4. MISTERI KOTAK HITAM
Misteri yang sampai sekarang belum sepenuhnya dipahami oleh banyak kalangan
adalah: bagaimanakah mekanisme berubahnya 'energi kehendak' menjadi gerakan
yang bersifat fisik. Dengan kata lain, berubahnya Energi Makna menjadi Energi
Mekanik atau energi listrik.
Contoh konkretnya begini: ketika seseorang berkehendak menggerakkan
tangannya, tiba-tiba saja ia bisa menggerakkan tangannya. Padahal, kehendak itu
kan bersifat abstrak. Sedangkan gerakan otot bersifat nyata berdasarkan
kelistrikan atau mekanik.
Ketika hal ini saya tanyakan kepada seorang dokter ahli saraf, dia hanya
mengatakan bahwa itu masih sangat misterius, dan belum bisa dipahami
sepenuhnya. Dia hanya mengatakan bahwa di antara 'Kehendak' dan 'Gerakan' itu
ada sebuah 'jembatan' yang disebutnya sebagai kotak hitam alias Black Box.
Kotak hitam itulah yang mengubah Energi Kehendak menjadi energi otot atau
mekanik. Tapi bagaimana detilnya, dia tidak bisa menjelaskan. Tidak sebagaimana
reaksi reaksi biokimiawi yang sudah banyak terungkap.
Penggunaan kata black box sendiri memang memberikan kesan betapa mekanisme
itu masih demikian misteriusnya. Kita, sebagai orang awam bisa merasakan
misteri itu. Ya, ketika kita berkehendak, tiba-tiba saja anggota badan kita
bisa kita gerakkan mengikuti kemauan tersebut.
Tapi kalau kita mencoba mendekati persoalan itu secara informatika, agaknya
kita akan bisa 'merasakan kefahaman' lebih baik tentang perubahan energi
kehendak menjadi energi mekanik tersebut. Bahkan bukan hanya energi mekanik,
melainkan juga menjadi energi kimiawi, elektromagnetik, dan berbagai macam
energi yang dipancarkan oleh makhluk hidup selama aktivitasnya.
Kuncinya, memang ada pada 'informasi' yang terkandung di dalam
program-program dasar kehidupan yang dimasukkan Allah sang Pencipta ke dalam
miliaran sel yang ada di sekujur tubuh kita.
Saya kira kita sudah banyak membicarakan di depan bahwa energi itu tersimpan
di dalam makna kode-kode yang dipancarkan berupa sinyal listrik. Saya kira,
kita bisa menganalogikan dengan sinyal huruf sandi morse, yang bisa diberikan
berupa sinyal-sinyal cahaya. Atau, kita juga bisa menyusunnya dalam
sinyal-sinyal digital yang membentuk makna. Dan begitulah, memang yang terjadi
di dalam sel-sel.
Tegangan listrik tiba-tiba melonjak melewati ambang tegangannya sampai
mencapai + 40 mvolt, dan suatu ketika turun lagi sampai - 90 mvolt, dengan
suatu irama tertentu yanag membentuk kode-kode perintah untuk beraktivitas.
Lewat 'digitizer' kode-kode itu bisa dipahami secara digital dan diurai sebagai
perintah-perintah untuk melakukan gerakan otot, atau reaksi biokimiawi tertentu
yang menghasilkan energi.
Ini persis dengan penelitian Cyberkinetics yang menghubungkan otak orang
lumpuh dengan komputer. Dan lantas, si pasien lumpuh itu bisa menggerakkan
kursor komputer dengan pikiran dan kehendaknya. Kenapa bisa demikian?
Karena 'kehendak' tersebut muncul sebagai sinyal-sinyal listrik yang
mengandung kode berirama, dan kemudian bisa diurai secara digital oleh
digitizer. Kode-kode itulah yang berfungsi sebagai program digital untuk
mengoperasikan sejumlah peralatan dalam percobaan itu.
Perkembangan mutakhir dalam dunia informatika telah banyak membantu kita
untuk memahami mekanisme yang terjadi di balik otak. Yang menjembatani antara
kehendak Jiwa dengan aktivitas badan manusia. Jadi, kotak hitam alias black box
yang dulu sangat misterius itu, kini tidak terlalu gelap lagi ... !
