Fatwa Syaikh bin Baaz Tentang Larangan Saling Mencaci 
23/05/2006 
Oleh: Syaikh bin Baaz 

Fatwa ini dikeluarkannya akibat munculnya kelompok dakwah garis 
keras yang terkenal mudah mengeluarkan cacian dan makian terhadap 
para tokoh dakwah di dunia Islam. Tentunya fatwa ini berlaku umum 
kepada siapa saja yang memiliki karakter tercela seperti penjelasan 
Syaikh bin Baaz. 

Dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Riset Ilmiah, Fatwa, Dahwa 
dan Bimbingan Islam Kerajaan Saudi Arabia, tanggal 17/6/1414 H, 
Syaikh Abdulazis bin Abdullah bin Baaz (meninggal pada bulan Mei 
1999) mengatakan : 

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Salawat dan salam semoga 
terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan 
mereka yang mengikutinya sampai akhir zaman. 

Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kita untuk berlaku adil dan 
berbuat baik, serta meninggalkan segala bentuk penganiayaan, 
kesewenangan dan permusuhan. Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad 
SAW dengan risalah yang juga telah diemban oleh para Rasul 
sebelumnya, berupa seruan untuk bertauhid dan memurnikan ibadah 
kepada Allah SWT semata. Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW 
untuk menegakkan keadilan dan melarangnya dari segala bentuk 
ketidakadilan; baik berupa penyembahan selain Allah, atau 
perpecahan, perselisihan dan penganiayaan atas hak-hak orang lain. 

Akhir-akhir ini, telah menjadi wacana publik bahwa ada sekelompok 
orang yang dikenal sering bergelut dengan masalah-masalah keilmuan 
Islam dan dakwah, melecehkan kehormatan saudara-saudara mereka dari 
kalangan aktivis dakwah Islam terkemuka. Mereka juga melecehkan 
kehormatan para penuntut ilmu, para da'i dan para penceramah. Kadang 
mereka melakukannya secara tersembunyi di tempat-tempat pengajian 
mereka atau direkam di kaset-kaset dan disebarkan di tengah-tengah 
masyarakat. Dan kadang pula hal itu dilakukan secara terang-terangan 
dalam pengajian-pengajian umum di masjid-masjid. Perbuatan ini 
sangat bertentangan dengan apa yang diperintahkan Allah SWT kepada 
Rasul-Nya. 

Lebih jelasnya pertentangan itu dapat dilihat dari berbagi sisi 
sebagai berikut : 

1. Perbuatan ini adalah bentuk penganiayaan terhadap hak-hak umat 
Islam. Apatah lagi bila mereka yang dilecehkan tersebut adalah para 
penuntut ilmu dan para da'i yang telah mengerahkan segenap kemampuan 
mereka untuk membangun kesadaran beragama masyarakat, membimbing 
mereka, serta memperbaiki kekeliruan-kekeliruan pemahaman mereka 
tentang akidah dan system hidup. Dan mereka pulalah yang telah 
bekerja keras untuk mengorganisir pengajian-pengajian dan ceramah-
ceramah agama, serta menulis buku-buku yang bermanfaat. 

2. Perbuatan ini adalah upaya pemecahbelah persatuan umat Islam dan 
pengoyakan barisan mereka. Sementara mereka sangat membutuhkan 
adanya persatuan dan tiadanya perpecahan, perselisihan dan 
perdebatan yang sia-sia di antara mereka. Apatah lagi bila para da'i 
yang dilecehkan tersebut berasal dari kalangan ahlu sunnah wal 
jamaah yang terkenal dengan kerja nyata mereka dalam memerangi 
bid'ah dan khurafat, menentang para penyerunya, serta menyingkap 
makar dan tipu daya mereka. Kami memandang bahwa tidak ada sedikit 
pun maslahat dibalik perbuatan ini kecuali bagi musuh-musuh Islam 
dari kalangan orang-orang kafir dan munafiq, atau ahli bid'ah dan 
kesesatan yang sangat mengidam-idamkan kehancuran umat Islam. 

3. Perbuatan ini mengandung dukungan dan dorongan kepada para 
sekularis, westernis dan musuh-musuh Islam lainnya yang terkenal 
sebagi kelompok-kelompok yang selalu melecehkan, menyebarkan isu-isu 
bohong dan menghasut masyarakat untuk memusuhi para aktivis dakwah 
Islam lewat buku-buku dan kaset mereka. Adalah bertentangan dengan 
konsekwensi ukhuwwah Islamiyah ketika orang-orang yang tergesa-gesa 
ini mendukung musuh-musuh mereka menghadapi saudara-saudara mereka 
sendiri dari kalangan para penuntut ilmu dan para aktivis dakwah 
Islam. 

4. Perbuatan ini sangat berandil besar dalam merusak hati dan 
perasaan seluruh lapisan masyarakat, menyebar luaskan berbagai 
kebohongan dan isu-isu dusta, menjadi sebab maraknya gunjing 
menggunjing dan adu domba serta membuka pintu selebar-lebarnya bagi 
manusia-manusia berjiwa kerdil yang hobinya menyebarkan isu-isu 
negatif, menguakan simpul-simpul fitnah dan selalu ingin menyakit 
orang-orang beriman dengan dalil dan alasan yang dibuat-buat. 

5. Banyak sekali pernyataan-pernyatan yang dimunculkan itu, tidak 
benar adanya sebaiknya, pernyatan-pernyataan tersebut hanyalah 
paraduga-praduga atau sangkaan sangkaan yang dihias hiasi oleh 
syetan kepada mereka yang termakan oleh tipu dayanya. Allah SWT 
berfirman : "Hai orang-orang beriman jauhilah kebanyakan dari 
prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan 
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah 
sebagian orang diantara kamu menggunjing sebagian yang lain" (Al 
Hujuraat : 12) 

Seorang muslim sebaiknya berusaha memahami perkataan saudaranya 
sesama muslim dengan penafsiran yang paling baik. Sebagian ulama 
salaf pernah berkata: "janganlah berprasangka buruk tentang sebuah 
pernyataan yang diungkapkan oleh saudaramu sesama muslim, sementara 
engkau dapat memahaminya dengan penafsiran yang baik". 

6. Ijtihad yang dilakukan oleh seorang ulama atau penuntut ilmu yang 
laik ijtihad pada masalah-masalah ijtihadiyah tidak boleh diingkari 
dan ditentang. Bila ada yang berbeda pendapat dengannya pada masalah-
masalah tersebut, maka yang lebih tepat dilakukan adalah mengajaknya 
berdiskusi (berdebat) dengan cara yang paling baik, demi mencapai 
kebenaran dengan mudah dan menutup jalan bagi bisikan-bisikan syetan 
berikut tipu dayanya untuk memecah-belah persatuan umat Islam. Tapi 
bila itu sulit dilakukan, sedang orang yang berbeda pendapat 
tersebut ingin menjelaskan kesalahan ijtihad ulama' atau penuntut 
ilmu yang lain, maka hendaklah itu dilakukan dengan ungkapan yang 
baik, sindirian yang lembut dan tanpa pelecehan, pencelaan atau kata-
kata kasar yang bias menyebabkan penolakan terhadap kebenaran, serta 
tanpa tudingan terhadap pribadi-pribadi, tuduhan terhadap niat-niat 
orang lain, atau pembicaraan berlebihan yang tidak dibutuhkan. 
Bukankah dalam hal-hal seperti ini Rasulullah SAW selalu 
berkata : "mengapa ada orang-orang yang mengatakan begini dan 
begitu?" 

Maka yang ingin aku nasehatkan kepada ikhwah (saudara-saudaraku) 
yang melecehkan kehormatan para da'i dan menghina mereka, supaya 
bertobat kepada Allah SWT dari apa-apa yang pernah dituliskan oleh 
tangan-tangan mereka atau diucapkan oleh lidah-lidah mereka yang 
telah ikut andil dalam merusak hati dan perasaan sebagian pemuda 
Islam, memenuhinya dengan rasa iri dan dengki, menyibukkan mereka 
dengan gunjing-menggunjing, membahas tentang fulan dan fulan, 
memaksakan diri untuk mencari-cari kesalahan orang lain yang 
akhirnya memalingkan mereka dari menuntut ilmu yang bermanfaat dan 
berdakwah di jalan Allah SWT. 

Aku juga menasehati mereka agar menebus (kaffarah) kesalahan yang 
mereka lakukan dengan cara menulis atau lainnya, untuk membebaskan 
diri mereka dari perbuatan seperti ini dan menghilangkan pemikiran-
pemikiran salah yang telah tertanam dibenak sebagian orang yang 
sering mendengarkan pembicaraan mereka, berikut mengalihkan 
perhatian mereka kepada amal-amal produktif yang mendekatkan diri 
mereka kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi hamba-hambaNya. Aku juga 
menasehati mereka agar berhati-hati untuk tidak tergesa-gesa dalam 
menyebutkan hukum kafir, fasik atau bid'ah kepada orang lain tanpa 
bukti dan kejelasan, karena Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa 
yang berkata kepada saudaranya sesama muslim wahai kafir maka makna 
kata itu pasti berlaku bagi salah seorang di antara mereka berdua" 
(Mutafaqun `ala shihatihi). 

Secara syar'i adalah tepat bagi para dai dan penuntut ilmu yang 
menemukan kesulitan dalam memahami perkataan sebagian ulama ataupun 
selain ulama, untuk merujuk dan bertanya kepada para ulama yang 
berkompeten agar mereka mendapatkan penjelasan yang gambling, 
memahami subtansi masalah dan menghilangkan segala keragu-raguan dan 
subhat yang ada pada diri mereka, seperti yang disabdakan oleh 
Rasulullah SAW: "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita 
tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan 
kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara 
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya 
(akan dapat) mengetahuinnya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau 
bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu 
mengikuti syetan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu)" 
(Annisa' : 83) 

Semoga Allah SWT –yang hanya kepadaNya kita meminta- memperbaiki 
keadaan umat Islam seluruhnya, menyatukan hati-hati mereka dan 
memberikan taufiq-Nya kepada para ulam dan para dai untuk selalu 
melakukan hal-hal yang diridloinya, bermanfaat bagi hamba-hambaNya, 
menyatukan konsep mereka di atas petunjukNya, menghindarkan mereka 
dari pemicu-pemicu perpecahan dan pertentangan, serta menjadikan 
mereka sebagai pembela kebenaran dan pemberantas kebatilan. 
Sesungguhnya hanya Allah SWT yang sanggup dan mampu melakukannya. 

Abdulaziz bin Abdullah bin Baaz 

Ketua Umum 
Dewan Riset Ilmiah, Fatwa, Dakwah dan Bimbingan Islam Kerajaan Saudi 
Arabiyah

Sumber: pks-online







===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke