Kado Inggris di Ulang Tahun Darwin ke-200 [Bagian I]              [PDF]

Monday, 09 February 2009 09:23
Malang nasib Charles Darwin. Di hari ulang tahunnya, selain pohon
evolusinya tumbang,  separuh warga Inggris tak lagi percaya teorinya



Hidayatullah.com – Meski hingar-bingar perayaan Hari Darwin 2009
disemarakkan para pendukung teori evolusi, namun mereka tidak bisa
menutupi kenyataan bahwa teori evolusi semakin terpuruk. Di detik-detik
menjelang peringatan yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2009 itu,
majalah iptek Inggris pro-evolusi New Scientist mengumumkan
tercabutnya"tree of life", alias tumbangnya pohon silsilah
evolusi kehidupan rekaan Darwin.

"Kado" kedua di hari ulang tahun Darwin adalah hasil temuan
ComRes, perusahaan konsultan ternama di bidang jajak pendapat dan
penelitian. Sebagaimana diberitakan Telegraph, 6 Februari 2009, dari
jajak pendapat itu terungkap bahwa lebih dari separuh warga Inggris
percaya bahwa teori evolusi tidak dapat menjelaskan kerumitan makhluk
hidup di Bumi dan bahwa suatu "perancang atau pencipta" pastilah
terlibat.

Pohon evolusi yang keliru dan menyesatkan

Pohon silsilah evolusi makhluk hidup buatan Charles Darwin, yang
memperlihatkan bagaimana jenis-jenis makhluk hidup berkerabat satu sama
lain, ternyata "salah" dan "menyesatkan", kata para
ilmuwan. Pernyataan ini ditulis apa adanya dalam kolom iptek harian
Inggris, Telegraph, 22 Januari 2009 dengan judul "Charles Darwin's
tree of life is 'wrong and misleading', claim scientists".

Para ilmuwan evolusionis sendiri bahkan yakin bahwa buah pikir Darwin
itu telah menyesatkan masyarakat. Ini dikarenakan teorinya Darwin
tentang pohon silsilah evolusi kehidupan itu membatasi bahkan
mengaburkan penelitian tentang makhluk-makhluk hidup dan nenek moyang
mereka.

New Scientist, 21 Januari 2009, menjelaskan bahasan tersebut panjang
lebar dengan judul yang terang-terangan menyatakan kekeliruan pohonnya
Darwin itu: "Why Darwin was wrong about the tree of life"
(Mengapa Darwin salah mengenai pohon kehidupan). New Scientist
menuturkan, Darwin pertama kali memunculkan gagasan tentang pohon
silsilah evolusi kehidupan di tahun 1837, sekitar 22 tahun sebelum
terbit buku kondangnya, the Origin of Species.

Menurut W. Ford Doolittle, biologiwan asal Dalhousie University, Kanada,
gambar pohon silsilah evolusi itu merupakan bagian inti terpenting dan
terutama bagi pemikiran Darwin. Pohon ini sama pentingnya dengan seleksi
alam. Tanpanya, teori evolusi tidak akan pernah muncul. Darwin
menjelaskan bahwa pohon silsilah evolusi itu adalah fakta di alam. Untuk
menjelaskan fakta pohon silsilah evousi itu, Darwin pun memunculkan
gagasan tentang "natural selection", seleksi alam.

Pohon silsilah evolusi makhluk hidup rekaan Darwin itu bermakna bahwa
seluruh makhluk hidup memiliki satu nenek moyang tunggal yang sama, yang
digambarkan sebagai bagian pangkal pohon paling bawah dari pohon itu.
Dari pangkal pohon ini tumbuhlah batang utama pohon tersebut, yang
semakin lama semakin tumbuh ke atas dan semakin mengalami percabangan
ganda di bagian ujung-ujungnya. Setiap cabang mewakili satu spesies
makhluk hidup, sedangkan titik percabangan pohon itu adalah tempat di
mana satu spesies berevolusi menjadi dua spesies.

Sebagian besar cabang atau ranting pohon silsilah kehidupan itu akhirnya
berhenti tumbuh, yang melambangkan spesies tersebut mengalami kepunahan.
Namun sebagian ranting lainnya tumbuh hingga ke puncak, ini adalah
spesies-spesies yang masih bertahan hidup. Dengan demikian keseluruhan
gambaran pohon silsilah kehidupan ini diyakini sebagai fakta bahwa
seluruh jenis makhluk hidup yang pernah ada di alam adalah berkerabat
dan berasal mula dari satu nenek moyang tunggal yang sama, melalui
proses evolusi.

Karena keterbelakangan iptek

Pohon silsilah evolusi kehidupan khayalan Darwin itu dibuat di masa ilmu
pengetahuan (iptek) sangatlah terbelakang. Di masa itu belumlah ada
mikroskop elektron dan seluk beluk rumit sel seperti kromosom, DNA, RNA,
struktur protein tidaklah diketahui Darwin. Tanpa pengetahuan iptek di
bidang biologi sel dan biologi molekuler ini wajarlah jika perumpamaan
Darwin mengenai pohon evolusi lebih banyak didasarkan pada rekaan atau
"believe" (meyakini) tanpa bukti, sebagaimana ia akui sendiri
dalam tulisannya:

The affinities of all the beings of the same class have sometimes been
represented by a great tree. I believe this simile largely speaks the
truth.

[Kekerabatan seluruh makhluk hidup dari kelas yang sama adakalanya
diumpamakan sebagai sebuah pohon besar. Saya yakin perumpamaan ini
sebagian besar menyatakan kebenaran]. (Charles Darwin,(1872), pp.
170-171. The Origin of Species. Sixth Edition. The Modern Library, New
York.)

Demikianlah, meskipun pohon silsilah evolusi ini hanyalah rekaan Darwin
yang didasarkan pada kepercayaan tanpa bukti, namun para ilmuwan
evolusionis sepeninggal Darwin meyakininya sepenuh hati. Karena diyakini
buta secara dogmatis dan dijadikan sebagai landasan kebenaran ilmiah,
selama sekitar 150 tahun terakhir para ilmuwan itu berlomba-lomba
mencocok-cocokkan temuan ilmiah mereka dan berupaya melengkapi secara
rinci pohon silsilah evolusi itu.

Semakin terbuktikah kebenaran pohon silsilah khayalan Darwin itu?
Majalah pro-evolusi New Scientist itu memberikan jawabannya:

For much of the past 150 years, biology has largely concerned itself
with filling in the details of the tree.... A few years ago it looked as
though the grail was within reach. But today the project lies in
tatters, torn to pieces by an onslaught of negative evidence. Many
biologists now argue that the tree concept is obsolete and needs to be
discarded.

[Sebagian besar dari 150 tahun tahun lalu, biologi sebagian besarnya
menyibukkan diri dengan mengisi bagian-bagian kecil dari pohon
tersebut.... Beberapa tahun lalu kelihatannya tujuan utama itu mudah
tercapai. Tapi kini pekerjaan itu berserakan, tercabik-cabik dihajar
bukti yang menyangkal. Banyak pakar biologi kini berdalih bahwa gagasan
pohon tersebut kuno dan perlu dibuang].

"Sudah sekian lama tujuan utamanya adalah untuk membangun pohon
kehidupan ... ...Kita tidak memiliki bukti sama sekali bahwa pohon
kehidupan itu adalah sesuatu yang nyata", kata Eric Bapteste, pakar
biologi evolusi di Pierre and Marie Curie University, Paris, Perancis.

Artinya, pohon kehidupan, atau lengkapnya pohon silsilah evolusi makhluk
hidup rekaan Charles Darwin ternyata sejak awalnya hingga sekarang
memang fiktif, khayalan, tanpa didasarkan bukti apa pun alias tidak ada
dalam kenyataan. Padahal sejak zaman Darwin hingga sekarang masyarakat
luas, terutama siswa dan mahasiswa, selama lebih dari 100 tahun melalui
buku-buku pelajaran di sekolah dan perguruan tinggi telah dicekkoki
dogma khayal tentang pohon evolusi yang ternyata fiktif ini, dan kini
dianggap sampah oleh ilmuwan evolusionis sendiri. (bersambung)
[wwn/newscientist/telegraph/www.hidayatullah.com
<http://www.hidayatullah.com/> ]

Kirim email ke