5. KEKUATAN BERPIKIR POSITIF
Apa yang terjadi pada kita hari ini, adalah apa yang pernah kita pikirkan di
masa lampau. Beberapa waktu yang lalu, tanpa sengaja saya menemukan buku harian
saya ketika saya masih SMA. Saya sempat terkejut, karena di sana ada beberapa
doa yang pernah saya panjatkan kepada Allah, yang kini telah menjadi kenyataan.
Saya tidak perlu menyampaikan detail do'a itu kepada Anda. Tetapi, intinya
waktu itu saya ingin lebih memahami Eksistensi dan Ilmu-ilmuNya untuk
mendekatkan diri kepadaNya.
Tentu saja, hari ini saya belum merasa dekat kepadaNya. Tetapi, jalan untuk
mendekatkan diri dan proses memperoleh kefahaman atas Ilmu-IlmuNya itu kini
terbentang demikian luas di hadapan saya.
Saya tidak pernah membayangkan bahwa ini akan terjadi. Sebab, saya sekolah
bukan di sekolah agama secara formal. Yang tidak mendidik saya menjadi seorang
mubaligh, tapi menjadi seorang saintis atau teknolog.
Banyak kejadian yang menggiring kehidupan saya menuju pada apa yang pernah
saya doakan kepada Allah beberapa tahun yang lalu.
Kini saya merenungkan semua itu, justru ketika saya sedang menulis diskusi
tentang kekuatan Jiwa dan Ruh. Saya jadi teringat perkataan orang bijak: bahwa
engkau hari ini, adalah apa yang kamu pikirkan di masa lampau.
Atau perkataan William Shakespeare : "bukan aku yang membentuk puisiku, tapi
puisiku yang membentuk aku menjadi seperti ini." Atau, cerita Einstein tentang
teori-teorinya yang spektakuler : "aku tidak tahu bagaimana prosesnya,
tiba-tiba ide itu muncul dalam pikiran saya."
Kini, setelah saya merenung tentang kekuatan otak dan Jiwa, saya mulai
menemukan titik terangnya. Saya merasa ada benang merah yang bisa menjelaskan
semua itu.
Sebagaimana kita bahas di depan, bahwa otak dan Jiwa manusia mengalami
perkembangan dan menuju proses penyempurnaan terus-menerus. Sel-sel otak terus
berkembang atau menyusut seiring dengan pikiran dan perbuatan seseorang.
Jika seseorang berpikir dan berbuat yang bermanfaat menuju kualitas tinggi,
maka jumlah sel-sel otaknya bakal berkembang biak. Sebaliknya, jika berpikir
dan berbuat yang tidak bermanfaat berkualitas jelek, maka yang terjadi adalah
penyusutan sel-sel otak.
Bagi otak, sebenarnya antara berpikir dan berbuat tidaklah ada bedanya.
Ketika seseorang berpikir, muncullah sinyal-sinyal listrik. Demikian pula
ketika seseorang berbuat, ia juga memunculkan sinyal-sinyal listrik. 'Dunia
otak' tak lebih hanyalah dunia yang berisi sinyal-sinyal listrik.
Baik ketika dia sedang memerintahkan untuk menganalisa, berpikir, merenung,
berkata-kata, melihat, mendengar, emosional, maupun bergerak atau berlari.
Semuanya tak lebih hanya berupa sinyal-sinyal listrik belaka, yang
memerintahkan organ-organ lainnya untuk bereaksi.
Karena itu, bagi otak tidak ada bedanya antara berpikir dan berbuat. Jika
kita berpikir dan berbuat jahat, sel-sel otak bakal mengalami kerusakan secara
bertahap seiring dengan lamanya aktivitas itu.
Sebaliknya, kalau kita berpikir dan berbuat baik, sel-sel sarafnya bakal
berkembang biak. Sel-sel saraf yang berkembang biak itulah yang bakal
meningkatkan power alias kekuatan otak dan Jiwa seseorang. Karena kekuatan otak
seiring dengan jumlah sel-sel saraf yang terbentuk semakin sempurna.
Ini mirip dengan otot. Jika kita melatih otot kita dengan beban-beban yang
semakin besar, maka otot kita akan berkembang dan semakin kuat. Sebaliknya,
jika kita tidak pernah melatihnya bermalas-malasan maka otot kita bakal
melemah, dan berkurang jumlah sel-selnya.
Tapi mekanisme otak jauh lebih kompleks dibandingkan dengan otot. Otak
melibatkan mekanisme emosional dan bawah sadar seseorang. Dr Timothy Leary
mengatakan bahwa otak bagaikan sebuah jaringan yang tersusun dari 100 miliar
komputer induk (main frame) yang bekerja secara sangat kompleks.
Secara emosional, jika orang berpikir mengarah kepada sifat sombong, iri,
dengki, benci, dendam, marah, culas, bohong dan sebagainya, ia sama saja dengan
sedang merusak sel-sel otaknya. Emosi yang jelek itu jika dilakukan secara
terus-menerus bakal memiliki kekuatan merusak tidak kalah hebatnya dengan
kanker atau tumor otak. Dan bakal 'menghancurkan' kekuatan otak, sekaligus jiwa
seseorang.
Tapi, jika seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang penuh kasih sayang,
kejujuran, kedamaian, ketentraman, keikhlasan dan sebagainya, maka ia sedang
menyusun dan membangun kekuatan otak dan Jiwanya, lewat pertumbuhan sel-sel
limbiknya.
Bahkan selain mekanisme emosional, terdapat mekanisme bawah sadar yang sangat
misterius. Yang oleh Carl Gustav Jung disebut sebagai 'Ketidaksadaran
kolektif'. Atau oleh Maxwell Waltz dinamakan 'Servo Mechanism' alias mekanisme
otomatis.
Ini adalah sebuah mekanisme di luar kesadaran seseorang, yang berlaku secara
universal pada semua orang. Bahkan mekanisme itu bukan hanya berpengaruh pada
diri seseorang saja, melainkan bisa terhubung kepada orang lain. Bahkan,
melibatkan berbagai mekanisme alamiah di sekitarnya.
Ada suatu 'Mekanisme Tunggal' yang menghubungkan segala sesuatu di alam
semesta raya. Mulai dari benda-benda besar alam makro seperti interaksi
miliaran benda-benda langit lewat gaya gravitasinya, sampai pada
partikel-partikel di alam mikro yang berinteraksi lewat gaya-gaya nuklir.
Dan ternyata, mekanisme bawah sadar manusia juga terhubung kepada
interaksi-interaksi tersebut membentuk suatu hubungan alamiah yang saya sebut
sebagai 'Mekanisme Universal'.
Mekanisme Universal ini bagaikan 'The Giant main frame' alias komputer induk
raksasa yang mengatur segala kejadian di alam semesta. Mulai dari yang kecil
sampai yang besar. Dari yang mati sampai kepada yang hidup. Dari yang sederhana
sampai yang sangat kompleks dan rumit.
Dalam istilah Al-Quran komputer raksasa itu dinamakan sebagai Lauh mahfuzh
atau Kitabin Mubin (kitab yang nyata), atau 'ummul kitab' (induk segala kitab).
Termasuk kitab Al-Quran adalah sebagian dari Lauh Mahfuzh tersebut.
Di kitab inilah tersimpan segala mekanisme alam semesta, termasuk segala
kejadian yang lalu, maupun yang akan datang, sebagaimana difirmankan Allah
dalam berbagai ayatNya. Atau dalam istilah Stephen Hawking kitab itu adalah
'The Grand Formula' (Rumus Segala Kejadian), yang bisa digunakan Untuk
mengetahui kejadian masa lalu dan masa datang, di seluruh penjuru alam semesta.
QS. Al Anaam (6) : S9
Dan di sisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh).
Ayat di atas memberikan gambaran yang menarik tentang keberadaan 'Kitab
Induk' itu. Sebuah kitab yang memuat kunci-kunci semua kejadian ghaib (yang
tidak kita ketahui), baik di daratan maupun di lautan. Yang basah maupun yang
kering. Daun yang gugur maupun sebutir biji yang sedang tumbuh dalam perut bumi.
Di ayat yang lain bahkan Allah memberikan gambaran yang lebih menyeluruh
dengan menyebut segala kejadian di wilayah langit dan bumi. Sebesar partikel
sub atomik maupun yang lebih kecil 1agi atau lebih besar daripadanya. Ya,
seluruh kejadian di makrokosmos maupun mikrokosmos ternyata sudah termaktub di
dalam Lauh Mahfuzh.
QS. Yunus (10) : 61
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari
Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu
biarpun Sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih
kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat)
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
QS. Huud (11) : 6
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah lah yang
memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
QS. Ar Ra'd (13) : 39
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia
kehendaki), dan di sisi-Nya lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).
QS. Yasin (36) : 12
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas Yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Bukan hanya benda mati saja, tapi segala kejadian yang melibatkan makhluk
hidup juga terdapat di dalamnya. Binatang, tumbuhan dan bahkan segala perbuatan
manusia, di masa lalu maupun di masa datang. Seluruhnya terangkum di dalam
Kitab yang Nyata.
Penggunaan kata 'Kitabin Mubin' (Kitab yang Nyata) sangatlah menarik untuk
dicermati. Allah seakan-akan ingin menegaskan bahwa kitab itu bukan sekadar
khayalan. Ia adalah sesuatu yang nyata. Atau dengan kata lain, Kitab Induk itu
sebenarnya adalah 'Segala Kenyataan' yang tertuang di dalam alam semesta.
Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin mengemukakan bahwa seluruh isi alam
semesta ini sebenarnya berada dalam sebuah sistem yang satu, yang saling
terhubung. Karena itu, sebuah kejadian kecil di suatu tempat, akan mengimbas ke
seluruh wilayah alam semesta dan bisa diketahui dari posisi mana saja. Oleh
siapa saja. Inilah yang saya maksudkan dengan 'Mekanisme Universal' atau alam
Bawah Sadar.
Alam bawah sadar adalah "Ketaksadaran Universal' yang memiliki mekanisme
tertentu untuk mereaksi segala kejadian yang terjadi di alam semesta. Dia bisa
diakses darimana saja, termasuk oleh pikiran sadar manusia. Ia adalah
'Keseimbangan Abadi' yang bekerja berdasarkan Sunnatullah.
Maka, setiap kejadian bakal menerima respon dari alam bawah sadar itu secara
adil dan seimbang. Tidak ada kebohongan yang terjadi dalam mekanisme ini. Juga
tidak berlaku sistem nilai baik atau buruk. Yang ada hanya hukum 'aksi reaksi'
yang berjalan secara apa adanya.
Jika ada 'gaya dorong' yang mengenainya, maka 'mekanisme universal' itu akan
membalasnya dengan memberikan gaya dorong. Jika ada ketidakadilan yang
mengenainya, maka dia akan membalasnya dengan ketidakadilan juga. Kalau ada
aksi kejujuran, maka dia pun membalas dengan reaksi kejujuran.
Bahkan lebih jauh dari itu, mekanisme universal tersebut bisa mengatur
keberhasilan dan kegagalan seseorang atas tujuan-tujuan yang ditargetkan,
dengan mekanisme yang sangat unik.
Seperti saya katakan, 'Komputer Semesta' yang memiliki mekanisme universal
itu terhubung dan bisa diakses oleh otak kita. Interaksinya bagaikan sebuah
jaringan komputer, yang terdiri dari sebuah 'Komputer Induk' (main frame)
dengan miliaran komputer yang ada di otak setiap manusia.
Aksesnya berada di dalam sistem limbik, dimana sistem limbik ini juga bekerja
berdasarkan sistem kejujuran yang tidak bisa dibohongi. Sistem limbik menjadi
semacam interface (penghubung) antara alam sadar dan alam bawah sadar seseorang.
Jika kita menginginkan sesuatu, dan ingin berhasil mendapatkannya, maka
keinginan kita itu akan menerobos sistem limbik di otak kita. Yang pertama di
lakukan adalah menimbang, dengan cara mencocokkan keinginan itu pada memori
rasional (hippocampus) maupun emosional (amygdala).
Hasilnya, kita memperoleh persepsi tentang keinginan itu. Tidak masalah,
apakah persepsi itu rasional ataukah emosional. Yang penting otak telah
memperoleh persepsi, yang kemudian dilanjutkan dengan membuat keputusan.
Keputusan yang dibuat itu bakal berpengaruh ke dua arah. Arah yang pertama
adalah berupa keluarnya 'perintah' ke sistem organ tubuhnya untuk melakukan
sesuatu yang telah menjadi keputusan itu.
Dan yang kedua adalah perintah yang menuju keluar dirinya, yaitu ke Alam
Bawah Sadarnya. Perintah yang kedua ini akan masuk sebagai input bagi
'Komputer Induk' lewat mekanisme universal. Dan kemudian, alam bawah sadarnya
akan memberikan reaksi sekaligus merekam input tadi, untuk kepentingan jangka
pendek maupun jangka panjang.
Input tersebut memicu bergulirnya mekanisme universal, yang melibatkan banyak
variabel di luar diri seseorang. Berjuta-juta atau bahkan bermiliar-miliar
variabel yang bisa mempengaruhi hasil mekanisme bawah sadar tersebut. Baik yang
ada di dalam dirinya, orang lain, maupun yang ada di alam sekitarnya. Itulah
yang dikatakan oleh Prof Abdussalam tentang penyatuan hukum-hukum alam yang
disebut Grand Theory. Atau formulasi universal yang disebut sebagai Grand
Formula.
Jika teori itu bisa dirumuskan dalam suatu formula tertentu yang disebut
sebagai Grand Formula maka kita akan bisa memprediksi seluruh kejadian yang
bakal terjadi sampai berjuta-juta tahun ke depan, di penjuru alam semesta mana
pun ia terjadi.
Kita akan bisa mengetahui dan menghitung, kapan kita bakal sakit, memperoleh
rezeki, naik pangkat, ketemu jodoh, punya keturunan, atau bahkan saat-saat
kematian maupun kapan dan bagaimana terjadinya kiamat.
Malahan, tidak mustahil, kita akan bisa memprediksi dan menghitung apakah
kita bakal masuk neraka ataukah masuk surga. Sayangnya, secara statistik, kita
tidak mungkin bisa merangkum bermilyar-milyar variabel itu dalam satu rumus
tunggal Grand Formula. Untuk menghitung sebuah persamaan matematika dengan 10
variabel saja kita sudah 'angkat tangan' untuk menyelesaikannya. Apalagi
milyaran.
Namun secara praktis, mekanisme universal yang ada di alam bawah sadar itu
bisa kita pelajari secara kualitatif. Dan, menurut beberapa penelitian
psikologis, ternyata juga bisa dipengaruhi dengan cara tertentu, sehingga
menghasilkan efek yang kita kehendaki.
Menurut Maxwell Maltz, seorang pakar psikologi yang menyusun diskusi best
seller 'The New Psycho Cybemetics'. alam bawah sadar itu bisa dipelajari
mekanismenya dan kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan efek seperti yang
kita inginkan dalam mendukung kesuksesan dan kebahagiaan kita. Ia menciptakan
teori, sekaligus metode pelatihan, yang disebutnya sebagai Psycho Cybernetics.
Metode ini intinya mengatakan, bahwa kesuksesan dan kebahagiaan seseorang itu
bisa dikendalikan dan dicapai lewat pikiran yang positif. Keinginan yang
rasional, dan terus-menerus ditanamkan ke alam bawah sadar seseorang, bakal
menghasilkan keyakinan yang mendorong pada kesuksesan yang dituju. Ada
mekanisme otomatis di bawah sadar, yang mengkoordinasikan semua variabel untuk
menuju pada kesuksesan itu.
Kuncinya, kata Maltz, adalah kemampuan kita untuk menanamkan keyakinan bahwa
sesuatu itu bisa dilakukan dan benar-benar terjadi. Jika, keyakinan itu secara
berulang-ulang memprovokasi alam bawah sadar kita, maka kejadian itu bakal
benar-benar terjadi!
Keyakinan itu sendiri tidak boleh dikotori oleh kesombongan, ketidakjujuran,
kekhawatiran, ragu-ragu, dan berbagai sifat-sifat yang mengarah kepada pikiran
negatif alias negative thingking. Pikiran yang demikian tidak akan memberikan
keyakinan pada alam bawah sadarnya, sehingga tidak bisa memicu bergulirnya
mekanisme otomatis untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Adalah berbeda antara bermimpi alias sekadar ingin, dengan meyakini akan bisa
memperolehnya. Yang bisa berpengaruh pada alam bawah sadar kita bukanlah
bermimpi apalagi berkhayal tapi sebuah keyakinan rasional bahwa kita bisa
meraihnya.
Seseorang harus memiliki keyakinan rasional yang mantap, keikhlasan,
kesabaran, ketenangan, kejujuran dan mencintai dengan ketulusan hati. Barulah
dia mampu mempengaruhi mekanisme otomatis itu untuk menghasilkan sesuatu yang
diinginkannya.
Mekanisme Universal ini bisa kita terapkan untuk menjelaskan, kenapa
seseorang yang berdoa dengan tulus ikhlas dan keyakinan yang mantap bisa
terkabul seperti yang dia inginkan.
Sebab, doa yang tulus ikhlas dan sepenuh keyakinan, lantas diulang-ulang,
akan menstimulasi alam bawah sadarnya untuk bereaksi secara positif pula.
Sedangkan orang yang ragu-ragu dan tidak mantap dalam berdoa tidak akan bisa
memicu mekanisme bawah sadarnya untuk bereaksi. Bahkan, kalaupun bereaksi,
justru akan bereaksi secara negatif untuk memunculkan kegagalan.
Mekanisme ini pula yang saya rasa bisa menjelaskan apa yang terjadi pada diri
saya. Bahwa keyakinan, dan perasaan penuh harap ternyata telah mampu memicu
bergulirnya mekanisme universal sesuai dengan doa yang saya panjatkan.
Hasilnya, terjadi setelah proses itu berjalan sekian tahun kemudian.
Lama tidaknya proses itu berbeda-beda pada setiap kejadian, bergantung
seberapa banyak faktor dan variabel yang mempengaruhinya. Inilah yang
difirmankan Allah dalam berbagai ayatNya, bahwa barangsiapa berdoa kepada Allah
dengan sungguh-sungguh maka Allah akan mengabulkannya.
Doa itu harus diiringi dengan keyakinan terhadap suatu 'Mekanisme Tunggal'.
yang ternyata begitu dekat dengan kita. Sama sekali tidak jauh. Dan mekanisme
itu 'Pasti' akan mengabulkan doa tersebut.
QS. Al Baqarah (2) : 186
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a
apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Cermatilah kata-kata yang ditebalkan. Betapa Allah menggunakan kata-kata yang
memberikan penegasan untuk meyakinkan. Bahwa Dia sangat dekat dengan orang yang
berdoa, bahwa dia pasti mengabulkan, bahwa orang itu harus memohon hanya kepada
satu Tuhan saja, bahwa orang tersebut harus mengikuti perintah Allah saja
(berbuat kebaikan/positif), dan mesti beriman (yakin) bahwa doanya dikabulkan
Allah. Itulah kata-kata kunci agar doa seseorang bisa menyentuh dan memicu
mekanisme bawah sadarnya, sesuai dengan Sunnatullah.
QS. Sajdah (32) : 16
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada
Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Di ayat lain (di atas) Allah memberikan informasi bahwa keyakinan akan
tercapainya doa itu akan semakin kuat ketika seseorang melakukannya dengan
harap-harap cemas. Artinya dia benar-benar menjiwai doa yang dia panjatkan itu.
Dia benar-benar berharap kepada Allah yang Maha Mengabulkan doa.
Kalau kita sudah menjalankannya secara meyakinkan, maka Insya Allah DIA bakal
mengabulkan doa-doa dan keinginan baik itu. Bahkan Allah menegaskan dalam
bentuk janji dan sumpah, seperti dalam ayat berikut ini. Tentu saja asalkan
kita sabar dan tidak tergesa-gesa.
QS. Adz Dzaariyat (51) : 23
Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah
benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.
QS. Al Badarah (2) : 153
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.
OS. Al Israa' (17)
Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan.
Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
Sangatlah menarik di dua ayat yang terakhir Allah mengingatkan bahwa
terkabulnya doa seseorang itu sangat bergantung kepada kesabaran, dan bukan
ketergesa-gesaan. Kenapa demikian?
Karena proses tercapainya keberhasilan lewat mekanisme bawah sadar itu memang
membutuhkan waktu untuk berposes. Bukan sim-salabim atau abrakadabra. Semuanya
mengikuti sunnatullah dan berjalan dalam hitungan waktu. Allah mengatur semua
variabel proses untuk menuju pada sasaran yang dimaksud. Allah bersama
orang-orang yang sabar.
QS. Maryam (19) : 84
maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, karena
sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari) untuk mereka dengan
perhitungan yang teliti.
Selain harus sabar, ternyata 'prasangka' juga memainkan peranan penting dalam
keberhasilan doa kita. Jika kita berprasangka buruk, maka mekanisme bawah sadar
akan menghasilkan yang buruk. Sebaliknya kalau kita berprasangka baik kepada
Allah, maka hasilnya juga akan baik.
Begitulah memang cara kerja Servo Mechanism yang ada di alam bawah sadar
kita. Ini mirip dengan istilah GIGO (Garbage in, Garbage Out) dalam dunia
komputer, yang artinya : jika kita memasukkan sampah ke dalam proses
komputerisasi, maka hasilnya juga berupa sampah.
Jadi untuk menghasilkan suatu hasil positif, kita juga harus memasukkan
input-input yang positif ke dalam mekanisme bawah sadar kita. Dan input itu
cukup berupa sinyal-sinyal listrik positif saja, maka mekanisme bawah sadar
akan bekerja untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
Kelihatannya agak fantastis. Kok bisa hanya dengan berpikiran positif, kita
akan mencapai hasil yang positif? Saya ingatkan kembali pembahasan kita di
bagian yang lalu, bahwa 'Dunia Otak' hanyalah dunia sinyal-sinyal listrik.
Seluruh aktivitas kita mulai dari melihat, mendengar, berbicara, berpikir,
sampai bergerak, bagi otak sebenarnya tidak lebih hanyalah berupa munculnya
sinyal-sinyal listrik belaka.
Otak kita tidak pernah bergerak. Otak kita juga tidak pernah menangkap
bayang-bayang benda. Begitu juga, otak kita tidak pernah menangkap gelombang
suara, dan seterusnya. Semuanya sudah dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik
oleh mata, telinga, dan saraf-saraf motorik. Yang sampai ke otak semata-semata
sinyal listrik. Itulah yang menstimulasi berbagai komponen otak, termasuk
mekanisme bawah sadar.
Jadi, kalau kita bisa menciptakan sinyal-sinyal bayangan dari komputer,
kemudian sinyal-sinyal itu kita sambungkan ke pusat pendengaran kita di otak,
maka otak kita bakal tertipu. Ia seakan-akan melihat benda sungguhan. Padahal
itu kan hanya gambar komputer.
Begitu juga kalau kita memasukkan input berupa sinyal-sinyal suara ke pusat
pendengaran di otak. Maka sel-sel otak yang berkaitan dengan pusat pendengaran
akan menganggap itu sebagai suara betulan.
Begitulah memang mekanisme yang terjadi di dalam otak kita. Karena itu,
seseorang bisa dihipnotis dengan cara yang sama. Sang penghipnotis mengirimkan
sinyal-sinyal listrik ke pusat pendengaran, penglihatan, motorik dan
pusat-pusat persepsinya, maka orang yang dihipnotis itu seakan melihat sesuatu
dan menjalaninya seperti kejadian sungguhan. Padahal itu semua kan hanya
gelombang pikiran yang dipancarkan oleh si penghipnotis.
Kembali kepada 'Mekanisme Keberhasilan' yang ada di bawah sadar kita. Ketika
kita bisa mengirimkan sinyal-sinyal positif ke alam bawah sadar, maka mekanisme
itu akan menganggap kita telah mengerjakan sesuatu dengan sungguhan. Ia akan
menjadi input yang positif bagi sebuah proses keberhasilan. Beberapa firman
Allah di dalam Al-Quran menggambarkan hal itu.
QS. Al Fath (48) : 6
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan
orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk
terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan
Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka
Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
QS. Fushilat (41) : 23
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap
Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk
orang-orang yang merugi.
Jadi, sinyal listrik yang muncul dari sebuah prasangka buruk tidak ada
bedanya dengan sinyal listrik yang muncul dari sebuah perbuatan buruk. la akan
dianggap sebagai input oleh mekanisme bawah sadar kita sebagai keburukan.
Contoh gampangnya begini. Jika, kita berpikir bahwa kita ini bodoh. Kemudian,
orang-orang di sekitar kita juga mengatakan bodoh. Dan kemudian kita yakin
bahwa kita bodoh, maka keyakinan itu akan menjadi input bagi mekanisme bawah
sadar kita untuk menciptakan sebuah proses kegagalan dalam setiap yang kita
perbuat. Padahal sebetulnya kita tidak bodoh.
Sebaliknya kalau kita berpikir bahwa kita mampu, dan kemudian secara rasional
kita yakin bahwa kita mampu, maka keyakinan itu akan menjadi input positif bagi
Mekanisme Kesuksesan. Tapi kuncinya, 'tidak boleh ada kebohongan' dalam
keyakinan itu.
Perasaan dan keyakinan bahwa kita mampu itu harus memperoleh pijakan
rasionalnya. Artinya dalam kenyataannya kita harus berusaha secara rasional dan
kemudian kita merasa mampu. Jika tidak yakin, maka sinyal itu tidak akan pernah
berfungsi sebagai input bagi alam bawah sadar kita.
Inilah mekanisme sistem limbik secara umum. Bahwa sistem limbik yang
mengendalikan fungsi luhur Jiwa kita itu memang bukan hanya bekerja berdasarkan
emosional (amygdala), melainkan juga dipengaruhi oleh hippocampus sebagai
memori rasional.
Inilah yang oleh Maxwell Maltz disebut sebagai citra diri. Citra Diri
adalah sebuah persepsi dan keyakinan kita terhadap diri kita sendiri. Kita bisa
memiliki persepsi bahwa kita pintar (tapi bukan sombong), atau kita mempersepsi
bahwa kita bodoh, atau kita yakin bahwa kita mampu, dan seterusnya, yang
terbangun secara rasional. Bukan sekedar angan-angan. Jika hal itu kita yakini,
maka ia akan membentuk citra diri bahwa kita memang begitu.
Dalam konteks berdoa kepada Allah, maka keyakinan akan citra diri itu berpadu
dengan prasangka kita. Jika kita bercitra diri positif dan kemudian
berprasangka positif kepada Allah, maka Insya Allah doa kita itu akan berproses
mengikuti sunnatullah menuju pada mekanisme kesuksesan.
Itulah yang diajarkan Allah kepada kita. Allah terus-menerus menanamkan
kepada pikiran sadar kita bahwa Dia adalah Maha Berkuasa, Maha Mengabulkan doa,
Maha Pengampun, Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Jika itu memperoleh pijakan
rasionalnya di dalam pikiran kita, maka Insya Allah doa kita akan menjadi
mustajab. Gampang dikabulkan oleh Allah.
Penutup doa yang mustajab itu, kata Allah, selalu diakhiri dengan kata-kata
'Alhamdulillahi rabbii 'aalamin'. Menunjukkan bahwa kita sangat yakin kalau
Allah bakal mengabulkannya. Sebab DIA memang Maha Mengabulkan doa. Itulah cara
berpikir positif yang memiliki kekuatan besar dan mustajab, sebagaimana DIA
ajarkan, berikut ini.
QS. Yunus (10) : 10
Do'a mereka di dalamnya ialah: Subhanakallahumma dan salam penghormatan
mereka ialah: "Salam". Dan penutup do'a mereka ialah: Alhamdulillaahi Rabbil
aalamin.
===================================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================================
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/