Taubat (bagian ke-1): Definisi, Urgensi, dan Buah-Buah Taubat 

Al-Ikhwan.net
Abu Nu'man Mubarok  

1. Definisi
- Menurut bahasa: Kembali
- Menurut istilah: Kembali mendekat pada Allah setelah menjauh dari-Nya.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi, meninggalkan 
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi 
perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
2. Urgensi Taubat 
- Banyak yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya. Oleh 
karena itu banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan hati mereka 
kosong. Para ulama mengatakan: Taubatnya para pembohong adalah taubat dengan 
ujung lidah mereka, mereka mengatakan: “Saya mohon ampun dan bertaubat pada 
Alloh”. Tapi mereka tidak berhenti melakukan maksiat.
- Allah memerintahkan untuk bertaubat. Allah mengulang perintah tersebut 87 
kali. Allah juga memerintahkan Rasulullah untuk bertaubat. Allah berfirman: 
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman 
supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Hai 
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang 
semurni-murninya” (QS. 66: 8 ). Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, 
bertaubatlah kepada Allah sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam sehari 
100 kali” (HR. Muslim).
- Siapa yang tidak bertaubat kepada Allah berarti dzalim terhadap dirinya. 
Allah berfirman: “Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah 
orang-orang yang zalim” (QS. 49:11).
- Taubat adalah ibadah yang paling utama. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah 
menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” 
(QS. 2: 222). Dalam sebuah hadist dikatakan: “Demi Allah, Allah lebih 
bergembira dari pada seorang mu’min ………” dst.
3. Buah-Buah Taubat
- Taubat itu jalan menuju keberuntungan. Allah berfirman: “Dan bertaubatlah 
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” 
(QS. 24:31). Ibnul Qoyyim berkata: “Janganlah mengharapkan keberuntungan 
kecuali orang-orang yang bertaubat”.
- Malaikat berdo’a untuk orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman: 
“(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di 
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta 
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan 
kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan 
kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah 
mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala’” (QS. 40:7).
- Mendapat kemudahan hidup dan rizki yang luas. Allah berfirman: “dan hendaklah 
kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, 
mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik 
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan” (QS. 11:3). 
Dan firman Allah: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada 
Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat 
deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan 
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’” (QS. 11:52). Dan Allah 
berfirman: “maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu - 
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan 
kepada-mu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan 
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”
- Penghapus kesalahan dan pengampun dosa. Dalam hadis qudsi, Rasulullah 
bersabda: “Wahai anak adam, sesungguhnya engkau telah berdo’a pada-Ku dan 
mengharap pada-Ku, Aku telah ampunkan dosa-dosamu dan Aku tak menghiraukan. 
Wahai anak adam, andaikan dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta 
ampunan pada-Ku, Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak menghiraukan. Wahai anak 
Adam, andaikan kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sebesar Bumi, kemudian 
engkau tidak pernah mensekutukan pada-Ku dengan suatu apapun, Aku akan datang 
padamu dengan ampunan sebesar bumi pula.” Dan Rasulullah bersabda: “Orang yang 
bertaubat dari kesalahan bagaikan orang yang tidak punya dosa.” Dalam hadis 
yang lain: “Taubat itu menghapuskan dosa-dosa yang lalu.” 
- Hati menjadi bersih dan bersinar. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang 
mu’min jika melakukan perbuatan dosa, maka akan terjadi titik hitam di dalam 
kalbunya, jika dia bertaubat dan minta ampun pada Allah, kembali cemerlang 
hatinya, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut, hingga 
menutupi hatinya. Itulah “ar-ron” yang disebut oleh Alloh dalam firman-Nya: 
‘Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu 
menutupi hati mereka’” (HR. Tirmidzi).
- Dicintai Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang 
yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
 Taubat (bagian ke-2): Syarat-Syarat Taubat 
Al-Ikhwan.net 
Abu Nu'man Mubarok 


