kita, tentang siapa diri kita tentang topeng yang
kita pakai, Mulai lah bercermin dan sadari segala kelemahan diri untuk
mencapai sebuah kekuatan diri kita yang hakiki.


Lihatlah siapa di depan itu
Itu Bukan dia, bukan juga mereka
Itu adalah diriku
sadarkah bahwa ku sering bersandiwara
Ku tipu dunia dengan topeng-topeng palsu

Dan Aku tertawa, Meyakini dunia tertipu
Tapi dia yang didepan itu tak bisa ku tipu
Siapakah dia yang terus menatap tajam diriku
Benarkah dia itu aku

Lalu siapakah dia yang menatap tajam diriku
Aku seperti mengenalinya, tapi benarkah itu
Ya... Aku terus berpura-pura dan tak mengenal dia disitu
Bilakah ku buka tabir semu yang menyelimutiku

Aku pun menerawang dalam relung-relung imajiku
Mencari jawab siapa dia disitu
Ya.. Ternyata Dia itu aku
Dialah diriku yang hadir dalam Cermin hati
Dia rahasiku selama ini
Maka Kan kuiarkan dia menjadi aku
Karena aku adalah dia,
maka kulepas semua topeng-topeng palsu
Untuk Menuju Jalan-MU yang satu Ya Tuhanku

Depok, September 2009
Erwin-arianto.blogspot.com


-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY
----------------------------------
Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita
yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir.

- Terus mengharapkan yang terbaik, maka kita akan menghasilkan yang terbaik.
- Jangan bersungut-sungut tetapi mengucap syukurlah  senantiasa.

Kirim email ke