http://www.hidayatullah.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=7971:guru-inggris-ajarkan-
penciptaan-disamping-evolusi&catid=89:teori-evolusi-menanti-
ajal&Itemid=86


Guru Inggris: Ajarkan Penciptaan Disamping Evolusi

Written by Administrator

Wednesday, 19 November 2008 07:23


Tokoh evolusionis Inggris semakin gundah dan khawatir. Ini karena
semakin membesarnya dukungan agar teori evolusi tidak diajarkan
sebagai dogma tunggal



Hidayatullah.com --Jajak pendapat baru-baru ini tampaknya membuat
kalangan evolusionis, khususnya di Inggris, semakin tidak bisa tidur
nyenyak. Pasalnya terungkap dalam jajak pendapat bahwa para siswa di
hampir sepertiga dari seluruh sekolah di Inggris telah belajar
tentang penjelasan asal-usul alam semesta menurut penjelasan
Penciptaan. Bahkan guru-guru pelajaran ilmu pengetahuan alam
berpendapat bahwa hal itu perlu diajarkan selama pelajaran di sekolah.

Sebagaimana dilaporkan www.telegraph.co.uk, 7 November 2008, dengan
judul "One in three teachers says teach creationism alongside
evolution" (Satu dari tiga guru berkata: ajarkan Penciptaan
beriringan dengan evolusi), temuan ini mendukung pandangan Prof.
Michael Reiss. Sebelumnya dilaporkan bahwa akibat tekanan kuat
kalangan evolusionis, Prof. Reiss dipaksa mengundurkan diri sebagai
direktur pendidikan di Royal Society, lembaga ilmiah bergengsi di
Inggris, setelah dalam pidatonya ia menganjurkan agar Penciptaan
dimasukkan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah.

Jajak pendapat ini melibatkan 1.200 pemirsa Teachers TV,
www.teachers.tv. Mengulas hasil yang tidak menyenangkan evolusionis
ini, kepala pelaksana Teachers TV berkata: "Hasil jajak pendapat ini
membenarkan bahwa perdebatan apakah ada tempat bagi pengajaran
Penciptaan di ruang kelas masih sengit."

Ajarkan juga Penciptaan dan Perancangan Cerdas

Dari jajak pendapat itu 31% guru setuju bahwa Penciptaan atau
Perancangan Cerdas hendaknya diberi kedudukan yang sama sebagaimana
teori evolusi dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Termasuk
dalam angka ini, sekitar seperlimanya adalah para guru ilmu
pengetahuan alam.

Separuh dari mereka yang dilibatkan dalam jajak pendapat itu setuju
dengan pandangan Prof. Reiss bahwa melarang penjelasan selain evolusi
justru berdampak menghambat tercapainya tujuan kegiatan belajar-
mengajar. Jika pelarangan itu dilakukan maka akan menjadikan para
murid yang agamis merasa terasingkan, imbuh mereka sebagaimana
dilaporkan Alexandra Frean, editor kolom pendidikan di Times Online 7
November 2008 dengan judul "Put creationism on a par with evolution,
say third of teachers" (Tempatkan Penciptaan setara dengan evolusi,
kata sepertiga guru).

Sementara itu sekitar 9 dari 10 peserta jajak pendapat yakin bahwa
para guru hendaknya diijinkan memperbincangkan Penciptaan jika para
murid memunculkan bahasan tersebut. Demikian papar koran The Guardian
7 November 2008 di bawah tajuk "Creationism should be taught as
science, say 29% of teachers" (Penciptaan sepatutnya diajarkan
sebagai ilmu pengetahuan, kata 29% guru).

Diperkirakan sekitar 10% siswa sekolah negeri di Inggris meyakini
pandangan Penciptaan. Rupanya angka yang serendah 10% ini sudah cukup
membuat gelisah evolusionis Inggris. Dengan perkembangan ini, sampai-
sampai profesor ateis evolusionis, Richard Dawkins, pernah mengecam
pemerintah Inggris dan para guru atas sikapnya yang menurut Dawkins
tidak patut dengan menghargai para murid dan orang tua yang tidak
meyakini teori evolusi.

Evolusionis Takut dan Cemas

Selain kalangan ilmuwan, pendukung teori evolusi lain seperti Terry
Sanderson, presiden "National Secular Society" (Perkumpulan Sekuler
Kebangsaan), pun merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia
berkata, "Temuan dalam jajak pendapat itu sungguh sangat
mengkhawatirkan. Kini saatnya bagi pemerintah untuk mengeluarkan
perintah ke sekolah-sekolah agar Penciptaan tidak diberikan pengakuan
dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam. Tempat untuk
memperbincangkannya adalah di kelas pendidikan agama."

Rupanya, kedzaliman diktator evolusionis yang telah memaksa pemecatan
Prof. Reiss menghasilkan pengaruh yang malah sebaliknya, dan sangat
tidak mereka inginkan. Yang terjadi di Inggris malah semakin
membesarnya dukungan agar teori evolusi tidak diajarkan sebagai satu-
satunya penjelasan asal-usul kehidupan, tanpa ada pembanding lain
seperti Penciptaan dan Perancangan Cerdas.

Ketakutan evolusionis akan adanya pembanding teori evolusi sebenarnya
tidaklah perlu, jika teori evolusi memang ilmiah. Ketakutan itu hanya
menjadikan semakin banyak orang penasaran, ada apa gerangan yang
disembunyikan di balik teori evolusi sesungguhnya?

Mengapa perlu ada seruan agar teori evolusi dilindungi pemerintah
melalui undang-undang, bukankah fakta dan bukti ilmiah cukup untuk
menegakkan teori evolusi, jika memang ilmiah? Jika menurut
evolusionis Penciptaan dan Perancangan Cerdas tidaklah ilmiah,
mengapa perlu takut diajarkan bersama-sama dengan teori evolusi?
Bukankah teori evolusi tidak perlu dipaksakan agar wajib diyakini
siswa melalui undang-undang negara, karena teori evolusi bukanlah
dogma dan agama? Bukankah para murid perlu dididik kritis dan cerdas,
sehingga bisa membedakan sendiri mana yang ilmiah dan mana yang palsu?

Segala perkembangan yang terjadi seputar teori evolusi ini merupakan
isyarat bahwa publik sudah semakin cerdas. Serapat apa pun aib
ketidakilmiahan teori evolusi disembunyikan, suatu saat pasti
masyarakat akan melihatnya.

[ah/timesonline/guardian/telegraph/www.hidayatullah.com]

Kirim email ke