Allah berfirman: “dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) 
mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu 
luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka 
telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan 
kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam 
taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha 
Penyayang.” (QS. At-Taubah [9]: 118 )
1. Meninggalkan dosa tersebut. Ibnul-Qoyyim berkata: ”Taubat mustahil terjadi, 
sementara dosa tetap dilakukan”.
2. Menyesal atas perbuatannya. Rasulullah bersabda: ”Menyesal adalah taubat”.
3. Berazzam untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu Mas’ud berkata: ”Taubat yang 
benar adalah: Taubat dari kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan 
mustahilnya air susu kembali pada kantong susunya lagi.”
4. Mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk diha-lalkan. 
Imam Nawawi berkata: ”Diantara syarat taubat adalah mengembalikan kedzoliman 
kepada pemiliknya, atau meminta untuk dihalakan”.
5. Ikhlash. Ibnu hajar berkata: “Taubat tidak sah kecuali dengan ikhlash”. 
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah 
dengan taubat yang semurni-murninya” (QS. At Tahrim [66]: 8 ). Yang dimaksud 
taubat yang murni adalah taubat yang ikhlash.
6. Taubat dilakukan pada masa diterima-nya taubat. Masa diterimanya taubat 
adalah:

Sebelum saat sakarotul maut. 
Sebelum Matahari terbit dari barat. 
Allah berfirman: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang 
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di 
antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” 
(QS. An-Nisaa [4]: 18).
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama 
belum dalam sakarotul-maut” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadis yang lain Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya Alloh membentangkan 
tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan 
kesalahan di siang hari. Dan Allah membentangkan Tangan-Nya pada siang hari 
untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan kesalahan pada malam hari” 
(HR. Muslim).
Dalam hadist yang lain Rasululloh bersabda: “Barang siapa yang bertaubat 
sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya” (HR. Muslim).
Taubat (bagian ke-3): Macam-Macam Dosa dan Jalan Menuju Taubat 
Al-Ikhwan.net 
Abu Nu'man Mubarok 
 
Macam-Macam Dosa
1. Dosa Besar. Yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau ancaman 
hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: Dosa besar itu ada 17 macam.

4 macam di hati, yaitu: 1. Syirik. 2. Terus menerus berbuat maksiat. 3. Putus 
asa. 4. Merasa aman dari siksa Allah. 
4 macam pada lisan, yaitu: 1. Kesaksian palsu. 2. Menuduh berbuat zina pada 
wanita baik-baik. 3. Sumpah palsu. 4. mengamalkan sihir. 
3 macam di perut. 1. Minum Khamer. 2. memakan harta anak yatim. 3. memakan 
riba. 
2 macam di kemaluan. 1. zina. 2. Homo seksual. 
2 macam di tangan. 1. membunuh. 2. mencuri. 
1 di kaki, yaitu lari dalam peperangan 
1 di seluruh badan, yaitu durhaka terhadap orang tua. 
2. Dosa kecil. Yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas.
3. Dosa kecil yang menjadi besar

Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila 
dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan 
istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila 
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan 
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat 
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan 
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135) 
Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min 
dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang 
selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, 
bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu 
saja.” (HR. Bukhori Muslim) 
Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: 
“Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya 
berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka 
Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206) 
Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan 
orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka 
kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia 
untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka 
datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang 
bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri 
mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita 
katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan 
neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7) 
Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan 
diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat 
dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa 
di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, 
kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. 
Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia 
buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim) 
Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan. 
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan 
contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya 
setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim) 
Jalan Menuju Taubat
1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan 
kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin 
Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah 
menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang 
tertinggal perang”.
2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika 
saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada 
kuda dan istri saya.”
3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang 
membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … sesungguhnya 
disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, maka sembahlah Allah 
disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke negerimu, karena negerimu 
adalah negeri yang jelek.”
4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.
5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami, 
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) 
di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah 
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat 
kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Al 
Maraghi berkata: “Yang dimaksud ”terimalah taubat kami” adalah: Bantulah kami 
untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat dan kembali kepada-Mu.”
6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata: 
“Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang 
engkau durhakai.”
7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.
8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang berdosa.
9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat.
(Tamat) 
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke